Penerapan Emotional Quotient (EQ) Daniel
Goleman dalam Pandangan Islam. Kemampuan untuk menunjukkan bahwa remaja adalah anggota
kelompok masyarakat yang dapat bekerja sama, berperan, dan konstruktif. Unsur
kecerdasan emosional ini meliputi bertindak secara bertanggung jawab, meskipun
mungkin tidak mendapatkan keuntungan apapun secara pribadi, melakukan sesuatu
untuk dan bersama orang lain, bertindak sesuai dengan hati nurani, dan menjunjung
tinggi norma yang berlaku dalam masyarakat. Orang yang mempunyai rasa tanggung
jawab sosial memiliki kesadaran sosial dan sangat peduli pada orang lain. Kesadaran
sosial dan kepedulian ini tampak dalam kemampuannya memikul tanggung jawab
hidup bermasyarakat. Orang yang mempunyai tanggung jawab sosial memiliki
kepekaan antarpribadi dan dapat menerima orang lain, serta dapat menggunakan
bakatnya demi kebaikan bersama, tidak hanya demi dirinya sendiri. Orang yang tidak
mempunyai tanggung jawab sosial akan menunjukkan sikap antisosial, bertindak
sewenang-wenang pada orang lain, dan memanfaatkan orang lain. (Stein dan Howard
E. Book, 2003)
Masalah moral, adalah suatu masalah yang
menjadi perhatian orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang masih
terbelakang. Karena kerusakan moral seseorang mengganggu ketentraman yang lain.
Jika dalam suatu masyarakat banyak orang yang rusak moralnya, maka akan
goncanglah keadaan masyarakat itu (Daradjat, 1976).
Sebuah penelitian Hurlock, telah membuktikan
bahwa semua emosi tidak hanya emosi yang menyenangkan mempunyai peranan penting
dalam kehidupan remaja. Setiap emosi mempengaruhi cara penyesuaian pribadi dan
sosial yang dilakukan remaja. Manfaat atau kerugian yang ditimbulkan bagi
penyesuaian pribadi dan sosial remaja dapat berupa fisik ataupun psikologis
bahkan keduanya (Hurlock, 1988).
Kecerdasan
emosional adalah kekuatan dibalik singgasana kemapuan intelktual. Ia merupakan
dasar-dasar pembentukan emosi yang mencakup ketrampilan untuk :
- Menunda kepuasan dan mengendalikan impuls-impuls.
- Tetap optimis jika berhadapan dengan kemalangan dan ketidakpastian.
- Menyalurkan emosi-emosi yang kuat secara efektif.
- Mampu memotivasi dan menjaga semangat disiplin diri dalam usaha mencapai tujuan.
- Menangani kelemahan-kelemahan pribadi.
- Menunjukkan rasa empati kepada orang lain.
- Membangun kesadaran diri dan pemahaman pribadi.
Mungkin berlaku jika orang-orang hanya membatasi
diri pada dirinya sendiri atau tidak meninggalkan kesucian atau norma-norma keluarganya.
Sepanjang masih terlibat satu sama lain, selalu ada kebutuhan untuk
berinteraksi dan membentuk hubungan. Bahkan dalam diri sendiri dan
anggota-anggota keluarga boleh jadi terdapat pergolakan yang tidak tampak dari
luar. (Patton, 2002)
Tags
Emosi Manusia