Penokohan sekaligus menyarankan pada teknik
pewujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita. Dalam istilah penokohan
terkandung dua aspek: Isi dan bentuk. Tokoh, watak, dan segala emosi yang
dikandungnya itu adalah aspek isi, sedangkan teknik pewujudannya dalam karya
fiksi adalah bentuk. Penokohan sebagai salah satu unsur pembangunan fiksi dapat
dikaji dan dianalisis keterjalinannya dengan unsur-unsur pembangunan lainnya.
Jika fiksi yang bersangkutan merupakan sebuah karya yang berhasil, berbagai
unsur yang lain, misalkan dengan unsur plot dan tema, atau unsur latar,sudut
pandang, gaya, amanat, dan lain-lain (Nurgiantoro, 2002).
Tokoh cerita (character), menurut Abrams
(1981), adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau
drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan
tertentu seperti yang di ekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan. Dari kutipan tersebut juga dapat diketahui bahwa antara seorang tokoh
dengan kualitas pribadinya erat berkaitan dengan penerimaan pembaca.
David Daiches (1948) menyebutkan bahwa
karakter pelaku cerita fiksi dapat muncul dari sejumlah peristiwa dan bagaimana
reaksi tokoh tersebut pada peristiwa yang dihadapi. Walaupun tokoh cerita hanya
merupakan tokoh ciptaan pengarang, ia haruslah merupakan seorang tokoh yang
hidup secara wajar, sewajar sebagaimana kehidupan manusia yang terdiri dari
darah dan daging, yang mempunyai pikiran dan perasaan. Kehidupan tokoh cerita
adalah kehidupan dalam dunia fiksi, maka ia haruslah bersikap dan bertindak
sesuai dengan tuntutan cerita dengan perwatakan yang disandangnya (Nurgiantoro,
2002).
Dalam kasus kepribadian tokoh, pemaknaan dilakukan berdasarkan kata-kata (verbal)
dan tingkah laku lain (non verbal).
Metode verbal (dialog dan
percakapan)
Nugriyantoro (2002) menjelaskan bahwa percakapan yang dilakukan oleh tokoh
cerita dimaksudkan untuk menggamb arkan sifat tokoh yang bersangkutan. Tidak
semua percakapan menunjukkan sikap tokoh, namun percakapan yang efektif dan
baik adalah percakapan yang menunjukkan sifat atau watak dari tokoh pelakunya.
Fenanie (2000) mengatakan dengan adanya dialog-dialog yang dikemukakan pengarang,
pembaca dapat mengetahui sejauh mana moralitas, mentalitas, pemikiran, dan
watak tokohnya.
Metode non verbal (deskripsi
perbuatan)
Metode non verbal menggambarkan watak atau karakter tokoh cerita dengan
cara mendeskripsi tindak tanduk atau perbuatan yang dilakukan oleh tokoh
cerita. Mido (1994) juga menjelaskan bahwa non verbal merupakan cara penyampaian
informasi tanpa menggunakan bahasa, dan cara penyampaian ini sampai kepada kita
melalui saluran yang terlihat, termasuk perilaku ekspresi, seperti ekspresi
wajah, isyarat, postur, dan penampilan. Selain itu, metode ini adalah metode
yang paling efektif untuk menunjukkan unsur-unsur karakter seorang tokoh.
Tags
Enterteinment
Sangat membantu bagi Mhs terdampak covid, thank
BalasHapus