Proses pembekuan darah tercakup dalam hemostasis.
Istilah tersebut berasal dari kata haima yang berarti darah dan juga stasis
yang berarti berhenti. Hemostasis atau proses pengehentian darah merupakan hal yang panjang juga
kompleks. Ia berlangsung secara terus menerus dengan tujuan untuk mencegah
hilangnya darah secara tiba-tiba. Prosesnya juga mencakup pembekuan darah atau
koagulasi dimana pembuluh darah dilibatkan serta agregasi trombosit atau platelet
juga protein plasma yang kemudian menyebabkan pembekuan.
Mekanisme dan
proses pembekuan darah yang berperan
pada pembentukan fibrin adalah
suatu jenjang reaksi
yang mengaktivasi enzim
inaktif, dan enzim yang telah diaktifkan selanjutnya
mengaktifkan enzim inaktif lain. Reaksi yang
mendasar pada pembekuan
darah adalah perubahan
protein plasma yang larut yaitu
fibrinogen menjadi fibrin yang tak larut.
Luka diartikan sebagai peristiwa dimana keseinambungan
dinding pembuluh darah terganggu. Luka ini dibagi ke dalam dua jenis yakni luka
terbuka dan luka tertutup. Apapun jenis lukanya, jika tidak ada usaha untuk
menghentikannya akan berdampak hilangnya cairan yang berakibat pada shock.
Pada dasarnya pengendalian luka yang dilakukan oleh tubuh bisa dibagi ke
dalam 3 tahapan yakni:
Terbentuknya gumpalan darah (clot)
Gumpalan ini berfungsi untuk menghentikan darah keluar.
- Penghancuran gumpalan atau resorpsi.
- Pembentukan kembali lapisan kulit yang semula atau regenerasi.
- Mekanisme Koagulasi
Mekanisme terjadinya pembekuan
darah
Mekanisme terjadinya pembekuan darah atau koagulasi adalah hal yang cukup
kompleks. Mekanismenya dimulai apabila terjadi kondisi trauma terutama pada
bagian dinding pembuluh darah serta jaringan yang letaknya berdekatan , atau
pada darah, atau terkoneksinya darah dengan sel edotel yang rusak tersebut.
Mekanisme pembekuan tersebut antara lain:
- Sebagai reaksi terhadap rusaknya pembuluh darah maka sebuah respon kimia terjadi di dalam darah dimana ada lebih dari selusin faktor pembekuan darah. Dan sebagai hasil akhir, akan terbentuk substansi teraktivasi yang kemudian dikenal dengan nama activator protrombin.
- Selanjutnya, activator protrombin tesebut akan mengkatalisasi dengan merubah protrombin menjadi thrombin.
- Lebih lanjut, thrombin tersebut akan bekerja sebagai sebuah enzim dan mengubah fibrinogen menjadi benang-benang darah bernama fibrin yang kemudian akan merangkai trombosit, sel darah merah juga plasma darah. Akhir rangkaian tersebutlah yang kita namai dengan darah yang membeku.
Proses pembekuan darah
Proses pembekuan darah atau koagulasi tersebut terjadi dengan melalui dua
jalur, yakni:
- Jalur ekstrinsik, dimana dimulai dengan trauma pada bagian dinding pembuluh darah.
- Jalur instrinsik yang berawal dari dalam darah itu sendiri.
Dari kedua jalur pembekuan darah tersebut, keduanya
melibatkan sejumlah protein plasma, utamanya betaglobulin sebab ia memegang
peranan yang utama.
Tetapi pada hal-hal tertentu ada factor-faktor yang
dapat menyebabkan anti pembekuan darah. Kecenderungan darah
untuk membeku diimbangi
secara in vivo oleh
reaksi pembatas yang
cenderung mencegah pembekuan
di dalam pembuluh darah
dan mencegah bekuan
yang sudah terbentuk.
Reaksireaksi ini antara
lain meliputi interaksi
antara efek agregasi
trombosit tromboksan A2 dan efek
antiagregasi prostasiklin, yang
menyebabkan terbentuknya bekuan bila suatu pembuluh darah mengalami
cedera tetapi tetap menjaga lumen pembuluh darah agar bebas dari bekuan. Plasmin (fibrinolisin) adalah
komponen aktif pada
sistim plasminogen
(fibrinolitik). Enzim ini
melisiskan fibrin dan
fibrinogen, dengan menghasilkan produk degradasi fibrin (fibrin
degradation product, FDP) yang membuat
trombin. Plasmin dibentuk
dari precursor yang inaktif,
plasminogen, dengan bantuan
trombin dan aktifator plasminogen jaringan (t-PA). Plasmin juga
diaktifkan oleh aktifator plasminogen tipeurokinase (u-PA).
Secara lengkap, proses pembekuan darah adalah sebagai berikut:
- Kulit terluka menyebabkan darah keluar dari pembuluh. Trombosit ikut keluar juga bersama darah kemudian menyentuh permukaan-permukaan kasar dan menyebabkan trombosit pecah. Trombosit akan mengeluarkan zat (enzim) yang disebut trombokinase.
- Trombokinase akan masuk ke dalam plasma darah dan akan mengubah protrombin menjadi enzim aktif yang disebut trombin. Perubahan tersebut dipengaruhi ion kalsium (Ca²+) di dalam plasma darah. Protrombin adalah senyawa protein yang larut dalam darah yang mengandung globulin. Zat ini merupakan enzim yang belum aktif yang dibentuk oleh hati. Pembentukannya dibantu oleh vitamin K.
- Trombin yang terbentuk akan mengubah firbrinogen menjadi benangbenang fibrin. Terbentuknya benang-benang fibrin menyebabkan luka akan tertutup sehingga darah tidak mengalir keluar lagi. Fibrinogen adalah sejenis protein yang larut dalam darah. Coba Anda bayangkan, apabila fibrin ini beredar di dalam darah kita tanpa adanya luka, apa yang akan terjadi? Tentunya akan terjadi banyak penyumbatan darah yang bisa berakibat fatal dalam tubuh kita.
Daftar Pustaka:
Fictor F, dkk. Praktis Belajar
Biologi SMA X: Jakarta. BSE 2009
Indun Kistinnah, dkk. Biologi
Makhluk Hidup dan Lingkungannya SMA X: Jakarta. BSE 2009
Rikky F, dkk. Mudan dan Aktif
Belajar Biologi SMA X: Jakarta. BSE 2009
Tags
Darah dan Jantung