Teori fungsionalisme struktural merupakan
salah satu teori yang banyak dipergunakan oleh ilmu-ilmu sosial. Pendekatan
struktural adalah konsep pertama yang relatif sering dipergunakan oleh para
akademisi studi gerakan sosial dalam menjelaskan fenomena gerakan sosial.
Konsep ini sangat populer diantara akademisi ilmu pengetahuan sosial, bukan
karena kata struktural menjadi kata penting dalam pembendaharaan kata dalam
ilmu pengetahuan sosial sekarang ini, tetapi karena istilah struktural telah
berkembang menjadi eponymous school seperti fungsionalisme struktural, strukturalisme
dan pasca-strukturalisme (Situmorang, 2007).
Fungsionalisme struktural menekankan pada
persyaratan fungsional yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai sebuah sistem
untuk terus bertahan, kecenderungan masyarakat menciptakan konsensus (kesepakatan)
antar anggotanya dan kontribusi peran dan stastus yang dimainkan
individu/institusi dalam keberlangsungan sebuah masyarakat.
Masyarakat dilihat sebagai sebuah sistem
dimana seluruh struktur sosialnya terintegrasi menjadi satu, masing-masing
memiliki fungsi yang berbedabeda tapi saling berkaitan dan menciptakan
konsensus dan keteraturan sosial serta keseluruhan elemen akan saling
beradaptasi baik terhadap perubahan internal dan eksternal dari masyarakat.
Fungsionalisme struktural mengkaji peran atau
fungsi dari suatu struktur sosial atau institusi sosial dan tipe
perilaku/tindakan sosial tertentu dalam sebuah masyarakat dan pola hubungannya
dengan elemen-elemen lainnya. Selain itu, juga mengkaji status, peran dan
proses kerja keseluruhan masyarakat. Menurut Talcott Parsons, keberlangsungan masyarakat
sebagai sistem dan bertahan dari berbagai perubahan internal dan eksternal.
Ada empat persyaratan fungsioanal masyarakat
yang dikemukakan oleh Parsons. Persyaratan fungsional masyarakat tersebut
adalah adaptasi, goal attainment, integrasi dan latency. Adaptasi ditujukan
untuk memperoleh sumber daya yang memadai dari lingkungan sekitar dan mendistribusikan
ke seluruh sistem. Goal attainment ditujukan untuk menformulasikan tujau utama
dari suatu sistem/masyarakat. Integrasi dipahami sebagai upaya
mengkoordinasikan, mengatur hubungan antar elemen dan sistem. Latency
(nilai-nilai kolektif) diantaranya pendidikan, agama dan keluarga berperan
mentransfer nilai kolektif yang dibutuhkan untuk kelangsungan masyarakat,
melalui proses sosialisasi, institusionalisasi dan internalisasi.
Dalam
fungsionalisme struktural, istilah struktural dan fungsional tidak selalu perlu
dihubungkan, kita dapat mempelajari struktur masyarakat tanpa perlu mengetahui
fungsinya begitu juga sebaliknya. Fungsionalisme kemasyarakatan (societal
fungsionalism), sebagai salah satu pendekatan fungsionalisme struktural, paling
dominan dipakai oleh fungsionalis structural. Perhatian utama dari fungsionalisme
struktural ini adalah struktur sosial dan intitusi masyarakat secara luas,
hubungannya dan pengaruhnya terhadap anggota masyarakat.