Sifat menular dari penyakit hepatitis B ini
telah diketahui pada abad 8 M, ketika Paus Zacharias menganjurkan suatu
tindakan untuk mencegah penularan lebih lanjut yaitu dengan melakukan isolasi
terhadap penderita.
Penyakit kuning yaitu hepatitis virus yang
dikenal sebagai Water Viral Hepatitis tercatat sebagai wabah untuk pertama kali
pada tahun 1895 di Inggris, kemudian timbul di Skandinavia pada tahun 1916 dan
tahun 1944, lalu di New Delhi tahun 1955.
Pada tahun 1963 jenis hepatitis ini dikenal
dengan Hepatitis Serum yaitu hepatitis yang penularannya melalui darah dengan
masa tunas 2-6 bulan. Pada tahun 1965 virus hepatitis B (VHB) ditemukan pertama
kali oleh Dr. Baruch S. Blumberg dan asistennya Dr. Barbara Werner. Mereka
mendeteksi adanya suatu antigen dalam darah seorang warga Suku Aborigin
Australia penderita hemophilia. Antigen ini kemudian dinamakan australian
antigen. Sekarang lebih dikenal nama antigen permukaan VHB (HBsAg) karena
terdapat dipermukaan VHB. Atas jasanya tersebut beliau mendapat hadiah nobel
untuk bidang kedokteran pada tahun 1976.
Pada tahun 1965, Blumberg dkk melaporkan
penemuan pertama kali antigen permukaan hepatitis B (HBsAg), juga dikenal
sebagai antigen Australia. Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1970, Dane
memvisualisasikan virus hepatitis B (HBV) virion. Sejak itu, kemajuan besar
telah dibuat mengenai epidemiologi, virologi dan pengobatan virus hepatitis B.
Diperkirakan sepertiga penduduk dunia telah
terinfeksi dengan virus hepatitis B (HBV). Sekitar 350 juta orang adalah
pembawa seumur hidup, dan hanya 2% serokonversi spontan (sembuh sendiri tanpa
pengobatan) per tahun. Program vaksinasi yang sedang berlangsung tampaknya
menjanjikan dalam upaya untuk mengurangi prevalensi penyakit HBV.
Virus hepatitis B (HBV) ditularkan melalui
darah maupun produk darah dan secara seksual (hubungan intim). Konsekuensi dari
perjalanan hepatitis B kronis yang aktif tanpa pengobatan akan berkembang
menjadi sirosis hati (kerusakan total hati) dan perkembangannya kearah kanker
hati.