Dasar pemikiran model pembelajaran team assisted individualization (TAI)
adalah untuk mengadaptasi pengajaran terhadap perbedaan individual berkaitan
dengan kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa (Slavin, 2005).
Kelompok dalam model ini diorganisasi seperti halnya dengan model STAD dan TGT.
Bedanya yaitu pada model STAD dan TGT menggunakan satu bentuk pembelajaran,
sedangkan model team assisted
individualization (TAI) menggunakan kombinasi pembelajaran kooperatif dan
pengajaran individual. Nur Asma (2006) mengungkapkan model STAD dan TGT dirancang untuk berbagai bidang studi, sedangkan
TAI dirancang khusus untuk mengajarkan matematika pada siswa kelas 3 sampai 6.
Dalam team
assisted individualization (TAI), siswa memasuki sekuen individual
berdasarkan tes penempatan dan kemudian melanjutkannya dengan tingkat kemampuan
mereka sendiri (Slavin, 2005). Setiap siswa dalam kelompok mengerjakan soal yang
diberikan guru secara individu. Kemudian, teman satu tim saling memeriksa hasil
kerja masing-masing menggunakan lembar jawaban dan saling membantu dalam
menyelesaikan berbagai masalah. Unit tes yang terakhir akan dilakukan tanpa
bantuan teman satu tim dan skornya dihitung dengan monitor siswa.
Tipe team
assisted individualization (TAI) diprakarsai sebagai usaha merancang sebuah
bentuk pengajaran individual yang bisa menyelesaikan masalah-masalah yang membuat
model pengajaran individual menjadi tidak efektif. Dengan membuat para siswa
bekerja dalam tim-tim pembelajaran kooperatif dan mengemban tanggung jawab
mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dalam
menghadapi masalah, dan saling memberi dorongan untuk maju, maka guru dapat
memberi kebebasan dan memberikan pengajaran langsung kepada sekelompok kecil
siswa yang homogeny yang berasal dari tim-tim yang heterogen (Slavin, 2005).
Slavin (2005) mengemukakan terdapat delapan
komponen dalam pembelajaran TAI yaitu:
Tes
penempatan
Pada
awal program pembelajaran diberikan pretest dalam bidang operasi matematika
dimaksudkan untuk menempatkan siswa pada program individual yang didasarkan
pada hasil tes mereka.
Teams
Siswa
dalam model team assisted
individualization (TAI) ditempatkan dalam tim-tim yangberanggotakan 4-5
orang.
Materi-materi
kurikulum
Siswa
mempelajari unit materi pelajaran secara individual dalam kelompok
masing-masing.
Kelompok
Pengajaran
Dalam
kelompok, guru memberikan pengajaran selama 10 atau 15 menit. Tujuannya adalah
untuk memperkenalkan konsep utama kepada siswa.
Belajar
kelompok
Siswa
mengerjakan soal secara berkelompok dan bertanggung jawab pada keberhasilan
kelompoknya.
Tes
fakta
Siswa
diberikan tes-tes tentang fakta (misalnya dalam materi matematika mengenai
fakta-fakta perkalian atau pembagian).
Skor
tim dan rekognisi tim
Guru
menghitung skor kelompok. Skor ini didasarkan pada jumlah rata-rata nilai
peningkatan setiap anggota kelompok.
Unit
seluruh kelas
Pada
akhir minggu guru menghentikan program individual dan mengajari seluruh kelas
secara klasikal.
Pada komponen skor tim dan rekognisi, cara
menilai menggunakan skor peningkatan individual yang dikemukakan oleh Slavin.
Slavin (2005) mengemukakan kriteria skor peningkatan tes individual siswa
adalah sebagai berikut.
Tabel Kriteria Skor Peningkatan Individual Siswa
Kriteria
|
Skor Peningkatan
|
Lebih
dari 10 poin di bawah skor awal
|
5
|
10
– 1 poin di bawah skor awal
|
10
|
Skor
awal sampai 10 poin di atas skor awal
|
20
|
Lebih
dari 10 poin di atas skor awal
|
30
|
Kertas
jawaban sempurna (tanpa memperhatikan skor awal)
|
30
|
Kelebihan dan Kelemahan TAI
Dari
uraian mengenai Cooperative Learning tipe TAI tersebut dapat dilihat kelebihan
TAI, yaitu:
- Memotivasi siswa untuk saling membantu anggota kelompoknya sehingga tercipta semangat dalam sistem kompetisi.
- Lebih menekankan kerjasama kelompok dalam menguasai materi.
- Anggota kelompok heterogen sehingga siswa yang sudah menguasai materi dengan baik dapat membantu siswa lain dalam kelompok yang penguasaan materinya lemah.
- Tiap kelompok mempelajari materi yang sama sehingga memudahkan guru dalam penanganannya.
- Meminimalisir siswa melakukan kegiatan di luar kegiatan belajar mengajar, karena disibukkan dengan kerja kelompok.
Selain
itu, TAI juga memiliki kelemahan yaitu:
- Lebih banyak membutuhkan waktu dibandingkan dengan metode ceramah.
- Siswa dalam satu kelompok mempelajari bagian materi yang sama sehingga tidak menutup kemungkinan ada siswa yang tidak mempelajarinya dan hanya bergantung pada teman satu kelompoknya.
Langkah-langkah TAI
Mengacu
dari delapan komponen TAI yang dikemukakan oleh Slavin, langkah-langkah dalam
model pembelajaran Cooperative Learning tipe TAI adalah sebagai berikut:
- Guru menyiapkan materi bahan ajar yang akan diselesaikan oleh kelompok siswa.
- Guru memberikan tes penempatan kepada siswa atau melihat nilai pratindakan agar guru mengetahui kemampuan siswa sebagai acuan pembagian kelompok.
- Siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang heterogen berdasarkan kemampuannya, setiap kelompok terdiri dari 4-5 siswa.
- Siswa mempelajari unit pelajaran yang telah disiapkan oleh guru secara individual.
- Dalam kelompok, guru memberikan pengajaran singkat mengenai konsep materi yang dipelajari.
- Setiap kelompok mengerjakan tugas dari guru berupa LKS dan mempresentasikan hasil kerja. Pada langkah ini siswa yang kesulitan memahami materi dapat bertanya pada anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru akan memberikan bantuan secara individual.
- Siswa mengerjakan tes untuk dikerjakan secara individu.
- Guru menetapkan kelompok terbaik sampai kelompok yang kurang berhasil dan memberikan reward bagi kelompok yang berhasil.
- Guru membahas materi kembali secara singkat dan menyimpulkan.
Tags
Psikologi Pendidikan