Menurut Raka Joni (1992) (dalam Martinis
Yamin, 2007) menjelaskan pengertian keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran
dapat dilaksanakan manakala pembelajaran yang dilakukan lebih terpusat pada
siswa; guru berperan sebagai pembimbing supaya terjadi pengalaman belajar;
tujuan kegiatan pembelajaran tercapai kemampuan minimal siswa (kompetensi dasar);
pengelolaan kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada kreativitas siswa,
meningkatkan kemampuan minimalnya, dan mencipta siswa yang kreatif serta mampu
menguasai konsepkonsep; dan melakukan pengukuran secara kontinu dalam berbagai aspek
pengetahuan, sikap, dan ketrampilan. Keaktifan yang dimaksud adalah kegiatan
atau aktivitas oleh siswa yang dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik pada
diri siswa karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu
dengan lingkungan.
Aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (
2005 ) berarti giat. Aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran perlu
diperhatikan oleh guru, agar proses belajar mengajar yang ditempuh mendapatkan
hasil yang maksimal. Maka guru perlu mencari cara untuk meningkatkan keaktifan siswa.
Keaktifan
peserta didik dalam belajar secara efektif itu dapat dinyatakan sebagai
berikut:
- Hasil belajar peserta didik umumnya hanya sampai tingkat penguasaan, merupakan bentuk hasil belajar terendah.
- Sumber–sumber belajar yang digunakan pada umumnya terbatas pada guru (catatan penjelasan dari guru) dan satu dua buku catatan.
- Guru dalam mengajar kurang merangsang aktivitas belajar peserta didik secara optimal (Tabrani, 1989).
Keaktifan sendiri merupakan motor dalam
kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa di tuntut untuk selalu
aktif memproses dan mengolah hasil belajarnya. Untuk dapat memproses dan
mengolah hasil belajarnya secara efektif, siswa dituntut untuk aktif secara
fisik, intelektual, dan emosional. Sardiman (2009) berpendapat bahwa aktifitas
disini yang baik yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar
kedua aktifitas itu harus saling terkait. Kaitan antara keduanya akan
membuahkan aktifitas belajar yang optimal. Banyak aktifitas yang dapat
dilakukan siswa disekolah.
Beberapa macam aktifitas itu harus diterapkan
guru pada saat pembelajaran sedang berlangsung. Dalam proses belajar aktif
pengetahuan merupakan pengalaman pribadi yang diorganisasikan dan dibangun
melalui proses belajar bukan merupakan pemindahan pengetahuan yang dimiliki
guru kepada anak didiknya, sedangkan mengajar merupakan upaya menciptakan
lingkungan. agar siswa dapat memperoleh pengetahuan melalui keterlibatan secara
aktif dalam kegiatan belajar. Untuk itu guru harus memotivasi siswa pada saat pembelajaran
berlangsung, dalam hal ini guru berperan sebagai fasilitator pada saat
pembelajaran.
Guru berperan untuk menciptakan kondisi yang
kondusif dan mendukung bagi terciptanya pembelajaran yang bermakna. Siswa
(peserta didik) harus mengalami dan berinteraksi langsung dengan obyek yang
nyata. Jadi belajar harus dialihkan yang semula berpusat pada guru menjadi pembelajaran
yang berpusat pada siswa. Sekolah merupakan sebuah miniatur dari masyarakat
dalam proses pembelajaran harus terjadi saling kerja sama dan interaksi antar
komponen.
Pendidikan modern lebih menitik beratkan pada
aktifitas yang sejati, di mana siswa belajar dengan mengalaminya sendiri
pengetahuan yang dia pelajari. Dengan mengalami sendiri, siswa memperoleh
pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan serta perilaku lainnya termasuk sikap
dan nilai. saat ini pembelajaran diharapkan ada interaksi siswa pada saat
pembelajaran. Hal ini agar siswa menjadi lebih aktif dan kreatif dalam belajar.
guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator.
Tags
Psikologi Pendidikan