Guru, sebagai pendidik, sudah sepantasnya memberikan
contoh kepada anak didik, khususnya, atau kepada masyarakat, umumnya. Tiap
gerak gerik guru adalah teladan. Setiap tutur katanya adalah –harusnya- sesuatu
yang pantas ditiru. Sebagai representasi dari orang-orang yang berpendidikan
dan terpelajar, segala tingkah laku guru sepantasnya jadi referensi bagi orang
lain, terutama yang masih jauh dari nilai-nilai pendidikan/belum mampu
mengenyam nilai-nilai pendidikan.
Kini, kita melihat ada perbedaan yang jelas antara peran
guru di perkotaan dengan peran guru di pedesaan. Di perkotaan, kita melihat
konsentrasi guru cukup sekadar bagaimana profesionalitas dalam mengajarkan dan
mendidik di depan kelas atau di sekolah dapat dicapai dengan baik. Di luar,
masyarakat tidak begitu memperhatikan bagaimana kehidupan guru. Kehidupan guru,
di sana cukup bagaimana ia berprilaku semestinya sebagai guru di sekolah saat
berhadapan dengan anak didik.
Di desa, berbeda. Guru adalah orang yang sangat berbeda
dengan masyarakat lainnya. Ia lebih dari sekadar seorang pengajar. Akan ada
banyak hal yang dilakukan oleh guru dalam masyarakat pedesaan, apatah lagi jika
dalam masyarakat tersebut, hanya ada beberapa saja yang benar-benar diakui
sebagai sosok yang terdidik dan bisa mendidik masyarakat.
Meski demikian, pada dasarnya, guru memiliki peran,
selain sebagai pemberi contoh, ia patutnya langsung sebagai orang yang menjadi
contoh. Sebagai sosok yang bisa dijadikan contoh, masyarakat jadi percaya bahwa
apa yang diajarkan oleh seorang guru bukanlah sekadar muncul sekadar dari
lisan, namun juga langsung diterapkan lewat perbuatan. Dalam hal ini, ia sudah
selayaknya seorang guru memperlihatkan citra ideal atau semestinya, sejalan
dengan status yang ia emban, yaitu sebagaiseorang guru.
Tags
Dinamika Sosial