Patogenesis kanker payudara juga disebut
karsinogenesis. Pada tahun 1950 diketahui bahwa hormon steroid memegang peranan
penting untuk terjadinya kanker payudara. Tahun 1980 mulai terbuka pengetahuan
tentang adanya beberapa onkogen dan gen suprespor, keduanya memegang peranan penting
untuk progresi tumor, adesi antar sel dan faktor pertumbuhan. Abad 20, mulailah
diketahui tentang siklus sel serta perbaikan DNA dan kematian sel (apoptosis)
serta regulasinya. Kemudian abad 21 ini mulai berkembang pengetahuan yang
menguak tentang kegagalan terapi kanker. Tentang mekanisme resistensi terhadap
kemoterapi, antiestrogen, radiasi dan pengetahuan tentang proses invasi,
angiogenesis dan metastasi.
Pada tahun 1971 Folkman mengetengahkan bahwa
pertumbuhan tumor tergantung pada angiogenesis dimana tumor akan mengaktifkan
endothelial sel dalam kondisi dorman untuk berproliferasi dengan mengeluarkan
isyarat kimia. Hipotesis Folkman ini memperlihatkan bahwa tumor sangat
memerlukan angiogenesis untuk dapat tumbuh di atas ukuran 1-2 milimeter.
Angiogenesis ini diatur secara ketat, melalui proses tahapan yang rumit dan
hanya pada keadaan tertentu seperti proses penyembuhan luka serta proliferasi
sel kanker.
Penghambatan angiogenesis menjadi target
terapi yang mempunyai harapan dimasa depan. Pembelahan sel tumor yang dipacu
oleh angiogenic stimulatory peptides akan menyebabkan tumor menjadi cepat
tumbuh serta akan mudah invasi ke jaringan sekitar, dan metastase. Sebaliknya,
pembelahan sel tumor yang diberikan inhibitors angiogenesis akan menghambat
pertumbuhan tumnor, invasi dan mencegah metastase. Beberapa penelitian
melaporkan bahawa terdapat hubungan terbalik antara expresi gen VEGF dan
overall survival. Sel tumor dengan overexpresi VEGF akan mempunyai prognose
yang buruk, serta semakin pendek overall survivalnya. Expresi VEGF juga berhubungan
dengan respon yang kurang baik terhadap terapi hormonal maupun kemoterapi
(Darwito, 2009).
Stadium 1
Pada
stadium ini, benjolan kanker tidak melebihi dari 2 cm dan tidak menyebar keluar
dari payudara. Perawatan sistematis akan diberikan pada kanker stadium ini,
tujuannya adalah agar sel kanker tidak dapat menyebar dan tidak berlanjutan.
Pada stadium ini, kemungkinan sembuh total untuk pasien adalah sebanyak 70%.
Stadium 2
Biasanya
besarnya benjolan kanker sudah lebih dari 2 hingga 5 cm dan tingkat
penyebarannya pun sudah sampai daerah kelenjar getah bening ketiak. Atau juga
belum menyebar kemana-mana. Dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker
yang ada pada seluruh bagian penyebaran, dan setelah operasi dilakukan
penyinaran untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker yang tertinggal. Pada
stadium ini, kemungkinan sembuh total untuk pasien adalah sebanyak 30-40%
Stadium 3A
Berdasarkan
data dari Depkes, 87% kanker payudara ditemukan pada stadium ini. Benjolan
kanker sudah berukuran lebih dari 5 cm dan sudah menyebar ke kelenjar limfa
disertai perlengketan satu sama lain atau perlengketan ke struktur lainya.
Stadium 3B
Kanker
sudah menyusup keluar dari bagian payudara, yaitu ke kulit, dinding dada,
tulang rusuk dan otot dada. Penatalaksanaan yang dilakukan pada stadium ini
adalah pengangkatan payudara.
Stadium 4
Sel-sel
kanker sudah mulai menyerang bagian tubuh lainnya, seperti tulang, paru-paru,
hati, otak, kulit, kelenjar limfa yang ada di dalam batang leher. Tindakan yang
harus dilakukan adalah pengangkatan payudara (Ronald, 2008).
Tags
Patologi