Peranan merupakan aspek yang dinamis dari
kedudukan. Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban-kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya maka dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara
kedudukan dengan peranan, adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan, keduanya
tak dapat dipisah-pisahkan, oleh karena yang satu tergantung pada yang lain dan
sebaliknya juga demikian, tak ada peranan tanpa kedudukan atau kedudukan tanpa
peranan. Peranan yang melekat pada diri seseorang, harus dibedakan dengan posisi
atau tempatnya dalam pergaulan kemasyarakatan. Posisi atau tempat seseorang
dalam masyarakat merupakan unsur yang statis yang menunjukkan tempat individu
dalam organisasi masyarakat. Peranan lebih banyak menunjuk pada fungsi,
penyesuaian diri dan sebagai suatu proses, jadi tepatnya adalah seseorang
menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta menjalankan suatu
peranan (Soekanto, 2002).
Kaum perempuan memiliki kodrat kehidupan yang
berupa: kodrat perempuan sebagai ibu, sebagai istri, sebagai individu
perempuan, dan sebagai anggota masyarakat. Setiap unsur kodrat yang dimiliki
memerlukan tanggung jawab yang berbeda dengan peran dirinya sebagai anggota
masyarakat, dan akan berbeda pula dengan peran dirinya sebagai individu.
Meskipun demikian masing-masing unsur tersebut tidak boleh saling bertentangan
(Sujarwa, 2001).
Adapun dalam pembahasan ini lebih
mengutamakan pada potret fenomena sosial berdasarkan analisis kasus kodrat
perempuan yaitu :
Peran dan citra perempuan
sebagai ibu
Karateristik
perempuan sebagai ibu bukan saja terletak pada peran kodrat perempuan yang
dapat mengandung dan melahirkan, melainkan juga terletak pada kemampuan seorang
ibu dalam mengasuh anak-anaknya sejak lahir hingga dewasa. Dalam kehidupan
modern, banyak kaum ibu rumah tangga mengabaikan atau bahkan enggan mengasuh
perkembangan dan pertumbuhan anaknya sendri, sehingga tidak jarang pertumbuhan
perkembangan anak-anak di kota besar itu lebih didasarkan pada kemampuan
fasilitas finansialnya dengan menyerahkan sepenuhnya pada pembantu rumah tangga
atau panti-panti penitipan anak.
Peran dan citra perempuan
sebagai istri
Dalam
pandangan islam, hubungan suami istri diibaratkan sebagai pakaian antara yang
satu bagi yang lain. Suami merupakan pakaian bagi istri dan istri merupakan
pakaian bagi suami. Laki-laki merupakan kepala dan rumah merupakan
pelabuhannya. Dalam kehidupan modern, peran suami istri dalam gambaran diatas
masih dimungkinkan. Meskipun mereka memiliki mobilitas yang lebih tinggi
dibanding dengan kehidupan keluarga tradisional, keluarga modern masih
didasarkan pada pandangan romantis, maternal, dan domestik. Cinta romantis
adalah konsep yang menunjang prinsip modernisme keteraturan, untuk tiap pria
ada satu orang perempuan yang menjadi pasangannya, demikian pula yang
sebaliknya. Cinta material dipandang sebagai perwujudan tugas seorang ibu dalam
mencintai dan merawat anak-anaknya. Persepsi cinta, romantis, material, dan
domestic dapat diartikan sebagai suatu kehidupan keluarga yang dapat berada
dalam satu nilai kebersamaan.
Dalam kehidupan pasca modern, tampaknya ada
perbedaan, kekhususan, dan ketidakberaturan yang mendasari kehidupan keluarga
mereka. Konsep tentang keluarga inti dengan satu bapak yang bekerja mencari
nafkah dan satu ibu yang yang mengayomi anak-anak dirumah sudah sulit
dipertahankan sebagai realitas kehidupan. Keluarga pasca modern diwarnai dengan
kehidupan kedua orang tua yang sama-sama bekerja mencari nafkah diluar rumah,
akibatnya angka perceraian semakin tinggi, banyak keluarga dengan satu orang
tua saja sehingga anak-anak harus bertahan dan berjuang dijalan.
Tags
Psikologi Keluarga