Teori belajar yang Mendasari
Analissi Kontrastif
Analisis kontrastif merupakan suatu kajian kebahasaan yang menganalisis
unsur-unsur bahasa kedua sebagai bahasa sasaran. Hasil analisis itu
diperbandingkan dengan unsur-unsur yang ada pada bahasa pertama pembelajar
bahasa. Berdasarkan hasil perbandingan akan ditemukan unsur-unsur bahasa kedua
yang sama maupun yang amat berbeda dengan unsur-unsur bahasa pertama
pembelajar. Hasil kajian itu dipergunakan untuk meramalkan berhasil atau
tidaknya pembelajar memperoleh bahasa kedua. Mampu atau tidaknya seorang
pembelajar menjadi seorang bilingual, apabila ia sebelumnya adalah seorang
monolingual (James, dalam Siswo Sugiarto,1990).
Analisis kontrastif amat memperhitungkan pembelajar bahasa dan bahasa
sasaran yang harus dikuasai oleh pembejajar bahasa itu. dengan demikian
analisis kontrastif sudah tentu dilandasi oleh teori belajar tertentu. Teori
belajar yang mendasari analisis kontrastif ialah aliran psikologi behavioris.
Aliran psikologi behavioris mengkaji unsur kejiwaan manusia berdasarkan fakta
yang dapat diamati, bukan unsur kejiwaan manusia yang tidak dapat diamati
secara langsung.
Konsep Dasar Analisis Kontrastif
Sampai dengan tahun 60-an aliran psikologi behavioris dan linguistik
struktural benar-benar memegang perranan yang amat penting, apa lagi setelah
hipotesis analisis kontrastif dimanfaatkan secara luas dalam pembelajaran
bahasa, terutama pada pembelajaran bahasa kedua atau bahasa asing. Hipotesis
analisis kontrrrastif amat berakar pada behaviorisme dan strukturalisme. Dalam
hipotesis ditu dikemukakan bahwa pada pemerolehan bahasa kedua terjadi interferensi
dar sistem bahasa pertama atau bahasa pembelajar pada sistem bahasa sasaran
atau bahasa kedua (Brown:1980).
Kemudian, hipotesis analisis-konstrasif di atas dikembangkan secara luas
oleh Robert Lado dalam bukunya yang berjudul ‘Linguistics Across Culture’
(1957). Di samping itu, Lado juga mendapat rangsangan dari pernyataan Fries:
The most effective materials are those that are based upon a scientific
description of the language to be learned, carefully compared with a paralel
description of the native of the learner.
Dalam mengembangkan teori analisis kontrastif itu Lado melangkah cukup
jauh, sebab tidak saja membandingkan sistem kebahasaan bahasa pertama dan
bahasa kedua, tetapi juga mendeskripsi dan membandingkan sistem budaya
yang melatarbelakangi masing-masing
bahasa. Teori Lado tentang analisis kontrastif ini kemudia dianggap sebagai
aliran yang cukup keras dalam perkembangan teori itu selanjutnya.
Analisis Kontrastif dalam
Pemerolehan Bahasa Kedua
Brown (1980) mengatakan, analisis-kontrastif dapat memprediksi
kemungkinan terjadinya kesulitan ataupun kemudahan pada diri pembelajar bahasa
dalam meperoleh bahasa kedua. Langkah yang dilakukan oleh teori analisis
kontrastif agar dapat menentukan pola kesulitan dan pola kemudahan pada diri
pembelajar bahasa, ialah:
- Deskripsi sistem bahasa pertama maupun sistem bahasa kedua
- Seleksi butir-butir, kaidah dan bentuk-bentuk yang dapat diperbandingkan antara bahasa pertama dan bahasa kedua
- Kontras dalam arti membuat peta-sistem-kebahasaan dari yang umum sampai ke hal yang amat khusus, yang tentu saja akan menunjukkan perbedaan dan persamaan masing-masing unsur yang dikontraskan
- Memprediksi kesalahan atau kesulitan berdasarkan tiga langkah pertama.