Komposisi kimia telur terdiri dari beberpa
zat. Telur merupakan salah satu produk peternakan yang memberikan sumbangan
besar bagi tercapainya kebutuhan gizi masyarakat. Selain mudah didapat, harga telur relatif
terjangkau dan dapat diolah menjadi hidangan yang lezat. Dari sebutir telur akan diperoleh gizi yang
cukup sempurna karena mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap dan bersifat
mudah dicerna. Komposisi kimia telur
dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Komposisi kimia telur:
Komponen
|
Telur
utuh (%)
|
Putih
telur (%)
|
Kuning
telur (%)
|
Air
|
37.0
|
87.6
|
51.1
|
Protein
|
12.9
|
10.9
|
16.0
|
Lemak
|
11.5
|
-
|
30.0
|
Karbohidrat
|
1.1
|
1.1
|
1.1
|
Karbohidrat bebas
|
0.3
|
0.4
|
0.2
|
Abu
|
1.0
|
0.7
|
1.7
|
Kandungan Protein
Mutu suatu protein pada bahan pangan
ditentukan oleh daya cernanya serta jumlah dan komposisi asam amino esensial
penyusunnya. Protein telur bermutu
tinggi dan bersifat mudah dicerna, sehingga sangat baik dikonsumsi oleh
anak-anak yang sedang tumbuh, ibu hamil dan menyusui, bahkan telur juga
dianjurkan untuk diberikan pada orang yang sedang sakit untuk mempercepat
proses penyembuhannya. Komposisi asam
amino esensial telur ayam ras dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Kandungan
asam amino esensial telur ayam ras per 100g:
No.
|
Asam
amino esensial
|
Telur
ayam ras (mg)
|
1.
|
Isoleusin
|
486
|
2.
|
Leusin
|
904
|
3.
|
Lisin
|
744
|
4.
|
Metionin
|
284
|
5.
|
Fenilalanin
|
744
|
6.
|
Treonin
|
523
|
7.
|
Triptofan
|
150
|
8.
|
Valin
|
677
|
Kandungan Lemak
Hampir semua lemak di dalam telur terdapat
pada bagian kuning telur, yaitu mencapai 30 %, sedangkan pada putih telur hanya
terdapat 0.03 %. Satu butir telur
mengandung kira-kira 6 g lemak yang bersifat mudah dicerna. Mengingat kandungan
terbanyak pada kuning telur adalah lemak, maka kuning telur merupakan sumber
lemak. Komposisi lemak pada kuning telur yaitu 65.5% trigliserida, 28,3%
fosfolipid dan 5.2% kolesterol.
Komposisi fosfolipid kuning telur terdiri dari 73% fosfatidilkolin, 15%
fosfatididiletanolamin, 5.8% lisofosfatidilkolin, 2.5% sfingomielin, 2.1%
lisofosfatidiletanolamin, 0.9% plasmalogen dan 0.6% inositol fosfolipid,
sedangkan asam lemak pada kuning telur terdiri dari asam palmitat, asam oleat
dan asam linoleat.
Kolesterol digunakan untuk membentuk
garam-garam empedu yang diperlukan untuk pencernaan lemak yang berasal dari
makanan. Selain itu kolesterol juga
diperlukan sebagai komponen pembentukan hormon seksual seperti testosteron dan
hormon adrenalin. Fungsi trigliserida dan fosfolipid umumnya bagi tubuh adalah
sebagai sumber energi, dimana 1 g lemak menghasilkan energi sebesar 9
kilokalori. Lemak dalam telur berbentuk emulsi (bergabung dengan air) sehingga
menjadi lebih mudah dicerna baik oleh bayi, anak-anak, dewasa maupun golongan
lanjut usia.
Kandungan Vitamin dan
Mineral
Telur mengandung semua vitamin, kecuali
vitamin C dan K. Telur merupakan sumber vitamin D alami kedua terbesar setelah
minyak hati ikan hiu. Oleh karena itu
maka telur sangat baik untuk pertumbuhan tulang anak-anak.
Selain kandungan gizi yang sangat
menguntungkan tersebut, secara alami telur juga mengandung bakteri Salmonella,
terutama pada bagian putih telur. Selama telur berada dalam keadaan utuh,
bakteri ini tidak dapat berkembang. Akan tetapi ketika membran dari putih telur
mulai melemah, maka bakteri Salmonella dapat menembus membran kuning telur.
Karena kandungan nutrisi pada kuning telur tinggi, maka Salmonella akan
memperbanyak diri, terutama terjadi bila telur disimpan pada ruang yang relatif
hangat.
Bakteri Salmonella dibawa oleh induk
ayam. Dengan berjalannya waktu, maka putih
telur akan semakin encer, akibatnya bakteri Salmonella dapat menembus membran
kuning telur (lapisan dalam putih telur yang tipis akan pecah) dan bakteri bisa
masuk ke dalam kuning telur, selanjutnya bakteri akan berkembang dalam kuning
telur. Kejadian serupa juga bisa terjadi bila pada bagian kulit telur yang
kotor (terkena kotoran ayam) dan tidak dibersihkan sebelum disimpan, atau pada
telur yang retak selama penyimpanan, begitu pula pada telur yang sudah pecah
dan dibiarkan terbuka pada suhu kamar dan tidak segera digunakan atau dibuang.
Bahkan telur yang sudah pecah tersebut dapat merupakan sumber kontaminan.
Karena itu sejak dari pengumpulan telur perlu dilakukan pemisahan antara telur
yang retak, telur pecah dan telur yang terkena kotoran ayam harus dipisahkan. Telur yang disimpan pada suhu 30 0C
dalam waktu 6 jam, setelah Salmonella menembus membran kuning telur jumlah
Salmonella pada telur tersebut dapat mencapai lebih dari 200.000.
Kandungan
vitamin dan mineral telur:
No.
|
Vitamin
|
Jumlah
|
No.
|
Mineral
|
Jumlah
|
1.
|
Vitamin
A
|
590
IU
|
1.
|
Kalsium
|
0.027
g
|
2.
|
Vitamin
D
|
25
IU
|
2.
|
Fosfor
|
0.1
g
|
3.
|
Vitamin
E
|
1
IU
|
3.
|
Iodin
|
1.15
mg
|
4.
|
Folacin
|
2.5
mg
|
4.
|
Besi
|
5.5
mg
|
5.
|
Thiamin
|
0.055
mg
|
5.
|
Magnesium
|
0.7
mg
|
6.
|
Riboflavin
|
0.15
mg
|
6.
|
Zink
|
66
mg
|
7.
|
Niacin
|
0.05
mg
|
7.
|
Natrium
|
76
mg
|
8.
|
B6
|
0.13
mg
|
|||
9.
|
B12
|
0.14
µg
|
|||
10
|
Biotin
|
10
µg
|
|||
11.
|
Asam
pantptenat
|
0.18
mg
|
Perubahan-Perubahan Telur
Secara
umum, perubahan-perubahan yang terjadi selama penyimpanan telur utuh adalah:
- Berkurangnya berat, terutama disebabkan karena hilangnya air dari albumen tetapi sebagian juga karena kehilangan CO2, NH3, N2, dan H2S
- Pertambahan ukuran ruang udara. Karena air hilang, volume uang udara bertambah
- Penurunan berat jenis karena bertambah besarnya ruang udara
- Bercak-bercak pada permukaaan kulit telur karena penyebaran air yang tidak merata
- Penurunan jumlah putih telur tebal karena serat glikoprotein ovomucin pecah
- Penambahan ukuran kuning telur karena perpindahan air dari albumen ke kuning telur sebagai akibat perbedaan tekanan osmose
- Perubahan cita rasa
- Kehilangan karbondioksida
- Kenaikan pH, terutama dalam albumen yang meningkat dari kira-kira pH 7 sampai 10 atau 11 sebagai akibat hilangnya CO2.
Telur normal yang baru keluar dari tubuh
induknya mempunyai mutu yang terbaik.
Hal ini disebabkan keadaan kulit telur, besarnya ruang udara, kondisi
putih telur dan kuning telur serta lembaga masih dalam keadaan normal.
Semakin lama umur penyimpanan, mutu telur akan semakin menurun, karena
terjadinya perubahan beberapa sifat kimia serta sifat fisik telur yang
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tempat telur berada.
Perbedaan kondisi lingkungan di dalam tubuh
induk dengan lingkungan di luar tubuh induk menyebabkan berbagai perubahan pada
telur. Alat reproduksi induk mempunyai
kelembaban yang tinggi dengan suhu yang
hangat, sedangkan kondisi lingkungan di luar tubuh induk mempunyai keadaan yang
lebih kering dan suhu yang lebih rendah.
Terjadinya ruang udara dan pemisahan membran kulit luar dan dalam
disebabkan perubahan suhu tersebut.
Besarnya ruang udara dipakai sebagai atribut mutu telur.
Permukaan kulit mula-mula diselimuti oleh
cairan mukosa yang kental. Pada saat
peneluran terjadi pengeringan mukosa tersebut.
Pada saat masih basah mukosa mampu melindungi telur dari penetrasi air,
gas dan bakteri melalui kulit.
Putih telur selama penyimpanan dapat
mengalami berbagai perubahan yang disebabkan oleh fisiko kimia telur. Kehilangan CO2 melalui pori-pori
kulit dari albumen menyebabkan perubahan fisik dan kimia. Selama beberapa jam pertama setelah
ditelurkan kehilangan CO2 sangat banyak dan di dalam albumen
terkandung juga asam karbonat dalam keseimbangan dengan jumlah CO2.
Air dan albumen selain diserap oleh kuning
telur, juga diupkan dari albumen melalui pori-pori kulit, oleh sebab itu
konsentrasi albumen menjadi lebih tinggi.
Keadaan demikian ini menyebabkan pergerakan air kembali dari kuning
telur ke dalam albumen.
Perubahan bentuk fisik kuning telur
mempengaruhi keadaan kualitas kuning telur. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan
cara peneropongan (candling). Telur yang
masih baik keadaan letak kuning telur masih ditengah, dengan pertambahan umur
simpan letak kuning telur akan bergeser dari pusat dan kemungkinan dapat sampai
menempel pada kulit telur.
Warna
kulit telur tidak menentukan kualitas telur. Untuk mengetahui tingkat kesegaran
telur, dapat dilakuakan dengan cara berikut ini.
- Sediakan gelas yang dasarnya bergaris tengah agak lebar. Masukkan telur ke dalamnya dan lihat posisi telur setelah sampai di dasar.
- Bila posisi telur terbaring sempurna di dasar gelas (tenggelam), maka menunjukkan bahwa usia telur sangat baru.
- Bila sebagian telur berdiri (melayang), menunjukkan telur sudah agak lama (diperkirakan umur satu minggu.
- Bila telur berdiri tegak (mengapung), menunjukkan umur telur sudah lama (antara 2 - 3 minggu).
Selain dengan cara diatas, untuk mengetahui
kesegaran telur dapat juga dengan cara diteropong menggunakan sinar matahari
atau lampu. Peneropongan ini juga dapat
memisahkan telur retak atau telur yang mengandung bahan lain di bagian dalam,
seperti noda yang menyerupai darah. Berikut ini menunjukkan teknik meneropong
telur dengan menggunakan lampu. Untuk meneropong telur, maka bagian telur yang
lebih besar ditempelkan pada lampu, karena rongga udara telur terletak pada
bagian tersebut.
Pada saat meneropong telur akan terlihat
bagian dari : rongga udara telur, putih telur dan kuning telurnya. Sedangkan untuk mengetahui retak atau
tidaknya telur dengan mengamati ada atau tidaknya garis putih pada permukaan
kulit telur. Bila ada garus putih, maka menunjukkan bahwa telur tersebut retak.
Tags
Telur