Menurut Nursalam (2005),
ada beberapa tahap-tahap
tumbuh kembang anak. Tahapan
tersebut adalah sebagai berikut :
Masa Pranatal
Kehidupan bayi pada
masa prenatal dikelompokkan
menjadi dua periode yaitu:
- Masa embrio yang dimulai sejak konsepsi sampai kehamilan 8 minggu. Ovum yang telah dibuahi akan datang dengan cepat menjadi suatu organisme yang berdeferensiasi secara pesat untuk membentuk berbagai sistem organ tubuh.
- Masa fetus yang dimulai sejak kehamilan 9 minggu sampai masa kelahiran. Masa fetus terbagi menjadi dua. Yang pertama adalah masa fetus dini (usia 9 minggu sampai trimester dua), dimana terjadi percepatan pertumbuhan dan pembentukan manusia sempurna serta alat tubuh mulai berfungsi. Yang kedua adalah masa fetus lanjut (trimester akhir) yang ditandai dengan pertumbuhan tetap yang berlangsung cepat disertai dengan perkembangan fungsi-fungsi.
Masa Neonatal
Masa ini terjadi
adaptasi terhadap lingkungan,
perubahan sirkulasi darah,
serta mulai berfungsinya
organ-organ tubuh. Saat lahir, berat badan normal dari bayi yang sehat
berkisar antara 2500-4000 gram,
panjang badan berkisar
50 cm dan
berat otak sekitar 350
gram. Selama 10
hari pertama biasanya
terdapat penurunan berat badan
sekitar 10% dari
berat badan lahir,
kemudian berat badan bayi akan berangsur-angsur mengalami kenaikan.
Masa neonatal ini,
refleks-refleks primitif yang
bersifat fisiologis akan muncul.
Diantaranya adalah refleks
moro, yaitu refleks
merangkul, yang akan
hilang pada usia 3-5 bulan, refleks menghisap (sucking refleks);
refleks menoleh (rooting
refleks); refleks mempertahankan
posisi leher/kepala (tonick neck
refleks); refleks memegang
(palmar graps refleks) yang akan menghilang pada usia 6-8 tahun.
Refleks-refleks tersebut terjadi secara simetris dan akan menghilang seiring dengan
bertambahnya usia. Fungsi pendengaran dan penglihatan juga mulai
berkembang.
Masa bayi 1-12 bulan
Pertumbuhan dan perkembangan
terjadi secara cepat.
Pada umur 5 bulan berat badan anak sudah 2 kali lipat berat badan lahir,
sementara pada umur 1 tahun berat badannya sudah menjadi 3 kali lipat. Sedangkan
untuk panjang badan, pada
umur 1 tahun
sudah menjadi satu setengah kali panjang badan saat lahir. Pertambahan lingkar kepala
juga pesat. Pada 6 bulan
pertama, pertumbuhan lingkar
kepala sudah mencapai
50%. Oleh karena
itu, diperlukan pemberian gizi
yang baik, yaitu
dengan memperhatikan prinsip menu gizi seimbang.
Pada tiga bulan
pertama, anak berusaha
mengelola koordinasi bola mata
untuk mengikuti suatu
obyek, membedakan seseorang dengan
benda, senyum naluri
dan bersuara. Terpenuhinya rasa
aman dan kasih sayang yang cukup mendukung perkembangan yang optimal pada masa
ini. Pada posisi telungkup, anak berusaha mengangkat kepala. Jika tidur
telentang, anak lebih menyukai sikap memiringkan kepala ke samping.
Pada tiga bulan kedua, anak mampu mengangkat kepala dan menoleh ke
kiri-kanan saat telungkup. Setelah usia lima bulan anak mampu membalikkan badan
dari posisi telentang ke telungkup dan sebaliknya, berusaha
meraih benda-benda di
sekitarnya untuk dimasukkan ke
mulut. Anak mampu
tertawa lepas pada
suasana yang menyenangkan, misalnya
diajak bercanda, sebaliknya
akan menangis pada suasana yang tidak menyenangkan.
Pada enam bulan kedua, anak mulai bergerak memutar pada posisi telungkup
untuk menjangkau benda-benda
di sekitarnya. Sekitar usia
sembilan bulan, anak
bergerak merayap atau merangkak dan
mampu duduk sendiri
tanpa bantuan. Apabila dibantu berdiri,
anak berusaha untuk
melangkah sambil berpegangan.
Koordinasi jari telunjuk dan ibu jari lebih sempurna sehingga anak
dapat mengambil benda
dengan menjepitnya. Kehadiran
orang asing akan membuatnya cemas (stranger anxiety), demikian juga perpisahan
dengan ibunya. Anak suka sekali
bermain “ci-luk-ba”. Pada
usia 9
bulan-1 tahun, anak mampu melambaikan tangan, bermain bola, memukulmukul
mainan dan memberikan benda yang dipegang bila diminta.
Berdasarkan teory psikososial
(Erikson), anak berada
pada tahap percaya dan tidak percaya , sehingga lingkungan dalam hal ini
orang tua yang memberikan perhatian dan
kasih sayang yang cukup,
akan menumbuhkan rasa
percaya diri anak.
Sedangkan menurut teori psikoseksual
(Sigmund Freud), anak
berada pada fase oral, sehingga segala
sesuatu yang dipegangnya
cenderung dimasukkan ke dalam
mulut. Oleh karena itu, orang
tua harus memperhatikan keamanan
dan kebersihan makanan
maupun permainan anaknya. Masa
ini merupakan perkembangan
interaksi yang menjadi dasar
persiapaan untuk menjadi
anak yang lebih
mandiri.
Kegagalan untuk memperoleh perkembangan interaksi yang positif dapat menyebabkan
terjadinya kelainan emosional
dan sosialisasi pada masa
mendatang. Oleh karena itu diperlukan hubungan yang mesra antara ibu (orang
tua) dan anak.
Masa Balita (1-3 tahun)
Pada masa ini,
pertumbuhan fisik anak
relatif lebih lambat dibandingkan dengan masa bayi, tetapi
perkembangan motoriknya berjalan
lebih cepat. Anak sering
mengalami penurunan nafsu makan
dan anak mulai
belajar jalan. Pada mulanya, anak
berdiri tegak dan kaku,
kemudian berjalan dengan
berpegangan. Sekitar usia 16
bulan, anak mulai belajar berlari dan menaiki tangga, tetapi masih kelihatan
kaku. Oleh karena itu anak perlu diawasi, karena dalam
beraktivitas anak tidak memperhatikan bahaya.
Pada masa ini,
anak bersifat egosentris
yaitu mempunyai sifat keakuan
yang kuat sehingga segala
sesuatu yang disukainya dianggap sebagai
miliknya. Apabila anak
menginginkan mainan kepunyaan
temannya, sering ia akan merebutnya
karena dianggap miliknya.
Menurut teori Erikson, anak berada pada fase mandiri dan malu/ragu-ragu. Hal
ini terlihat dengan
berkembangnya kemampuan
anak, yaitu dengan
belajar untuk makan
atau berpakaian sendiri. Apabila orang tua tidak mendukung upaya anak untuk belajar
mandiri, maka hal
ini dapat menimbulkan
rasa malu/rasa ragu akan
kemampuannya, misalnya orang
tua yang selalu memanjakan
anak dan mencela
aktivitas yang telah dilakukan oleh anak. Pada masa ini,
sudah sampai waktunya anak dilatih untuk buang air besar atau buang air kecil
pada tempatnya (toilet training). Anak
juga dapat menunjuk
beberapa bagian tubuhnya,
menyusun 2 kata, dan mengulang kata-kata baru.
Pada masa ini,
anak perlu dibimbing
dengan akrab, penuh kasih
sayang, tetapi juga
tegas, sehingga anak
tidak mengalami kebingungan. Jika
orang tua mengenal kebutuhan anak, maka anak akan berkembang
perasaan otonominya sehingga
anak dapat mengendalikan
otot-otot dan rangsangan lingkungan.
Masa Pra sekolah akhir (3-5 tahun)
Pada masa ini,
pertumbuhan gigi susu
sudah lengkap. Pertumbuhan fisik
relatif pelan, naik
turun tangga sudah
dapat dilakukan sendiri. Demikian
pula halnya dengan berdiri satu kaki secara
bergantian atau melompat.
Anak mulai berkembang superegonya (suara
hati), yaitu merasa
bersalah bila ada tindakannya yang keliru.
Menurut teori Erikson, pada usia tersebut
anak berada pada fase
inisiatif dan rasa
bersalah. Pada masa
ini, anak berkembang rasa ingin
tahu (courius) dan daya imaginasinya,
sehingga anak banyak bertanya
mengenai segala sesuatu
di sekelilingnya yang tidak diketahuinya. Sedangkan menurut
teori Sigmund Freud, anak berada pada
fase phalik, dimana anak mulai
mengenal perbedaan jenis kelamin
perempuan dan laki-laki.
Anak juga mengidentifikasikan figus
atau perilaku orang
tua sehingga mempunyai kecenderungan
meniru tingkah laku
orang dewasa di sekitarnya. Anak
juga mulai mengenal
cita-cita, belajar menggambar, menulis
mengenal angka serta
bentuk/warna benda (Soetjiningsih,
2002).
Tags
Perkembangan Anak