Ada beberapa pengertian antioksidan. Di dalam
tubuh kita terdapat senyawa yang disebut antioksidan yaitu senyawa yang dapat
menetralkan radikal bebas, seperti: enzim SOD (Superoksida Dismutase), gluthatione,
dan katalase. Antioksidan juga dapat diperoleh dari asupan makanan yang banyak mengandung
vitamin C, vitamin E dan
betakaroten serta senyawa fenolik. Bahan pangan yang dapat menjadi sumber
antioksidan alami, seperti rempah-rempah, coklat, biji-bijian, buah-buahan,
sayur-sayuran seperti buah tomat, pepaya, jeruk dan sebagainya (Prakash, 2001).
Tubuh
manusia tidak mempunyai
cadangan antioksidan dalam
jumlah berlebih, sehingga jika
terjadi paparan radikal
berlebih maka tubuh
membutuhkan antioksidan
eksogen. Adanya kekhawatiran
akan kemungkinan efek
samping yang belum diketahui
dari antioksidan sintetik
menyebabkan antioksidan alami
menjadi alternatif yang sangat dibutuhkan (Sunarni, 2005).
Senyawa
antioksidan memegang peranan
penting dalam pertahanan
tubuh terhadap pengaruh buruk
yang disebabkan radikal
bebas. Radikal bebas
diketahui dapat menginduksi penyakit
kanker, arteriosklerosis dan
penuaan, disebabkan oleh kerusakan jaringan karena oksidasi
(Kikuzaki dan Nakatani, 1993).
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena
mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Untuk mencapai
kestabilan atom atau
molekul, radikal bebas
akan bereaksi dengan molekul disekitarnya
untuk memperoleh pasangan
elektron. Reaksi ini
akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan
akan menimbulkan berbagai penyakit seperti
kanker, jantung, katarak,
penuaan dini, serta
penyakit degeneratif
lainnya.
Persyaratan
(sesuai peraturan/undang–undang): Antioksidan sebagai bahan
tambahan pangan batas
maksimum penggunaannya telah
diatur oleh Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor:
772/Menkes/Per/IX/88,
antioksidan yang diizinkan
penggunannya antara lain asam askorbat, asam eritrobat, askorbil palmitat, askorbil stearat,
butil hidroksilanisol (BHA),
butil hidrokinin tersier,
butil hidroksitoluen, dilauril tiodipropionat, propil gallat, timah (II)
klorida, alpha tokoferol, tokoferol, campuran pekat (Wisnu Cahyadi, 2008).
Tags
Gizi dan Nutrisi