Iklim komunikasi organisasi adalah sebuah
kiasan yang menggambarkan sebuah iklim fisik. Contohnya seperti cuaca yang membentuk
iklim fisik pada suatu kawasan. Terkadang, cuaca pada suatu hari tertentu
memberi gambaran yang baik mengenai iklim fisik secara umum untuk jangka waktu
yang panjang, demikian halnya dengan organisasi, persepsi mengenai suatu
organisasi pada suatu hari tertentu dapat memberi gambaran mengenai iklim
komunikasi tersebut selama jangka waktu yang lebih panjang. Begitu juga dengan
iklim komunikasi, cara orang bereaksi terhadap aspek organisasi membentuk atau menciptakan
iklim organisasi.
Poole (1985) dalam buku Pace dan Faules
(2005) mengatakan bahwa iklim muncul dan didukung oleh praktek-praktek
organisasi. Masih dalam buku yang sama, ahli lain seperti Kopelman, Brief dan
Guzzo (1989) membuat hipotesis dan menyatakan bahwa iklim organisasi yang
meliputi iklim komunikasi penting karena menjembatani praktik-praktik pengelolaan
sumber daya manusia dengan produktivitas. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa
bila sebuah organisasi melaksanakan suatu rencana insentif keuangan baru atau
berperan serta dalam pembuatan keputusan, akan memiliki kemungkinan munculnya
perubahan dalam iklim organisasi. Pada gilirannya iklim ini mungkin saja dapat
mempengaruhi kinerja dan produktivitas pegawai.
Iklim komunikasi adalah persepsi mengenai
seberapa jauh anggota organisasi merasa bahwa organisasi dapat dipercaya,
mendukung, terbuka terhadap, menaruh perhatian kepada, dan secara aktif meminta
pendapat mereka, serta memberi penghargaan atas standar kinerja yang baik
(dalam Kriyantono 2007).
Kriyantono
(2007) memberikan subvariabel yang dikur dalam iklim komunikasi yaitu:
- Kepercayaan, adalah persepsi anggota organisasi tentang seberapa jauh atasan, bawahan, dan sesame rekan kerja dapat dipercaya.
- Pembuatan keputusan bersama, adalah persepsi anggota organisasi tentang keterlibatannya dalam proses pembuatan keputusan bersama.
- Pemberian dukungan, adalah persepsi anggota organisasi tentang perhatian atau dukungan organisasi pada karyawan-karyawannya dan dukungan karyawan pada organisasi.
- Keterbukaan, adalah persepsi anggota organisasi tentang keterbukaan organisasi terhadap informasi yang dianggap penting bagi anggota, kebebasan, dan kemudahan anggota dalam memperoleh informasi.
- Perhatian dan tujuan berkinerja tinggi, adalah persepsi anggota organisasi tentang keinginan anggota dan organisasi untuk selalu memilki tujuan kinerja tinggi.
Tidak
jauh berbeda dengan buku Kriyantono, Redding (Goldhaber, 1986) dalam buku
Muhammad (2009) mengemukakan lima dimensi penting dari iklim komunikasi
tersebut
- “Supportiveness”, atau bawahan mengamati bahwa hubungan komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun dan menjaga perasaan diri berharga dan penting.
- Partisipasi membuat keputusan.
- Kepercayaan, dapat dipercaya dan dapat menyimpan rahasia.
- Keterbukaan dan keterusterangan.
- Tujuan kinerja yang tinggi, pada tingkat mana tujuan kinerja dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.
Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro,
abstrak dan gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi
organisasi. Iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat suatu organisasi
dan persepsi individu atas sifat-sifat tersebut.
Suatu iklim komunikasi berkembang dalam
konteks organisasi. Unsurunsur dasar yang membentuk suatu organisasi dapat
diringkaskan menjadi lima kategori besar: anggota organisasi, pekerjaan dalam
organisasi, praktik-praktik pengelolaan, struktur organisasi, dan pedoman
organisasi (dalam Pace dan Faules 2005).
Iklim komunikasi dapat menjadi salah satu
pengaruh yang paling penting dalam produktivitas organisasi, karena iklim
mempengaruhi usaha anggota organisasi. Iklim komunikasi juga memainkan peranan sentral
dalam mendorong anggota organisasi untuk mencurahkan usaha kepada pekerjaan
mereka dalam organisasi. Hal ini dikarenakan anggota organisasi memilih
berbagai jumlah usaha yang mereka curahkan untuk kegiatan organiasasi, langkah-langkah
pelaksanaan kerja, perhatian terhadap terhadap pekerjaan mereka hingga pada
jumlah waktu yang mereka berikan pada pekerjaan mereka.
Selain itu, iklim atau suasana komunikasi
dalam organisasi juga dapat menjadi sebuah hambatan antar pribadi. Dalam suatu
organisasi, hubungan antara seorang atasan dan bawahan terutama berasal dari perlakuan
yang diterima setiap pihak dan dari cara mana perilaku timbale balik ini
diinterpretasikan.
Menurut Jablin (1979) pada saat atasan dan
bawahan berkomunikasi, perasaan-perasaan yang muncul akan membatasi atau
mendorong baik isi maupun frekuensi komunikasi mereka, dan mempengaruhi
cara-cara mereka berkomunikasi satu dengan yang lain. (dalam Reksohadiprodjo dan
Hani 1992:186-187). Kombinasi sikap ini yang akan membentuk suasana hubungan
antar pribadi, suasana yang kurang positif akan memunculkan penolakan aliran
komunikasi, bawahan memanipulasi informasi dan tersebarnya antagonism dan
ketidakpercayaan. Maka akibatnya adalah evektivitas kelompok dan perusahaan
akan menurun. Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang
terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi
tersebt mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil risiko,
mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan
tugas-tugas mereka. Para anggota organisasi lah yang akhirnya menentukan dan
menguhkan eksistensi pengaruh komunikasi. Iklim komunikasi tertentu memberi
pedoman bagi keputusan dan perilaku individu. Keputusan-keputusan yang diambil
oleh anggota organisasi untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif seperti
jujur dalam bekerja, mengerjakan pekerjaan sesuai dengan yang dihatapkan dan
tepat waktu, meningkatkan loyalitas pada organisasi tempat ia bekerja. Iklim
komunikasi seperti ini lah yang menjadi iklim komunikasi yang baik karena
memberikan pengaruh yang baik pula bagi para karyawannya. Sedangkan iklim
komunikasi yang negatif akan merusak keputusan mengenai bagaimana mereka akan
bekerja dan berpatisipasi dalam organisasi yang dibuat oleh anggota organisasi
itu sendiri.
Partisipasi, sebagai salah satu dimensi iklim
komunikasi menjadi suatu faktor atau penduga atas komitmen bagi pegawai dengan
masa kerja lima tahun atau lebih dalam organisasi tersebut. Partisipasi
memiliki arti dan peranan yang besar sekali bagi pekerja yang akhirnya
membentuk kesadaran pengendalian atas situasi kerja mereka, yang baru muncul setelah
mereka mencapai suatu masa kerja tertentu dalam organisasi tersebut. Maka dapat
disimpulkan, bahwa iklim komunikasi dalam organisasi mempunyai pengaruh dan
konsekuensi yang penting pada masa kerja pegawai. Dengan terciptanya iklim
komunikasi yang positif maka hal ini akan meningkatkan komitmen pegawai pada
organisasi (Pace dan Faules 2005).
Tags
Komunikasi