Karakteristik salmonella memiliki ciri yang
khas. Salmonella pertama kali ditemukan pada tahun 1885 oleh Daniel Elmer Salmon
dan Theobald Smith (Brands 2005). Salmonella merupakan anggota famili
Enterobacteriaceae yang terdiri atas kelompok besar bakteri gram negatif. Bakteri
ini berbentuk batang tanpa membentuk spora. Salmonella bersifat fakultatif
anaerob, fermentasi laktosa negatif, dan mayoritas bakteri ini motil, kecuali
Salmonella Pullorum dan Salmonella Gallinarum (Patterson & Isaacson 2003;
Songer & Post 2005; Cortez et al. 2006; Bhunia 2008). Umumnya bergerak dengan
flagella peritrichous (Mølbak et al. 2006). Genus Salmonella bersifat zoonosis
dan dapat menjadi patogen pada manusia dan hewan (Gray & Fedorka 2002;
Hugas et al. 2009).
Menurut Bhunia (2008), Salmonella adalah
bakteri yang mudah tumbuh, bakteri ini dapat menyesuaikan dengan berbagai
bentuk keadaan lingkungan. Salmonella akan tetap tumbuh bahkan setelah
didinginkan walau dalam kecepatan yang lebih lambat (Meggitt 2003). Salmonella
tumbuh pada suhu antara 6–46 oC dan pH antara 4.4–9.4 (Brands 2005; Bhunia
2008). Pertumbuhan optimal terjadi pada suhu 35–37oC dan pH
mendekati netral (D’Aoust 2001; Brands 2005; Bhunia 2008).
Klasifikasi
ilmiah Salmonella menurut Wistreich dan Lechtman (1976) adalah:
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Salmonella
Menurut Tindall et al. (2005), genus
Salmonella memiliki dua spesies, yaitu Salmonella enterica dan Salmonella
bongori yang terdiri atas 2463 serotipe.Salmonella enterica terdiri dari 2443
serotipe dan Salmonella bongori terdiri dari 20 serotipe (Songer & Post
2005; Bhunia 2008). Salmonella enterica memiliki enam subspesies yang terdiri
dari subspesies I: subspesies enteritica; subspesies II: subspesies salamae;
subspesies IIIa: subspesies arizonae; subspesies IIIb: subspesies diarizoae;
subspesies IV: subspesies houtenea; subspesies VI: subspesies indica.
Salmonella bongori memiliki satu subspesies yaitu subspesies V: subspesies
bongori (D’Aoust 2001; Songer & Post 2005; Tindall et al. 2005; Bhunia
2008).
Metode penting yang digunakan untuk
mengklasifikasikan serotipe Salmonella
didasarkan pada klasifikasi menurut Kauffmann-White. Pengelompokan serotipe
dari metode ini didasarkan pada antigen somatik (O), flagella (H), dan kapsul
(Vi) (Songer & Post 2005; Mølbak et al. 2006; Dunkley et al. 2008; Todar
2008). Lebih dari 2400 Nomenklatur Salmonella diterima berdasarkan rekomendasi
WHO. Berdasarkan perumusan, genus, spesies, dan subspesies ditulis miring,
sedangkan serotipe tidak miring dengan huruf awal kapital (Mølbak et al. 2006).
Contoh penulisan serotipe Salmonella adalah Salmonella enterica subsp.
enteritica serotipe Typimurium atau dapat juga ditulis Salmonella Typimurium
(Mølbak et al. 2006; Dunkley et al. 2008; Todar 2008).
Penamaan serotipe Salmonella dilakukan
berdasarkan keputusan penemunya (Omwandho & Kubota 2010), baik dari
penyakit yang disebabkan atau tempat isolasinya (Mølbak et al. 2006). Menurut
Gray dan Fedorka (2002), terdapat tiga grup besar Salmonella berdasarkan
sasaran infeksi. Grup pertama adalah kelompok serotipe yang hanya menginfeksi
manusia. Infeksi ini dicirikan oleh demam enterik (demam typhoid dan
paratyphoid). Contoh Salmonella grup ini adalah S. Typi dan S. Paratyphi
(Mølbak et al. 2006; Bhunia 2008).
Grup kedua adalah serotipe yang memiliki
inang spesifik pada hewan tertentu. Seperti Salmonella Pullorum yang
menginfeksi unggas; Salmonella Dublin pada sapi; dan Salmonella Choleraesuis
pada babi (Wallis 2006; Bhunia 2008). Infeksi klinis pada kelompok ini berupa
bakteremia dan septikemia dan banyak terjadi di Amerika dan Eropa (Wray &
Davies 2003).
Kelompok terakhir seperti S. Typhimurium dan
S. Enteritidis memiliki inang yang luas pada manusia dan hewan (Omwandho &
Kubota 2010). Infeksi dari serotipe golongan ini menyebabkan gastroenteritis
atau enterokolitis. Salmonella jenis ini merupakan foodborne disease yang masuk
melalui makanan ke dalam saluran pencernaan manusia (Graham 1980; Brands 2005).
Simptom tampak setelah 3–4 hari dengan gejala demam, diare, keram perut, dan
kadangkadang diikuti dengan muntah (Bhunia 2008).
Grup
besar Salmonella dan target sasarannya
Salmonella
|
Inang
|
Salmonella enterica serotipe Typhi
|
Manusia
|
S. enterica serotipe Paratyphi
|
Manusia
|
S. enterica serotipe Typhimurium
|
Manusia dan hewan
|
S. enterica serotipe Enteritidis
|
Manusia dan hewan
|
S. enterica serotipe Choleraesuis
|
Babi
|
S. enterica serotipe Dublin
|
sapi
|
S. enterica serotipe Pullorum
|
Ayam
|
S. enterica serotipe Gallinarum
|
Ayam
|
Sumber: Bhunia (2008)
Salmonella disebut sebagai bakteri utama
penyebab foodborne disease pada manusia disusul oleh Staphylococcus aureus,
Campylobacter spp., Clostridium perfringens, Escherichia coli, dan Listeria
spp. (D’Aoust 2001; Adeline et al. 2009; Hugas et al. 2009). S. Enteritidis dan
S. Typhimurium disebut-sebut sebagai penyebab foodborne disease utama pada
tahun 1980an dan 1990an yang berdampak pada kesehatan masyarakat dan masalah
ekonomi negara (Mølbak et al. 2006).
Beberapa spesies Salmonella sering ditemukan
menginfeksi unggas dan menyebabkan zoonosis. Spesies ini antara lain S.
Pullorum, S. Gallinarum, dan S. enterica serotipe Enteritidis dan serotipe
Typhimurium (Wray & Davies 2003).S. Pullorum menyebabkan penyakit sistemik
yang bersifat akut. S. Gallinarum penyebab penyakit cacar ayam, sedangkan S.
Typhimurium dan S. Enteritidis menyebabkan keracunan dan gangguan
gastrointestinal pada manusia (Wallis 2006).
Tags
Virus dan Bakteri