Wujud kebudayaan sebagai suatu
kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, perraturan
dan sebagainya
Wujud pertaman ini adalah wujud ideal dari kebudayaan. Dalam wujud yang
pertama ini, kebudayaan bersifat abstrak, artinya tidak dapat diraba atau
difoto. Sebaai suatu kopleks ide, maka lokasinya ada di dalam kepala-kepala
manusia, atau dengan pertakaan lain, ada di dalam alam pikiran warga masyarakat
di mana kebudayaan bersangkutan itu hidup. Ide-ide dan gagasan-gagasan dari
individu-individu yang hidup bersama dalam suatu masyarakat, memberi jiwa
kepada masyarakat tersebut. Artinya, apa pun yang dilakukan, yang terjadi, dan
yang ada dalam masyarakat dijiwai oleh ide-ide para warganya. Gagasan-gagasan
yang ada di masyarakat saling terkait antara satu dengan yang lainnya, sehingga
membentuk suatu sistem budaya, atau cultured system.
Contoh: upacara kurban babi pada masyarakat Tembaga di pegunungan Irian,
di mana pada upacara tersebut sejumlah babi disembelih untuk dipersembahkan
kepada arwah para leluhur. Upacara korban ini dilakukan setelah peperangan
antarsuku selesai. peeperangan antar suku terjadi biasanya karena memperebutkan
tanah, di mana karena populasi babi yang sangat besar mengakibatkan suatu suku
membutuhkan tanah yang lebih luas. Ketika peperangan selesai maka dilakukan lah
upacara sembelih kurban babi, di samping untuk memperingati kemenangan juga
untuk mengurangi populasibabi.
Wujud kebudayaan sebagai suatu
kopleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
Wujud kedua ini disebut juga sistem sosial atau social system, yang
berkaitan dengan tindakan berpola dari manusia itu sendiri. Sistem sosial itu
terdiri dari aktivitasw-aktivitas dari manusia-manusia yang berinteraksi,
berhubungan, serta bergaul satu dengan yang lain, menurut pola-pola tertentu
yan berdasarkanadat tata kelakuan. Sistem sosial ini bersifat konkret, artinya
dapat diamati.
Contoh: aktivitas barter yang terjadi antara para nelayan dengan petani
pedalaman pada masyarakat Melanesia di kepulauanTrobiand di sebelah timur laut Niu
Gini. Setelah para nelayan berhasil menangkap ikan maka biasanya yang
ditinggalkan di rumah hanya sebagian kecil saja, sedangkan yang lainnya akan
ditukar dengan beberapa hasil bumi yang dibawa para petani pedalaman yang sudah
menuggunya di pantai. Selanjutnya petani pedalaman ini akan membawa ikan-ikan
hasil barteran dengan berlari sejauh bermil-mil agar ikan tetap segar sesampai
di rumah.
Wujud kebudayaan sebagai benda-benda
hasil karya manusia
Wujud ketika ini disebut juga kebudayaan fisik, karena merupakan seluruh
total hasil fisik dari aktivitas, perbuatan, dan kara semua manusia dalam
masyarakat.
Contoh: candi borobudur.