Erosi dan sedimentasi merupakan dua buah
masalah yang saling berkaitan. Erosi tanah yang meliputi proses pelepasan
butir-butir tanah dan proses pemindahan tanah akan menyebabkan timbulnya bahan
endapan atau sedimentasi di tempat lain. Bahaya erosi banyak terjadi di daerah-daerah
lahan kering terutam yang memiliki kemiringan lereng sekitar 15% atau lebih.
Tanah kering tang rentan terhadap erosi terutama adalah tanah Podsolik Merah
Kuning yang mempunya areal terluas di Indonesia, kemudian disusul oleh tanah Latosol
yang kemiringan lereng agak curam sampai curam, terutama tanah-tanah yang tidak
tertutup tanaman. (Suripin, Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air, 2004)
Pada saat permulaan turun hujan, pukulan
jatuhnya air hujan merupakan penghasil utama butir-butir yang terlepas dalam
proses erosi tanah. Bersama dengan aliran air, butir-butir tanah yang lepas
akibat proses erosi akan diangkut masuk ke dalam aliran sungai dan kemudian
akan diendapkan pada tempat-tempat tertentu (pada muara sungai dan waduk)
berupa pengendapan atau sedimentasi. Endapan sedimen tersebut apabila semakin
lama semakin terakumulasi jumlahnya, maka akan menimbulkan pendangkalan pada waduk
dan muara sungai yang selanjutnya akan berakibat terhadap berkurangnya umur
rencana waduk.
Proses-proses hidrologis, langsung atau tidak
langsung, mempunyai kaitan dengan terjadinya erosi, transpor sedimen dan
deposisi sedimen di daerah hilir. Perubahan tata guna lahan dan praktek
pengelolaan DAS juga mempengaruhi terjadinya erosi, sedimentasi, dan pada
gilirannya, akan mempengaruhi kualitas air (Asdak, 1995).
Banyaknya angkutan bahan endapan tergantung
dari besarnya erosi tanah yang terjadi. Semakin banyak jumlah bahan sedimen
yang terangkut menunjukkan makin besar tingkat erosi tanah yang terjadi dalam
daerah aliran sungai yang bersangkutan. Karena erosi dan sedimentasi merupakan
suatu hal yang saling memiliki keterkaitan, maka di bawah ini akan dibahas
kedua masalah tersebut.
Tags
Tanah dan Air