Proses pembutan kertas merupakan proses yang
panjang. Bowyer et al. (2003) menjelaskan proses pembuatan kertas dilakukan melalui
beberapa tahapan, pembuatan pulp (pulping), pelarutan serat dalam air, beating
atau refening pulp, pencampuran bahan-bahan additive (filler, sizing material,
wet-strenght binders), pembentukan lembaran serat, pembuangan air, dan
pengeringan lembaran.
Pulp dihasilkan dari bahan berlignoselulosa
baik kayu maupun non kayu. Pembuatan pulp dapat menggunakan metode mekanis,
semi mekanis, kimia, maupun semikimia. Sifat dan karakteristik pulp yang
dihasilkan dari setiap metodepun berbeda, metode yang umum digunakan dalam
industri pulp dan kertas adalah metode kimia dengan proses kraft. Proses kraft
adalah proses pembuatan pulp dimana kayu atau bahan berlignoselulosa lainnya
dimasak menggunakan bahan kimia Na2S dan NaOH dengan suhu ± 170°
Sumber: Bowyer et al. (2003).
Pulp yang telah terbentuk (wet pulp dan dry
pulp) mengalami pelarutan kembali dengan menggunakan air untuk memisahkan
serat-serat pada pulp. Konsistensi pulp sangat diperhatikan pada tahap ini.
Pulp berada pada konsistensi rendah sekitar 4-5%. Tahap ini merupakan tahapan
proses produksi kertas yang banyak membutuhkan air.
Pada proses beating dan refining, pulp serat
dipipihkan dan diuraikan. Sebagian bear kekuatan kertas terjadi akibat dari
ikatan-ikatan hydrogen molekulmolekul selulosa yang menyusun serat-serat secara
berdampingan. Untuk memberikan potensi ikatan maksimum, serat ditumbuk atau digiling
untuk memipihkan dan menguraikann mikrofibril dari dinding-dinding sel serta memperluas
permukaan serat. Kemudian serat kembali dicampur dengan air hingga konsistensi
mencapai 1% serat per berat.
Pencampuran bahan-bahan tambahan yang
diperlukan seperti bahan kimia, bahan additive dan lain-lain. Penambahan bahan
ini diperlukan untuk meningkatkan sifat dan mutu kertas. Namun jumlah yang
ditambahkan dalam jumlah sedikit. Bahan-bahan kimia yang ditambahkanpun
bervariasi tergantung kertas yang dihasilkan. Pulp yang telah dicampurkan bahan
additive kemudian dibentuk menjadi lembaran serat. Stock dialirkan untuk
membentuk kertas pada silinder kasa yang berputar. Mesin yang biasa digunakan
yaitu fourdriner.
Setelah lembaran serat terbentuk dan
dialirkan pada silinder kasa. Pulp mengalir di atas saringan, air keluar dengan
bantuan kotak penghisap atau alat yang mempercepat pengurasan air. Pengurasan
air ini menggunakan fourdriner. Lembaran serat tersebut mengalami pengepresan
basah dan dilanjutkan dengan proses penguapan yang bertujuan mengurangi kadar
air pada lembaran serat.
Setelah itu dilakukan pengepresan kembali
untuk mendapatkan ketebalan kertas yang dikehendaki. Kertas lalu digulung
kedalam gulungan-gulungan besar yang selanjutnya dapat diproses sesuai dengan
kebutuhan menjadi lembaran-lembaran kecil.
Tags
Kertas