Serat daun nanas telah dikenal sebagai bahan
tali-temali, tekstil dan kertas di beberapa tempat di dunia (Collins,1960).
Pada tahun enam puluhan, petani-petani di Filipina sengaja memelihara tanaman
nenas terutama untuk diambil daunnya sebagai bahan baku serat kualitas tinggi.
Tetapi penggunaan serat daun nanas akhirnya berkurang, akibat munculnya serat -
serat sintetik yang segera menguasai pasar. Tanaman nanas banyak terdapat di
Indonesia misalnya di Sumatera Utara (luas panen 6983 Ha), Riau (2449 Ha),
Sumatera Selatan (1174 Ha), Kalimantan Barat (1153 Ha), Kalimantan Timur (680 Ha),
Jawa Barat (891 Ha), Jawa Tengah (859 Ha), dan Jawa Timur (29762 Ha), dan luas
panen total Indonesia 49025 Ha (Data Statistik,1983).
Mengingat potensi tanaman nenas di Indonesia
cukup banyak, pendayagunaan serat nenas sebagai bahan baku pulp kertas mungkin
dapat memberi nilai tambah kepada perkebunan maupun para petani. Tinggi tanaman
nanas dapat mencapai 90 - 100 cm atau lebih, daun membentang sepanjang 100 -
150 cm dan kadang - kadang berduri untuk jenis tertentu. Jumlah daun setiap
pohon dewasa dapat mencapai 60 - 80 lembar atau 3 - 5 kg dengan kadar air kira
- kira 85%.
Pada umumnya limbah tanaman nanas terdiri
dari 90 % daun, 9 % tunas batang dan 1 % batang. Daun berbentuk roset dan makin
panjang ke arah atas permukaan tanah. Daun yang rimbun ini melekat pada batang
yang pendek. Permukaan atas daun nenas halus, sedangkan permukaan bawahnya
mempunyai banyak alur sepanjang daun. Daun nanas dapat berwarna hijau tua atau
coklat kemerah-merahan dan mengkilap (Collins, 1960).
Sebenarnya dalam beberapa hal, sifat serat
daun nanas lebih banyak daripada serat kayu. Sel serat daun nanas mempunyai
perbandingan panjang terhadap lebar sangat besar, sehingga sifat kertas yang
terbentuk juga sangat baik, misalnya: tipis, permukaan halus dan mudah dilipat
(Collins, 1960). Bahkan, kertasnya dapat diremas sampai kusut dan kemudian
dihaluskan kembali tanpa meningglkan bekas.
Pulp daun nanas sesuai untuk dibuat jenis
kertas khusus, misalnya: kertas filter, sigaret, tissue, dan lain - lain.
Pemasakan daun nanas dapat dilakukan dengan berbagai proses misalnya proses
soda bertekanan dan proses sulfit netral dengan 4 - 12 % natrium sulfit (FAO,
1983). Ada pula penelitian yang menggunakan proses soda sulfit dengan kondisi
15 % natrium sulfit, 2 % natrium hidroksida dan suhu pemasakan 120 ºC (Kurita,
1980). Sedangkan bibit dari tunas tangkai daun dari mahkota dapat dipanen
masing - masing sekitar 18 dan 24 bulan. biasanya tanaman jenis Cayenne dibongkar
setelah panen tiga kali, agar produktivitasnya terjaga (Collins, 1960).
Morfologi serat nanas jenis cayenne : panjang serat rata 3,40 mm, diameter
serat bagian luar 6,99 mikrometer dan tebal dinding 2,33 mikrometer (Wawan K,
2006).
Tags
Kertas