Banyak faktor yang berperan, kenapa pemanfatan pengobatan tradisional masih
tinggi di Indonesia. Beberapa diantaranya yang dipandang penting adalah:
- Pengobatan tradisional merupakan bagian dari sosial budaya masyarakat.
- Tingkat pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan latar belakang budaya masyarakat menguntungkan pengobatan tradisional.
- Terbatasnya akses dan keterjangkauan pelayanan kesehatan moderen.
- Keterbatasan dan kegagalan pengobatan modern dalam mengatasi beberapa penyakit tertentu.
- Meningkatnya minat masyarakat terhadap pemanfaatan bahan-bahan (obat) yang berasal dari alam (back to nature).
- Meningkatnya minat profesi kesehatan mempelajari pengobatan tradisional.
- Meningkatnya modernisasi pengobatan tradisional.
- Meningkatnya publikasi dan promosi pengobatan tradisional.
- Meningkatnya globalisasi pelayanan kesehatan tradisional.
- Meningkatnya minat mendirikan sarana dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan tradisional.
Pengobatan alternatif adalah cara pengobatan atau
perawatan yang diselenggarakan dengan cara lain di luar ilmu kedokteran dan
atau ilmu keperawatan yang lazim dikenal, mengacu kepada pengetahuan,
pengalaman, dan keterampilan yang diperoleh secara turun-temurun atau berguru
melalui pendidikan, baik asli maupun dari luar Indonesia. Pengobatan alternatif
bisa dilakukan dengan menggunakan obat-obat tradisional, yaitu bahan atau
ramuan bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan sarian
(galenik), atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang turun-temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Pengobatan alternatif
merupakan bentuk pelayanan pengobatan yang menggunakan cara, alat atau bahan
yang tidak termasuk dalam standar pengobatan kedokteran moderen (pelayanan
kedoteran standar) dan digunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan
kedokteran moderen tersebut.
Berbagai istilah telah digunakan untuk cara pengobatan
yang berkembang di tengah masyarakat. WHO (1974) menyebut sebagai “traditional
medicine” atau pengobatan tradisional. Para ilmuwan lebih menyukai “traditional
healding”.
Adapula yang menyebutkan “alternatif medicine”. Ada juga
yang menyebutkan dengan folk medicine, ethno medicine, indigenous medicine
(Agoes, 1992). Dalam sehari-hari kita menyebutnya “pengobatan dukun”. Untuk
memudahkan penyebutan maka dalam hal ini lebih baik digunakan istilah
pengobatan alternatif, karena dengan istilah ini apat ditarik garis tegas perbedaan
antara pengobatan moderen dengan pengobatan di luarnya dan juga dapat merangkum
sistem-sistem pengobatan oriental (timur) seperti pengobatan tradisional atau
sistem penyembuhan yang berakar dari budaya turun temurun yang khas satu etnis
(etno medicine). Pengobatan alternatif sendiri mencakup seluruh pengobatan
tradisional dan pengobatan alternatif adalah pengobatan tradisional yang telah
diakui oleh pemerintah.
Pengobatan yang banyak dijumpai adalah pengobatan
alternatif yang berlatar belakang akar budaya tradisi suku bangsa maupun agama.
Pengobat (curer) ataupun penyembuh (healer) dari jasa pengobatan maupun
penyembuhan tersebut sering disebut tabib atau dukun. Pengobatan maupun
diagnosa yang dilakukan tabib atau dukun tersebut selalu identik dengan campur
tangan kekuatan gaib ataupun yang memadukan antara kekuata rasio dan batin.
Salah satu ciri pengobatan alternatif adalah penggunaan
doa ataupun bacaan-bacaan. Doa atau bacaan dapat menjadi unsure penyembuh utama
ketika dijadikan terapi tunggal dalam penyembuhan.Selain doa ada juga ciri yang
lain yaitu adanya pantanganpantangan. Pantangan berarti suatu aturan-aturan
yang harus dijalankan oleh pasien. Pantangan-pantangan tersebut harus dipatuhi
demi kelancaran proses pengobatan, agar penyembuhan dapat selesai dengan cepat.
Dimana pantanganpantangan tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.
Seperti misalnya penyakit patah tulang maupun terkilir, biasanya dilarang unutk
mengkonsumsi minum es dan kacang-kacangan. Makanan-makanan tersebut menurutnya
dapat mengganggu aliran syaraf-syaraf yang akan disembuhkan.
Tags
Gizi dan Nutrisi