Menurut
Sztompka (2004), revolusi sosial mempunyai lima perbedaan dengan bentuk
perubahan sosial yang lain. Perbedaan tersebut adalah:
- Revolusi menimbulkan perubahan dalam cakupan terluas; menyentuh semua tingkat dan dimensi masyarakat: ekonomi, politik, budaya organisasi sosial, kehidupan sehari-hari, dan kepribadian manusia.
- Dalam semua bidang tersebut, perubahannya radikal, fundamental, menyentuh inti bangunan dan fungsi sosial.
- Perubahan yang terjadi sangat cepat, tiba-tiba seperti ledakan dinamit di tengah aliran lambat proses historis.
- Revolusi merupakan “pertunjukan” paling menonjol; waktunya luar biasa cepat dan oleh karena itu, sangat mudah diingat.
- Revolusi membangkitkan emosional khusus dan reaksi intelektual pelakunya dan mengalami ledakan mobilisasi massa, antusiasme, kegemparan, kegirangan, kegembiraan, optimisme dan harapan; perasaan hebat dan perkasa; keriangan aktivisme dan menanggapi kembali makna kehidupan; melambungkan aspirasi dan pandangan utopia ke masa depan.
Konsep modern mengenai revolusi berasal dari
dua tradisi intelektual, yaitu pandangan sejarah dan pandangan sosiologis.
Berdasarkan konsepsi sejarah, revolusi mempunyai ciri sebagai suatu
penyimpangan yang radikal dari suatu kesinambungan, penghancuran hal yang
fundamental (mendasar) serta kejadian yang menggemparkan dalam periode sejarah.
Konsep revolusi secara sosiologis menunjuk pada gerakan massa yang menggunakan
paksaan dan kekerasan melawan penguasa dan melakukan perubahan dalam masyarakat
(Sztompka, 2004).
Dari
dua pandangan di atas, definisi revolusi dapat dibedakan menjadi tiga kelompok,
yaitu (Sztompka, 2004):
- Kelompok pertama mencakup definisi yang menekankan pada aspek fundamental dan tingkat transformasi masyarakat. Definisi ini memfokuskan pada lingkup dan kedalaman dari suatu perubahan. Dalam hal ini, revolusi bertindak sebagai antonim dari reformasi. Oleh karena itu, menurut Sztompka, revolusi didefinisikan sebagai perubahan yang radikal, yang mencakup perubahan bidang politik, sosial, ekonomi dan struktur masyarakat. Perubahan ini berarti juga menyangkut aspek teknologi, moral, ilmu pengetahuan, mode pakaian dan sebagainya.
- Kelompok kedua, mencakup definisi yang menekankan pada kekerasan dan perjuangan, serta kecepatan perubahan. Kelompok ini memfokuskan pada teknik perubahan. Dalam hal ini, revolusi merupakan antonim dari evolusi. Beberapa definisi yang tercakup dalam kelompok ini antara lain: (a) Menurut Johnson, revolusi dimaknai sebagai upaya-upaya untuk merealisasikan perubahan dalam konstitusi masyarakat dengan kekuatan, (b) Menurut Gurr, revolusi merupakan perubahan yang fundamental (dalam aspek) sosio-politk melalui kekerasan, (b) Menurut Brinton, revolusi merupakan pergantian yang drastis dan tibatiba satu kelompok oleh kelompok lain dalam pelaksanaan pemerintahan.
- Kelompok ketiga, mendefinisikan revolusi dari kombinasi kedua aspek revolusi di atas sehingga menjadi formula baru. Definisi revolusi menurut kelompok ini antara lain: (1) Menurut Hutington, revolusi merupakan perubahan yang cepat, fundamental dan kekerasan domestik dalam nilai-nilai dan tradisi masyarakat, institusi politik, struktur sosial, kepemimpinan dan aktifitas serta kebijaksanaan pemerintah, (2) Menurut Skockpol, revolusi merupakan transformasi kehidupan masyarakat secara cepat dan mendasar dan struktur kelas yang dilakukan oleh kelas bawah, (3) Menurut Giddens, revolusi didefinisikan sebagai perampasan kekuasaan negara melalui kekerasan oleh para pemimpin, gerakan massa. di mana kekerasan kemudian digunakan untuk memulai proses reformasi sosial.
Dari beberapa definisi revolusi sosial di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa revolusi hanya digunakan untuk menunjuk
suatu peristiwa perubahan yang menyentuh (dan menyeluruh).
Tags
Dinamika Sosial