Mengapa begitu? Jawabannya ada pada hormon seks
perempuan, estrogen, yang ternyata melindungi otak mereka terhadap stres,
menurut temuan para peneliti AS. “Ini bahkan bisa menjadi alasan lain mengapa
wanita hidup lebih lama daripada pria,” kata kepala penelitian Profesor Zhen
Yan dari Universitas Buffalo.
Fluktuasi estrogen dalam tubuh wanita dapat membuat perasaannya
berubah-ubah. Selamaperiode stres kadar estrogen menurun. Kelenjar andrenalin
menghasilkan hormon stres lebih banyak dari estrogen. Selama kadar estrogen
menurun terjadi pembentukan plak pembuluh darah yang meningkatkan resiko terjadinya
penyakit jantung. Setelah mencapai masa menopouse, kadar estrogen pada wanita
menurun hingga 80%. Ini adalah masa titik balik yang penting pada kehidupan
wanita, banyak perubahan besar yang terjadi, seperti muka kemerahan dan terasa
panas, masa tulang yang rendah hingga mengalami osteoporosis.
Selain itu estrogen melindungi sistem jantung dan
pembuluh darah sampai pada masa menopouse, dimasa ini wanita rentan terhadap
masalah jantung yang kemungkinan sama dengan pria.