Secara umum ada dua jenis komunikasi, yaitu
komunikasi verbal dan non-verbal. Seperti dikatakan Watzlawiek, Beavin dan
Jackson dalam Littlejohn, bahwa setiap komunikasi mempunyai aspek isi dan aspek
hubungan. Aspek isi pesan berisikan apa yang dikatakan (verbal), sedang aspek
hubungan berisikan bagaimana pesan diucapkan atau dikatakan melalui komunikasi
non verbal (dalam Cahyana, 1996 : 202). Memahami isi pesan adalah tujuan dari
semua proses komunikasi. Melalui komunikasi dengan orang lain, kita mendapatkan
pengertian yang lebih baik akan pesan-pesan yang kita dan orang lain kirim dan
terima ( West, 2008).
Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan
menggunakan simbol-simbol verbal. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian
manusia yang paling impresif.
Setiap
bahasa memiliki aturan-aturan yaitu:
- Fonologi: cara bagaimana suara dikombinasikan untuk membentuk kata.
- Sintaksis: cara bagaimana kata dikombinasikan hingga membentuk kalimat.
- Semantik: arti kata.
- Pragmatis: cara bagaimana bahasa digunakan.
Menurut teori belajar, anak-anak memperoleh
pengetahuan bahasa melalui tiga proses
yaitu asosiasi, imitasi, dan peneguhan. Bahasa menampilkan elemen-elemen di
dunia secara simbolis, ada yang konkret dan ada yang abstrak. Ada keterkaitan
yang erat antara bahasa dan realitas. Bahasa menyebabkan kita memandang
realitas sosial dengan cara tertentu (Whorf dalam Mutmainah, 1996).
Secara singkat, teori Whorf mengatakan bahwa
pandangan kita tentang dunia dibentuk oleh bahasa, karena bahasa berbeda,
pandangan kita tentang dunia pun berbeda. Whorf juga menjelaskan kategori
gramatikal dari suatu bahasa menunjukkan kategori kognitif dari pemakai bahasa
tersebut. Artinya kita memberikan makna pada apa yang kita lihat, yang kita
dengar atau yang kita rasa sesuai dengan kategori-kategori yang ada dalam bahasa
kita.
Dalam hubungannya dengan berpikir, konsep
suatu bahasa cenderung menghambat atau mempercepat proses pemikiran tertentu.
Meskipun kita dapat berpikir tanpa bahasa, bahasa terbukti mempermudah
kemampuan belajar dan mengingat, memecahkan persoalan dan menarik kesimpulan.
Dengan bahasa kita mengkomunikasikan pemikiran kita kepada oang lain dan
menerima pikiran orang lain. Singkatnya, kita tidak selalu berpikir dengan
kata-kata tetapi sedikit sekali kita dapat berpikir tanpa kata-kata.
Kata-kata tidaklah bermakna. Manusialah yang
memberikan makna. Dalam psikologi, makna tidak terletak pada kata-kata tetapi
pada pikiran orang dan persepsinya. Makna terbentuk karena pengalaman individu.
Beberapa ahli menemukan bahwa kata-kata yang
dipergunakan oleh individu mengalami perluasan makna yang negatif atau positif
tanpa disadari. Hal ini terjadi karena kata-kata itu telah memperoleh makna
tertentu pada diri pelaku komunikasi akibat pengalaman hidupnya. Jadi, karena
pengalaman hidup yang berbeda, orang mempunyai makna masing-masing untuk
kata-kata tertentu.
Kita dapat berkomunikasi dengan orang lain
karena ada makna yang dimiliki bersama. Makna yang sama hanya terbentuk bila
kita memiliki pengalaman yang sama. Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang
disampaikan tepat, dapat dimengerti dan dapat diterima oleh komunikan. Seperti
dikatakan Jalaluddin Rakhmat bahwa keberhasilan komunikasi sangat ditentukan
kekuatan pesan (dalam Suranto, 2011). Pesan yang disampaikan atau
diorganisasikan secara baik, lebih berpeluang untuk keberhasilan perubahan,
pengertian karena ada kesamaan makna yang dipahami oleh komunikator dan
komunikan dalam sebuah pesan dan juga sikap dari komunikaan itu sendiri. Sikap
atau perilaku seseorang juga ditentukan oleh kepercayaan, yang pda gilirannya
menentukan sikap lalu memengaruhi niat (Hamidi, 2007).
Komunikasi Non-Verbal
Komunikasi nonverbal adalah semua bentuk
komunikasi yang tidak menggunakan pesan berupa kata-kata. Para ahli dibidang
komunikasi nonverbal biasanya menggunakan definisi “tidak menggunakan kata”
dengan ketat, dan tidak menyamakan komunikasi nonverbal dengan komunikasi
nonlisan. Contoh komunikasi nonverbal adalah menggunakan gerak isyarat, bahasa
tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata, penggunaan objek seperti pakaian,
potongan rambut dan sebagainya, simbol-simbol serta cara berbicara seperti
intonasi, penekanan, kualitas suara, gaya emosi dan gaya berbicara.
Berikut
adalah bagian-bagian dari pesan nonverbal, yaitu:
Paralanguage
Apa
yang kita katakan menggunakan kata, frase atau kalimat penting dalam proses
komunikasi. Namun seringkali cara kita menggunakan bahasa jauh lebih penting
sebagai sumber informasi daripada kata-kata itu sendiri. Inilah yang dikenal
dengan paralanguage (paralinguistik) yaitu cara kita menggunakan bahasa.
Paralanguage dapat terbagi dua yaitu bentuk vokalik dan bentuk tertulis.
Penampilan
(appearance)
Dalam
komunikasi manusia, penampilan memegang peranan penting. Kesan pertama tentang
orang lain umumnya dibentuk dari penmpilan orang tersebut. Kesan awal ini
menentukan proses komunikasi selanjutnya. Sejumlah faktor yang menyumbang
penampilan adalah wajah, mata, rambut, bentuk fisik tubuh, pakaian,
perlengkapan dan artifak (objek di luar individu yang dapat menjadi sumber
informasi lain tentang individu tersebut, seperti mobil dan rumah).
Gestura
(kinesik)
Gestura
adalah gerakan anggota tubuh. Gestura dapat disengaja (purpose-ful) dikirimkan
dengan tujuan tertentu dan tidak disengaja (incidental atau unintended).
Sejumlah gestura dapat merupakan pelengkap bagi sinyal-sinyal verbal (misalnya:
anda berkata “ya” sambil mengangguk-angguk).
Sentuhan
(haptik)
Alat
penerima sentuhan ialah kulit. Kulit mampu menerima dan membedakan berbagai
emosi yang disampaikan orang melalui sentuhan. Sentuhan merupakan ungkapan
seperti perhatian, rasa sayang, rasa takut, marah, kebahagiaan dan keakraban.
Sentuhan dapat menunjukkan tingkat keakraban hubungan seseorang dengan orang
lain, budaya, dan suku bangsa seseorang.
Ruang
dan Jarak (proksemik)
Pesan
proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya dengan
mengatur jarak kita mengungkapkan tingkat keakraban kita dengan orang lain.
Edward T. Hall dalam Mutmainah, (1996 : 62) menyebutkan ada empat macam jarak
dalam interaksi antarmanusia, yaitu jarak akrab / intim, jarak personal, jarak
sosial, dan jarak publik.
Waktu
(kronemik)
Penggunan
waktu juga penting dalam komunikasi manusia. Konsep waktu berbeda antara budaya
yang satu dengan budaya yang lainnya.
Mark
L. Knapp dalam Mutmainah, (1996) menyebutkan lima fungsi komunikasi nonverbal,
yaitu:
- Repetisi, yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal.
- Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal.
- Kontradiksi, yaitu menolak pesan verbal atau memberikan makna yang lain terhadap pesan verbal.
- Komplemen, yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal.
- Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggarisbawahi.
Tags
Komunikasi