Pengertian pembelajaran kontekstual
atau lebih dikenal
disebut dengan Contextual Teaching and
Learning (CTL) adalah
suatu konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa ke dalam kelas. CTL mendorong siswa untuk
menghubungkan pengetahuanyang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari.
Melalui pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari konteks
yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari mengkonstruct sendiri,
digunakan untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, baik
sebagai anggota keluarga
maupun sebagai anggota
masyarakat (Nurhadi, dkk., 2004).
Elaine
B. Johnson (2007)
merumuskan pengertian Contextual
Teaching and Learning (CTL) sebagai berikut:
”The CTL system is on educational process
that aims to help students see meaning
in the academic material they are studying by connecting academic subjects with
the context of their daily lives, that is, with the context of
their personal, social,
and cultural circumstances. To achieve
this aim, the
system encompasses the
following eight component: making
meaningful connections, doing
significant work, self-regulated learning,
collaborating, critical and
creative thinking, narturing the
individual, reaching high
standards, using authentic assessment”.
Kutipan diatas mengandung arti bahwa sistem
CTL merupakan suatu proses pendidikan
yang bertujuan membantu
siswa melihat makna
dalam bahan pelajaran yang mereka
pelajari dengan cara
menghubungkannya dengan konteks
kehidupan mereka
sehari-hari, yaitu dengan
konteks lingkungan
pribadinya, sosial dan budayanya. Untuk
mencapai tujuan tersebut
sistem CTL akan
menuntun siswa melalui kedelapan
komponen utama CTL:
melakukan hubungan yagn
bermakna, mengerjakan pekerjaan yagn berarti, mengaturkan cara belajar
sendiri, bekerja sama, berpikir kritis dan kreatif, memelihara/merawat pribadi
siswa, mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan asesmen autentik.
Dengan
demikian dalam pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL), guru
berperan sebagai fasilitator tanpa
henti (reinforcing), yakni membantu siswa menemukan makna (pengetahuan), karena
siswa memiliki ’response potentiality’ yang bersifat kodrati. Keinginan untuk menemukan mana
(pengetahuan) adalah sangat
mendasar bagi siswa. Karena
itu tugas utama guru (pendidik) adalah memberdayakan potensi kodrati
siswa, sehingga mereka terlatih menangkap makna dari materi pelajaran yang
diajarkan.
Tags
Psikologi Pendidikan