Ada beberapa pengertian gerakan sosial. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pengertian Gerakan sosial adalah tindakan atau
agitasi terencana yang dilakukan sekelompok masyarakat yang disertai program
terencana dan ditujukan pada suatu perubahan atau sebagai gerakan perlawanan
untuk melestarikan pola-pola dan lembaga masyarakat yang ada. Dalam sosiologi,
gerakan tersebut di atas diklarifikasikan sebagai suatu bentuk perilaku
kolektif tertentu yang diberi nama gerakan sosial. Sejumlah ahli sosiologi
menekankan pada segi kolektif dan gerakan sosial ini, sedangkan diantara mereka
ada pula yang menambahkan segi kesengajaan, organisasi dan kesinambungan.
Sebagai sebuah aksi kolektif, umur gerakan sosial tentu sama tuanya dengan
perkembangan peradaban manusia. Perubahan suatu peradaban ke peradaban lain
tidaklah selalu melalui jalan “damai” bahkan sejarah membuktikan perubahan
peradaban masyarakat kerap terjadi melalui gerakan-gerakan kolektif atau yang
lebih dikenal dengan istilah gerakan sosial sekarang ini (Situmorang, 2007).
Gerakan sosial lahir dari situasi dalam
masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap
masyarakat. Dengan kata lain, gerakan sosial lahir dari raksi terhadap sesuatu
yang tidak diinginkan rakyat atau menginginkan perubahan kebijakan karena
dinilai tidak adil. Gerakan secara merupakan gerakan yang lahir dari prakarsa
masyarakat dalam menuntut perubahan dalam institusi,kebijakan atau struktur
pemerintahan. Disini terlihat tuntutan perubahan itu lahir karena melihat
kebijakan yang ada tidak sesuai dengan konteks masyarakat yang ada maupun
bertentangan dengan kepentingan masyarakat scara umum.
Gerakan sosial itu dilahirkan oleh kondisi
yang memberikan kesempatan bagi gerakan itu. Jadi ada sekelompok besar rakyat
yang terlibat secara sadar untuk menuntaskan sebuah proses perubahan sosial.
Selanjutnya gerakan sosial ini gelombang pergerakan dari individu-individu,
kelompok yang mempunyai tujuan yang sama yaitu suatu perubahan sosial Indikasi
awal untuk menangkap gejala sosial tersebut adalah dengan mengenali terjadinya
perubahan-perubahan pada semua elemen arena publik dan ditandai oleh kualitas
“aliran” atau “gelombang”. Dalam prakteknya suatu gerakan sosial dapat
diketahui terutama lewat banyak organisasi baru yang terbentuk, dan
bertambahnya anggota dalam suatu organisasi gerakan.
Selain itu menurut Lofland dua aspek empiris
gelombang yang perlu diperhatikan adalah Pertama aliran tersebut cenderung
berumur pendek antara lima sampai delapan tahun. Jika telah melewati umur itu
gerakan akan melemah dan meskipun masih ada akan tetapi gerakan telah mengalami
proses ‘cooled down’. Kedua, banyak organisasi gerakan atau protes yang berubah
menjadi gerakan sosial atau setidaknya bagian dari gerakan-gerakan tersebut
diatas.
Organisasi-organisasi ini cenderung selalu
berupaya menciptakan gerakan sosial atau jika organisasinya berbeda maka mereka
akan dengan sabar menunggu pergeseran struktur makro yang akan terjadi
(misalnya krisis kapitalis) atau pertarungan yang akan terjadi antara yang baik
dan yang jahat, atau kedua hal tersebut. Serta menunggu kegagalan fungsi
lembaga sentral, kala itulah gerakan itu bisa dikenali sebagai gerakan
pinggiran, gerakan awal dan embrio gerakan (Lofland, 2003).
Menurut John Lofland, ada 17 variabel yang
berpengaruh terhadap gerakan sosial, yaitu: (a) Perubahan dan ketimpangan
sosial, (b) Kesempatan politik, (c) Campur tangan negara terhadap kehidupan
warga, (d) Kemakmuran (yang menimbulkan deprivasi ekonomi), (e) Konsentrasi
geografis, (f) Identitas kolektif, (g) Solidaritas antar kelompok, (h) Krisis
kekuasaan, (i) Melemahnya kontrol kelompok yang dominan, (j) Pemfokusan krisis,
(k) Sinergi gelombang warga negara (penduduk), (l) Adanya pemimpin, (m)
Jaringan komunikasi, (n) Integrasi jaringan di antara para pembentuk potensial,
(o) Adanya situasi yang memudahkan para pembentuk potensial, (p) Kemampuan
mempersatukan.
Perlu diperhatikan juga ada beberapa faktor
pengaruh terhadap jalannya gerakan sosial, gagasan ini dapat digambarkan pada
tabel dibawah ini.
Aspek mikro (Internal
diri aktor)
|
Aspek makro (Eksternal
diri aktor)
|
Ideologi
diri
|
Kondusivitas
structural
|
Nilai-nilai
diri
|
Ketegangan
structural
|
Perspektif
memandang suatu fenomena
|
Penyelenggaraan
pemerintah
|
Sumber
daya diri
|
Strategi
pembangunan
|
Komitmen
diri
|
Situasi
dan kondisi yang sedang berlangsung
|
Sumber : (Wahyudi ,2005)
Maka dari itu, gerakan sosial dapat
dikategorikan sebagai sebuah manifestasi kepentingan orang-orang yang tidak
mendapatkan jaminan dari adanya kekuasaan secara struktural negara. Sehingga
mengambil jalan untuk mewujudkan tuntutan dengan berbagai macam metode
perlawanan yang disajikan, mulai dari yang bersifat taat asas hukum sampai
kepada sebuah usaha yang radikal progresif dalm payung hukum yang abnormal
dalam implementasinya. Walaupun nantinya konsekuensinya yang terjadi harus
melibatkan semua potensi material yang dimiliki oleh para pelaku gerakan sosial
itu sendiri. Baik harta, tenaga maupun nyawa sekalipun untuk mewujudkan harapan
keadilan bagi semua orang.