Mekanisme transmisi kebijakan moneter
merupakan salah satu strategi dalam bidang keuangan. Implementasi kebijakan
moneter tidak dapat
dilakukan secara terpisah dari kebijakan ekonomi makro
lainnya, seperti kebijakan fiskal, kebijakan sektoral dan kebijakan
lainnya, semuanya akan
mengarah pada pencapaian
suatu tujuan akhir, yaitu
kesejahteraan sosial masyarakat (social
welfare). Secara keseluruhan, kebijakan
fiskal yang merupakan suatu kebijakan yang terkait dengan anggaran pemerintah bersama-sama
dengan kebijakan moneter
mempengaruhi sisi penawaran (demand
side) dalam perekonomian,
kebijakan sektoral seperti kebijakan di bidang perdagangan,
perindustrian, pertambangan, pertanian, tenaga kerja dan
lainnya akan mempengaruhi
sisi penawaran (supply
side) dari perekonomian.
Kebijakan-kebijakan yang diterapkan secara bersama-sama dapat saja
memberikan pengaruh dengan arah yang saling bertentangan sehingga saling meniadakan ataupun
memperlemah. Hal ini disebut sebagai
benturan kebijakan (policy
conflict).
Mekanisme Bekerjanya Transmisi Kebijakan
MoneterBagaimana suatu kebijakan
moneter menyentuh sektor
riil merupakan suatu proses
yang kompleks karena
uang berkaitan erat
dengan hampir seluruh aspek
kehidupan dalam perekonomian.
Proses ini disebut
sebagai mekanisme transmisi kebijakan
moneter. Mekanisme transmisi
kebijakan moneter dimulai sejak
otoritas moneter atau
Bank Sentral bertindak
menggunakan instrumen moneter dalam
implementasi kebijakan moneternya
sampai terlihat pengaruh terhadap aktifitas perekonomian,
baik secara langsung maupun secara bertahap.
Pengaruh
tindakan otoritas moneter
terhadap aktivitas perekonomian
ini terjadi melalui berbagai
jalur (channels), di antaranya melalui jalur uang atau langsung, jalur suku
bunga, jalur kredit, dan jalur harga aset. Di bidang keuangan kebijakan moneter berpengaruh
terhadap perkembangan suku
bunga, nilai tukar
dan harga saham disamping
volume dana masyarakat
yang disimpan di
bank, kredit yang disalurkan bank kepada dunia usaha,
penanaman dana pada obligasi dan saham.
Sementara
itu di sektor
riil, kebijakan moneter
selanjutnya mempengaruhi kegiatan
konsumsi, investasi dan produksi, ekspor dan impor serta harga barang dan jasa
pada umumnya.
Dalam teori
ekonomi moneter, mekanisme
transmisi kebijakan moneter sering disebut
black box (Mishkin,
1995), karena transmisi
dimaksud banyak dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
- Perubahan perilaku Bank Sentral, perbankan dan para pelaku ekonomi dalam berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan.
- Lamanya tenggang waktu (time lag) sejak tindakan otoritas moneter sampai sasaran akhir tercapai.
- Terjadinya perubahan pada jalur-jalur transmisi moneter itu sendiri sesuai dengan perkembangan ekonomi dan keuangan di negara-negara yang bersangkutan.
Perubahan perilaku otoritas moneter,
perbankan dan sektor keuangan sertapelaku
ekonomi akan berpengaruh
pada interaksi yang
dilakukannya dalam berbagai
aktivitas perekonomian dan akan membawa perubahan pada mekanisme transmisi kebijakan
moneter. Dalam banyak
hal, karena merupakan
perubahan perilaku dan ekspektasi,
mekanisme transmisi kebijakan
moneter dimaksud diliputi ketidakpastian dan
relatif sulit diprediksi
(Blinder, 1998). Setiap perubahan
kebijakan otoritas
moneter akan senantiasa
diikuti oleh perubahan perilaku dunia
keuangan dan perbankan
serta para pelaku
ekonomi dalam berbagai
aktivitasnya. Seperti yang dikemukakan pada pendahuluan sebelumnya bahwa setiap
pernyataan dari seorang
Ketua Dewan Gubernur
terutama Federal Reserve Bank
Amerika Serikat akan
berpengaruh pada ekspektasi
para pelaku pasar keuangan di
berbagai kawasan dunia.
Demikian
pula perubahan perilaku
dunia perbankan dalam operasi
perbankan dengan adanya
inovasi baru, seperti
keengganan bank dalam menyalurkan kredit dan maraknya produk
derivatif dalam transaksi valuta asing, juga
akan mempengaruhi mekanisme
transmisi kebijakan moneter
sehingga otoritas moneter perlu mempertimbangkan perubahan ini dalam
merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneternya. Menurut Friedman dan Schwartz (1963) terdapatnya tenggang
waktu yang cukup
lama dan bervariasi
dalam transmisi kebijakan moneter
ke pertumbuhan ekonomi dan inflasi telah lama disadari. Hal ini disebabkan
transmisi moneter banyak berkaitan dengan pola hubungan antara berbagai variabel
ekonomi dan keuangan
yang selalu berubah
sejalan dengan perkembangan
perekonomian negara yang bersangkutan.
Dalam sebuah perekonomian yang masih
tradisional dan sifatnya tertutup dengan perbankan sebagai satu-satunya lembaga
keuangan, hubungan antara uang beredar
dengan aktivitas ekonomi
riil masih relatif
erat. Akan tetapi,
sejalan dengan
perkembangannya perekonomian suatu
negara dan semakin
majunya sektor keuangan, keterkaitan
antara uang beredar
dengan sektor riil
menjadi semakin merenggang. Sebagian
dana yang dimobilisasi
oleh lembaga keuangan dapat terus berputar di sektor
keuangan saja dan tidak menyentuh sektor riil. Pola hubungan varibel-variabel ekonomi
dan keuangan yang
berubah dan semakin tidak
erat tersebut akan
berpengaruh pada lamanya
tenggang waktu mekanisme transmisi kebijakan moneter.
Tags
Industri dan Jasa