Terdapat beberapa jenis penyu yang ada saat
ini. Jenis-jenis penyu ini dibedakan berdasarkan struktur morfologis, warna dan
kebiasaannya. Secara umum, jenis penyu di dunia terdiri dari 7 macam, yaitu adalah
sebagai berikut:
Penyu Hijau/ Green Turtle
(Chelonia mydas)
Penyu
hijau merupakan jenis penyu yang paling sering ditemukan dan hidup di laut
tropis. Dapat dikenali dari bentuk kepalanya yang kecil dan paruhnya yang
tumpul. Dinamai penyu hijau bukan karena sisiknya berwarna hijau, tapi warna
lemak yang terdapat di bawah sisiknya berwarna hijau. Tubuhnya bisa berwarna
abu-abu, kehitam-hitaman atau kecoklat-coklatan. Daging jenis penyu inilah yang
paling banyak dikonsumsi di seluruh dunia terutama di Bali. Mungkin karena
orang memburu dagingnya maka penyu ini kadang-kadang pula disebut penyu daging.
Penyu
hijau dewasa hidup di hamparan padang rumput dan ganggang. Berat penyu hijau
dapat mencapai 400 kg, namun di Asia Tenggara yang tumbuh paling besar sekitar
separuh ukuran ini. Penyu hijau di barat daya Kepulauan Hawai kadang kala
ditemukan mendarat pada waktu siang untuk bejemur panas. Tukik penyu hijau yang
berada di sekitar Teluk California hanya memakan alga merah.
Penyu
hijau akan kembali ke pantai asal ia dilahirkan untuk bertelur setiap 3 hingga
4 tahun sekali. Ketika penyu hijau masih muda mereka makan berbagai jenis biota
laut seperti cacing laut, udang remis, rumput laut juga alga. Ketika tubuhnya
mencapai ukuran sekitar 20-30 cm, mereka berubah menjadi herbivora dan makanan
utamanya adalah rumput laut.
Penyu Sisik/ Hawksbill
Turtle (Eretmochelys imbricata)
Penyu
sisik atau dikenal sebagai hawksbill turtle karena paruhnya tajam dan
menyempit/ meruncing dengan rahang yang agak besar mirip paruh burung elang.
Demikian pula karena sisiknya yang tumpang tindih/ over lapping (imbricate)
seperti sisik ikan maka orang menamainya penyu sisik. Ciri-ciri umum adalah warna
karapasnya bervariasi kuning, hitam dan coklat bersih, plastron berwarna
kekuning-kuningan. Terdapat dua pasang sisik prefrontal. Sisiknya (disebut
bekko dalam bahasa Jepang) banyak digunakan sebagai bahan baku dalam industri
kerajinan tangan terutama di Jepang untuk membuat pin, sisir, bingkai kacamata,
dll.
Sebagian
besar penyu sisik bertelur di pulau-pulau terpencil. Penyu sisik selalu memilih
kawasan pantai yang gelap, sunyi dan berpasir untuk bertelur. Paruh penyu sisik
agak runcing sehingga memungkinkan mampu menjangkau makanan yang berada di
celah-celah karang seperti sponge dan anemon. Mereka juga memakan udang dan
cumi-cumi.
Penyu Lekang / Olive Ridley
Turtle (Lepidochelys olivacea)
Dalam
bahasa Inggris, penyu ini dikenal dengan nama olive ridley turtle. Penampilan
penyu lekang ini adalah serupa dengan penyu hijau tetapi kepalanya secara
komparatif lebih besar dan bentuk karapasnya lebih langsing dan bersudut.
Tubuhnya
berwarna hijau pudar, mempunyai lima buah atau lebih sisik lateral di sisi
sampingnya dan merupakan penyu terkecil di antara semua jenis penyu yang ada
saat ini. Seperti halnya penyu tempayan, penyu lekang juga karnivora. Mereka
juga memakan kepiting, kerang, udang dan kerang remis.
Penyu Lekang Kempii / Kemp’s
Ridley Turtle (Lepidochelys kempi)
Dalam
bahasa Inggris spesies ini disebut sebagai Kemp’s ridley turtle. Tubuhnya mirip
dengan penyu lekang hanya sedikit lebih besar. Kata Kemp’s pada Kemp’s ridley
turtle digunakan untuk mengenang Richard Kemp yang telah meneliti jenis ini
sehingga bisa dibedakan dengan penyu lekang. Tidak seorangpun tahu makna kata
“ridley” di tengah nama mereka.
Sebagian
orang berpendapat kata tersebut mungkin berasal dari kata “riddle”atau
“riddler” (teka-teki) karena memang teka-teki selalu ditimbulkan oleh penyu
jenis ini. Tidak ada yang tahu dari mana spesies ini datang dan di mana feeding
ground mereka. Genus Lepidochelys ini sering kali melakukan peneluran secara bersama-sama
dalam jumlah yang sangat besar yang dikenal dengan sebutan arribada (Spanyol)
yang berarti arrival (Inggris). Pada 1947, Kemp’s ridley turtle melakukan
peneluran yang sangat spektakuler dengan jumlah induk sekitar 40 ribu ekor
bertelur secara bersamaan di pantai sepanjang 300 km di Rancho Nuevo (Mexico)
di siang hari. Hal ini kemungkinan bertujuan untuk memastikan sebagian telur
akan terselamatkan walaupan sebagian lagi akan dimakan pemangsa. Seperti halnya
penyu tempayan, penyu lekang kempii termasuk jenis karnivora. Mereka juga
memakan kepiting, kerang, udang dan kerang remis.
Penyu Belimbing /
Leatherback Turtle (Dermochelys coriacea)
Penyu
belimbing telah bertahan hidup selama lebih dari ratusan juta tahun, kini
spesies ini menghadapi kepunahan. Selama dua puluh tahun terakhir jumlah
spesies ini menurun dengan cepat, khususnya di kawasan pasifik, hanya sekitar
2.300 betina dewasa yang tersisa. Hal ini menempatkan penyu belimbing pasifik
menjadi penyu laut yang paling terancam populasinya di dunia. Di kawasan
Pasifik, seperti di Indonesia, populasinya hanya tersisa sedikit dari
sebelumnya (2.983 sarang pada 1999 dari 13000 sarang pada tahun 1984).
Penyu
belimbing memiliki karapas berwarna gelap dengan bintik putih. Ukuran penyu belimbing
dapat mencapai 180 cm dan berat mencapai 500 kg. Penyu belimbing dapat
ditemukan dari perairan tropis hingga ke lautan kawasan sub kutub dan biasa
bertelur di pantai-pantai di kawasan tropis. Spesies ini menghabiskan sebagian
besar hidupnya di lautan terbuka dan hanya muncul ke daratan pada saat
bertelur. Penyu belimbing betina dapat bertelur empat sampai lima kali per
musim, setiap kali sebanyak 60 sampai 129 telur. Penyu belimbing bertelur
setiap dua atau tiga tahun dengan masa inkubasi sekitar 60 hari.
Penyu Pipih / Flatback
Turtle (Natator depressus)
Penyu
pipih dalam bahasa Inggris bernama flatback turtle. Pemberian nama flatback
turtle karena sisik marginal sangat rata (flat) dan sedikit melengkung di sisi
luarnya. Di awal abad 20, spesies ini sempat agak ramai diperdebatkan oleh para
ahli.
Sebagian
orang memasukkannya ke dalam genus Chelonia, namun setelah diteliti dengan
seksama para ahli sepakat memasukkannya ke dalam genus Natator, satu-satunya
yang tersisa hingga saat ini. Jenis ini karnivora sekaligus herbivora. Mereka
memakan timun laut, ubur-ubur, kerang-kerangan, udang, dan invertebrata
lainnya.
Penyu Tempayan / Loggerhead
Turtle (Caretta caretta)
Penyu
ini dalam bahasa Inggris bernama loggerhead turtle. Warna karapasnya coklat
kemerahan, kepalanya yang besar dan paruh yang bertumpuk (overlap) salah satu
ciri mengenali penyu tempayan. Disamping itu, terdapat lima buah sisik di
kepala bagian depan (prefrontal), umumnya terdapat empat pasang sisik coastal.
Lima buah sisik vertebral. Plastron berwarna coklat muda sampai kuning. Penyu
tempayan termasuk jenis karnivora yang umumnya memakan kerang-kerangan yang
hidup di dasar laut seperti kerang remis, mimi dan invertebrata lain. Penyu
tempayan memiliki rahang yang sangat kuat untuk menghancurkan kulit kerang.
Penyu
tempayan dapat dijumpai hampir di semua lautan di dunia. Hewan ini memiliki
panjang 70 cm - 210 cm dengan berat 135 kg - 400 kg. Penyu tempayan memiliki
kebiasaan akan kembali ke pantai tempat asal ia menetas untuk bertelur. Penyu
tempayan mulai bertelur setelah berumur 20 - 30 tahun dan mempunyai masa
penetasan telur selama 60 hari.
Dari ketujuh jenis ini, hanya penyu Kemp's
ridley yang tidak pernah tercatat ditemukan di perairan Indonesia. Oleh karena
itu Indonesia seharusnya bangga memiliki enam dari tujuh spesies penyu di dunia
dan sekaligus memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk melestarikannya.
Dari jenis-jenis tersebut, penyu belimbing
adalah yang terbesar dengan ukuran panjang badan mencapai 2,75 meter dan bobot
600 - 900 kilogram. Penyu lekang adalah yang terkecil, dengan bobot sekitar 50
kilogram. Namun demikian, jenis yang paling sering ditemukan adalah penyu
hijau.
Tags
Laut