Kromatografi gas adalah cara pemisahan
campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen campuran
tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam dan fase bergerak (Yazid, 2005).
Dalam kromatografi gas, fase bergeraknya adalah gas dan zat terlarut terpisah
sebagai uap. Pemisahan tercapai dengan partisi sampel antara fase gas bergerak
dan fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap)
yang terikat pada zat padat penunjangnya (Khopkar, 2003).
Dalam teknik kromatografi, semua pemisahan
tergantung pada gerakan relatif dari masing-masing komponen di antara kedua
fase tesebut. Senyawa atau komponen yang tertahan (terhambat) lebih lemah oleh
fase diam akan bergerak lebih cepat daripada komponen yang tertahan lebih kuat.
Perbedaan gerakan antara komponen yang satu dengan yang lainnya disebabkan oleh
perbedaan dalam adsorbsi, partisi, kelarutan atau penguapan diantara kedua
fase. Jika perbedaan-perbedaaan ini cukup besar, maka akan terjadi pemisahan
secara sempurna (Yazid, 2005).
Sekarang ini sistem GC-MS sebagian digunakan
sebagai peran utama untuk analisa makanan dan aroma, petroleum, petrokimia dan
zat-zat kimia di laboratorium. Kromatografi gas merupakan kunci dari suatu teknik
anlitik dalam pemisahan komponen mudah menguap, yaitu dengan mengkombinasikan
secara cepat analisa sehingga pemecahan yang tinggi mengurangi pengoperasian.
Keuntungan dari kromatografi gas adalah hasil kuantitatif yang bagus dan
harganya lebih murah. Sedangkan kerugiannya tidak dapat memberikan indentitas
atau struktur untuk setiap puncak yang dihasilkan dan pada saat proses
karakteristik yang didefenisikan sistem tidak bagus (Mcnair, 2009).
Gas Pembawa
Gas
pembawa yang paling sering dipakai adalah helium (He), argon (Ar), nitrogen
(N2), hidrogen (H2), dan karbondioksida (CO2). Keuntungannya adalah karena
semua gas ini tidak reaktif dan dapat dibeli dalam keadaan murni dan kering yang
dikemas dalam tangki tekanan tinggi. Pemilihan gas pembawa tergantung pada detektor
yang dipakai. Gas pembawa harus memenuhi sejumlah persyaratan, antara lain
harus inert (tidak bereaksi dengan sampel, pelarut sampel, material dalam
kolom), murni, dan mudah diperoleh (Agusta, 2000).
Sistem Injeksi
Lubang
injeksi didesain untuk memasukkan sampel secara cepat dan efesien. Pada
dasarnya, ada 4 jenis injektor pada kromatografi gas, yaitu:
- Injeksi langsung (direct injection), yang mana sampel yang diinjeksikan akan diuapkan dalam injektor yang panas dan 100% masuk menju kolom.
- Injeksi terpecah (split injection), yang mana sampel yang diinjeksikan diuapkan dalam injektor yang panas dan selanjutnya dilakukan pemecahan.
- Injeksi tanpa pemecahan (splitness injection), yang mana hampir semua sampel diuapkan dalam injektor yang panas dan dibawa ke dalam kolom karena katup pemecah ditutup; dan
- Injeksi langsung ke kolom (on colum injection), yang mana ujung semprit dimasukkan langsung ke dalam kolom.
Teknik
injeksi langsung ke dalam kolom digunakan untuk senyawa-senyawa yang mudah
menguap, karena kalau penyuntikkannya melalui lubang suntik, dikhawatirkan akan
terjadi peruraian senyawa tersebut karena suhu yang tinggi (Rohman, 2009)
Kolom
Kolom merupakan tempat terjadinya proses
pemisahan karena di dalamnya terdapat fase diam. Oleh karena itu, kolom
merupakan komponen sentral pada kromatografi gas (Rohman, 2009). Keberhasilan
suatu proses pemisahan terutama ditentukan oleh pemilihan kolom. Kolom dapat
terbuat dari tembaga, baja tahan karet, aluminium, atau gelas. Kolom dapat
berbentuk lurus, melengkung, atau gulungan spiral sehingga lebih menghemat
ruang (Agusta, 2000).
Fase Diam
Fase
diam disapukan pada permukaan dalam medium, seperti tanah diatome dalam kolom
atau dilapiskan pada dinding kapiler. Berdasarkan bentuk fisiknya, fase diam
yang umum digunakan pada kolom adalah fase diam padat dan fase diam cair.
Berdasarkan
sifatnya fase diam dibedakan berdasarkan kepolarannya, yaitu nonpolar, sedikit
polar, setengah polar (semi polar), dan sangat polar. Berdasarkan sifat minyak atsiri
yang non polar sampai sedikit polar, untuk keperluan analisis sebaiknya digunakan
kolom dalam fase diam yang bersifat sedikit polar. Jika dalam analisis minyak
atsiri digunakan kolom yang lebih polar, sejumlah puncak yang dihasilkan menjadi
lebar (lebih tajam) dan sebagai puncak tersebut juga membentuk ekor. Begitu juga
dengan garis dasarnya tidak rata dan terlihat bergelombang. Bahkan kemungkinan
besar komponen yang bersifat nonpolar tidak akan terdeteksi sama sekali
(Agusta, 2000).
Suhu
Suhu
merupakan salah satu faktor utama yang menentukan hasil analisis kromatografi
gas dan spektrometri massa. Umumnya yang sangat menentukan adalah pengaturan
suhu injektor dan kolom. Kondisi analisis yang cocok sangat bergantung pada
komponen minyak atsiri yang akan dianalisis (Agusta, 2000).
Detektor
Detektor
merupakan perangkat yang diletakkan pada ujung kolom tempat keluar fase gerak
(gas pembawa) yang membawa komponen hasil pemisahan. Detektor pada kromatografi
adalah suatu sensor elektronik yang berfungsi mengubah sinyal gas pembawa dan
komponen-komponen di dalamnya menjadi sinyal elektronik. Sinyal elektronik
detektor akan sangat berguna untuk analisis kualitatif maupun kuantitatif
terhadap komponen-komponen yang terpisah di antara fase diam dan fase gerak
(Rohman, 2009).
Tags
Gas