Inilah berita terbaru mesir, 15 Agustus 2013.
Ketika 2 hari lagi Indonesia akan merayakan hari kemerdekaannya yang ke-68,
justru berita rakyat Mesir sedang dalam keadaan musibah besar, berada dalam
ambang perang saudara, yang di awali oleh kudeta oleh pihak Militer terhadap
Presiden Mohammad Mursi, Presiden Pertama Mesir yang terpilih dari hasil demokrasi.
Memang sungguh sangat disayangkan, adanya
kudeta militer bulan Juli lalu ini. Tetapi yang lebih disayangkan lagi adanya
aksi represif pihak Militer dan Keamanan terhadap aksi damai pendukung Presiden
Mohamad Mursi, yang menuntut dikembalikannya Presiden Mursi ke Kursi
Kepredenan.
Berdasarkan beberapa berita yang dikutip dari
berbagai sumber, sedikitnya korban yang jatuh sampai saat ini sudah sekitar
6000 orang. Pihak Militer dan Keamanan mengarahkan berbagai peralatan militer untuk
mengusir paksa pihak demonstran pro-Presiden Mohamad Mursi, seperti Tank,
penembak jitu, penggunaan peralatan penghalau massa, maupun peluru tajam.
Sehingga tak pelak lagi, sebuah aksi yang tidak berimbang, yang mengakibatkan
ribuan korban berjatuhan di pihak demonstran.
Bahkan aksi dan tindakan represif yang biadap
pihak Militer Mesir, membakar hidup-hidup demonstran yang masih ada dalam
tenda-tenda mereka. Silahkan dilihat cuplikan videonya dibawah ini:
Berbagai tanggapan dan reaksi keras dari
dunia Internasional mengecamnya, dan lebih keras dari Pihak Turki, yang memang
sejak awal kudeta, tidak setuju dan tidak mengakui pemerintahan Mesir hasil
kudeta dari Presiden Terpilih Mohamad Mursi. Turki; mengecam keras tindakan keras, Perdana Menteri Erdogan
menyebut kekerasan "pukulan serius bagi
harapan kembalinya demokrasi''.
Dari Jerman, Jubir Kanselir Angela Merkel,
Steffen Seibert; berdemonstrasi adalah
hak warga mesir yg harus dihormati & dilindungi. Amerika Serikat, MenLu
John Kerry: Meningkatnya kekerasan adalah
"pukulan serius'' tuk upaya rekonsiliasi politik antara pemerintah/militer
& Pro Morsi
Sekjen
PBB Banki Moon: mengecam kekerasan & menyesal bahwa
pemerintah Mesir memilih gunakan kekuatan untuk menanggapi demonstrasi. Perdana Menteri Inggris David Cameron
mengatakan kekerasan itu "tidak akan
menyelesaikan apa-apa"
Tapi tanggapan
yang lebih “keras” lagi datang dari Indonesia, yaitu dari Presiden SBY melaui
akun twitternya: Situasi di Mesir makin
memprihatinkan. Korban jiwa mulai berjatuhan. Indonesia berharap, keadaan tidak
memburuk. Ini seperti tanggapan
seorang penonton yang tidak bisa berbuat apa-apa. Presiden sebuah Negara berpenduduk
Muslim terbesar, yang justru melupakan jasa-jasa Mesir terhadap Indonesia.
Tidak dapat
dipungkiri bahwa, Pengakuan kedaulatan adanya Negara Indonesia yang pertama
datang dari Mesir, berkat usaha-usaha Pergerakan Ikhwanul Muslimin di sana. Sokongan
dan dukungan Mesir hampir semua tempat diplomasi dunia waktu itu.
Bahkan Jasa-jasa
Ikhwanul Muslimin dan Mesir tidak sampai hanya sampai disitu. Dukungan
diplomasi, ditambah dengan adanya dukungan fisik. Setelah adanya Agresi Militer
Belanda tanggal 21 Juli 1947, Rakyat Mesir menghalangi pengiriman persenjaatan
dan pasokan makanan yang akan dipasok ke Tentara Belanda di Indonesia, yang
akan melewati Sungai Nil. Aksi rakyat Mesir ini berhasil. Ditambah dengan
adanya bantuan makanan Pemerintah Mesir untuk Indonesia waktu itu.
Tetapi apa
balasan dari Indonesia untuk Mesir sekarang, hanya menjadi penonton, bukan
pemain. Dan yang lebih kacaunya lagi, kepala negaranya hanya bisa berdo’a,
tidak bisa berbuat apa-apa.
Seyogyanya,
Indonesia memberikan lebih dengan berperan aktif terhadap masalah saudaranya (Mesir)
sekarang. Apalagi, Peringatan hari Kemerdekaan yang ke-68 tinggal 2 hari lagi.
Semoga Indonesia bisa menjadi Negara yang tahu balas jasa. Andai saja, waktu
itu Mesir belum mengakui kedaulatan Indonesia, bisa saja arah perjuangan
diplomasi dapat berkata lain.
Mari balas
kebaikan saudara (Mesir) kita dengan berperan aktif, bukan menjadi penonton,
seperti kicauan Presiden kita di twitter-nya…. Saya berharap, Bapak SBY,
presiden kita yang “ganteng” bisa melakukan itu…
Tags
Islam