Dalam perkembangan heteroseksual juga terdapat dua aspek
yang berbeda. Pertama, perkembangan pola
perilaku yang melibatkan
kedua jenis seks,
dan kedua perkembangan sikap
yang berhubungan dengan
relasi antar kedua kelompok
seks. Dulu, kedua
aspek tersebut sangatlah
kaku karena tradisi
sangat menentu kan dan remaja
tidak berkesempatan untu k
menyimpang dari pola perilaku dan sikap yang sudah di tentukan itu.
Ada moral positif
yang berkembang di
masa lampau dalam hubungan
dua jenis kelamin, seperti
berkencan dengan berpakaian
yang rapi, membawa berbagai bingkisan,
bertemu hanya di rumah orang tua, dan pulang pada waktu yang telah ditentukan,
menganggap berciuman dan
bercumbu sebagai perbuatan kurang baik
dan salah, sekalipun sudah
bertunangan. Pada remaja modern, sikapsikap
moral itu mulai memudar, baik di pedesaan, terlebih lagi di perkotaan,
apalagi di dukung oleh mudahny memperoleh alatalat kontrasepsi dan legalisasi pengguguran.
Ada beberapa ciri yang menbedakan perilaku heteroseksual remaja modern
dari remaja tradisional, antara lain:
- Perkembangan perilaku heteroseksual remaja modern cenderung lebih cepat daripada remaja tra disional. Berciuman saat berpacaran yang dianggap tabu pada remaja tradisional, dianggap biasa saj a pada remaja modern.
- Waktu berkencan remaja modern cenderung lebih cepat dimulai dibandingkan remaja tradisional dan cepat berkembang menjadi hubungan tetap.
- Remaja modern tidak menganggap salah terhadap perubahan perilaku seksualnya, karena biasanya mereka hanya mempuny ai satu pasang seksual yang dalam banyak kasus diharapkan akan dinikahinya kelak meskipun orang tua menentangnya.
- Remaja modern memiliki banyak alasan untuk mengikuti pola perilaku seksual yang baru itu, antara lain karena meyakini bahwa hal itu merupakan suatu keharusan dan orang la in pun melakukannya, tunduk pada tekanan kelompok sebaya bila ingin mempertah nkan status dimata mereka, dan perilaku ini sebagai ungkapan dari hubungan yang penuh makna dan memenuhi kebutuhan semua remaja, apalagi hal itu tidak di jumpai dalam hubungan keluarganya. Tidak demikian halnya pada remaja tradi sional.
- Perilaku seksual yang merupakan sesuatu yang tabu bagi remaja tradisional dan menimbulkan perasaan bersalah serta malu bila terjadi dalam kehidupan mereka sendiri, kini dibenarkan dan dianggap normal oleh remaja modern. Lebih dari itu, remaja modern beranggapan bahwa orang-orang yang saling mencintai dan saling terikat sudah sewajarnya berhubungan seks di sertai kasih sayang.
- Remaja tradisional perempuan yang bercumbu hebat dan bersenggama tidak di hargai lagi oleh remaja laki-laki meskipun mereka dikenal sebagai pasangan kencan. Adapun remaja modern beranggapan bahwa keperawanan bukanlah masalah penting dalam pernikahan, meskipun mereka tidak menghargai gadisgadis yang sering bergantiganti pasangan dan yang sangat lemah.
- Remaja modern beranggapan bahwa segala ungkapan cinta itu baik sepanjang kedua pasangan remaja saling tertarik. Namun demikian, mereka menganggap salah hubungan seks yang dilakukan bukan atas dasar cinta, tetapi hanya ikutikutan perbuatan orang lain, begitu pula hubungan seks atas dasar paksaan salah satu pasangan. Berbeda halnya pada remaja tradisional, perbuatan itu dianggap tabu.
- Remaja modern yang hamil di luar nikah seringkali diterima oleh orang tua, dinikahkan, bahkan orangtua ikut serta membasarkan dan menanggung biaya hidup anak itu. Adapun pada remaja tradisional, hal itu dianggap suatu aib yang sangat besar dan orang tua seringkali menghukum remaja yang berbuat menyimpang.
- Kumpul kebo di sikapi lunak oleh remaja modern, terutama di kota besar dan di pinggir kota, berbeda halnya dengan sikap remaja di kota-kota kecil atau di desadesa.
Tags
Perkembangan Remaja