Sejarah UML dimulai ketika model pemograman
mulai berkembang. Model biasanya digambarkan dalam bahasa visual, kebanyakan
informasi dalam model diekspresikan oleh simbol grafik dan sambungan. Seperti
kata pepatah : 'picture says more than a thousands words" juga relevant
dengan pemodelan. Dengan menggunakan deskripsi visual lebih mudah untuk mengkomunikasikan
relasi yang kompleks, dan membuat pemodelan praktis lebih mudah dikerjakan.
Bagaimanapun, tidak ada sesuatupun yang sesuai untuk menggambarkan secara
visual, dan beberapa informasi dalam model perlu diekspresikan dalam bentuk
teks.
Syarat
model yang baik adalah:
- Benar untuk menggambarkan sistem yang dibangun
- Konsisten (dalam tinjauan yang berbeda seharusnya tidak mengekspresikan sesuatu yang menimbulkan konflik dengan tinjauan yang lain).
- Mudah dikomunikasikan dengan yang lain.
- Mudah diubah
- Mudah dimengerti (sesederhana mungkin tapi tidak lebih sederhana).
UML adalah bahasa pemodelan visual yang
memiliki semua kemungkinan untuk menjadi standart formal dalam pembuatan model
yang berkorespondensi dengan persyaratan model yang baik diatas.
Salah satu ide awal dibelakang UML adalah
sebagai akhir dari perang metode pada komunitas OOP. OO pertama kali ditemukan
oleh bahasa pemrograman Simula, tapi tidak begitu populer, sampai akhir tahun
80-an dengan bahasa pemrograman seperti C++ dan Smalltalk. Dengan suksesnya
OOP, diperlukan metode untuk mendukung pengembangan software. Metode OOP menjadi
populer dan digunakan pada tahun 90-an. Beberapa metode lain yang populer
adalah Booch, OMT, OOSE/Objectory, Fusion dan Coad/Yourdon.
Tiap metode memiliki notasi tersendiri
(semisal simbol yang digunakan untuk menggambarkan model berorientasi obyek),
proses (aktifitas apa yang dikerjakan pada bagian yang berbeda dalam
pengembangan), dan alat bantu/tools (CASE-tools yang mendukung notasi dan
proses). Ini membuat pemilihan metode menjadi keputusan yang sangat penting,
dan seringkali menimbulkan argumentasi dan debat sampai ditemukan metode mana
yang terbaik atau lebih advanced atau yang benar untuk digunakan dalam suatu
proyek khusus. Sebagaimana halnya argumentasi : yang mana sistem operasi yang
terbaik ? bahasa pemrograman yang terbaik ? seringkali tidak tersedia jawaban
yang baik karena semua metode memiliki kekuatan dan kelemahan sendiri-sendiri. Pengembang
yang berpengalaman seringkali kali menetapkan suatu metode sebagai dasar, dan
memasukkan ide dan solusi dari metode yang lain. Pada prakteknya, perbedaan
antara metode tidak benar-benar harus ada, metode-metode tersebut akan terus
berkembang dan menjadi mirip satu sama lain. Hal ini ditemukan oleh beberapa
pemilik metode dan mereka mulai berusaha untuk bekerja sama.
Grady Booch dan James Rumbaugh di perusahaan
Rational Software mulai kerjanya dengan UML di tahun 1994, tujuan mereka adalah
membuat metode baru, "Unified Method" yang menggabungkan metode Booch
dan metode OMT-2. Dan pada tahun 1995, Ivar Jacobson penemu metode OOSE dan
metode Objectory bergabung. Rational juga mengajak Objective Systems, perusahan
Swedia yang mengembangkan dan mendistribusikan Objectory. Pada titik ini, pengembang
UML juga merealisasikan tujuan mereka untuk membuat bahasa pemodelan standart
dan yang diberi nama dengan "Unified Modelling Language". Kemudian
UML versi 1.0 dilempar ke pasaran pada tahun 1997.
Selain menggabungkan tiga metode utama dari
UML yaitu dari metode Booch, OMT dan OOSE, mereka juga membawa ide dari metode
lain. Ide David Harel tentang state chart juga diadopsi dalam UML state
diagram, bagian dari notasi Fusion untuk memberi nomer operasi dimasukkan dalam
Collaboration Diagram, dan ide Gamma-Helm-Johnson-Vlissides pada pola dan
bagaimana cara mendokumentasinya untuk mengilhami untuk membuat Class Diagram. Selama
tahun 1996, sejumlah organisasi yang bergabung dengan Rational untuk membentuk
konsorsium. Organisasi tersebut melihat UML sebagai strategi menguntungkan bagi
bisnis mereka dan berharap dapat memberikan konstribusi untuk mendefinisikan
UML. Perusahaan tersebut antara lain : DEC, HP, I-Logix, Intellicorp, IBM, ICON
Computing, MCI Systemhouse, Microsoft, Oracle, Texas Instruments, Unisys, dan
tentu saja Rational. Perusahaan tersebut juga mendukung proposal untuk
mengadaptasi UML sebagai OMG (Object Management Group, organisasi yang
mempelopori standart pada bidang berorientasi obyek), sebagai standart untuk
bahasa pemodelan.
Rational juga membuat perjanjian dengan
Microsoft, yang menyatakan bahwa perusahaan akan bekerjasama untuk
mengembangkan dan memasarkan pengembangan tools. Ini berarti bahwa mereka
berharap untuk menerima lisensi teknologi dari yang lain, dan itu berarti bahwa
produk mereka mudah untuk bekerja sama dengan yang lain (Sebagai contoh
Rational Rose akan mengintegrasikan high-end CASE tool untuk lingkungan
pengembangan semisal Visual C++ atau Visual Basic).
Pada saat UML mulai menjadi standart, maka
akan semakin dikenal oleh pengembang sebagai bahasa pemodelan standart.
Bagaimanapun, pada saat OMG direncanakan sebagai bahasa pemodelan standart, UML
juga dapat diterima sebagai standart formal. Ini menjadikan lebih banyak
permintaan akan UML dan definisi formal yang lebih presisi, sehingga menaikkan
kualitas bahasanya. Standardisasi formal juga merupakan hal yang penting bagi
banyak industri sebelum mereka menggunakan teknologi baru.
Pada saat sekarang ini, standart OMG UML
dipandang sebagai pilihan yang menyakinkan dan pasti untuk pemodelan visual,
dan menggantikan bahasa pemodelan visual lainnya seperti : STEP Express/G, ER,
EER, dll. Semua pemasok CASE tool bergabung untuk kontes pendukung UML. Dan
setelah sebelumnya terjadi perang metode, sekarang beramai-ramai mengadakan perjanjian
untuk suatu notasi yang standart, tidakkah hidup ini begitu mengagumkan?
Tags
Internet