Psikologi
sastra adalah kajian
sastra yang memandang
karya sebagai aktivitas
kejiwaan. Pengarang akan menggunakan
cipta, rasa, dan
karsa dalam berkarya.
Begitu pula pembaca, dalam menanggapi
karya juga tidak
akan lepas dari
kejiwaan masing-masing. Psikologi
sastra juga mengenal karya sastra sebagai pantulan kejiwaan. Pengarang
akan menangkap gejala jiwa kemudian diolah kedalam teks dan dilengkapi dengan kejiwaannya.
Proyeksi pengalaman sendiri dan pengalaman hidup disekitar pengarang, akan
terproyeksi secara imajiner kedalam teks sastra. Jatman (1985:165)
berpendapat bahwa karya
sastra dan psikologi
memang memiliki pertautan yang
erat, secara tidak langsung dan fungsional. Pertautan tidak langsung, karena
baik sastra maupun psikologi
memiliki objek yang
sama yaitu kehidupan
manusia. Psikologi dan sastra
memiliki hubungan fungsional
karena sama-sama untuk
mempelajari keadaan kejiwaan orang lain,
bedanya dalam psikologi
mempelajari manusia sebagai
ciptaan Illahi secara
riil, sedangkan dalam sastra mempelajari manusia sebagai ciptaan
imajinasi pengarang (Endraswara, 2003).
Dalam
pandangan Wellek dan Warren (1990) dan Hadjana (1985), psikologi sastra mempunyai
empat kemungkinan penelitian, antara lain:
- Penelitian terhadap psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi. Studi ini cenderung ke arah psikologi seni.
- Penelitian proses kreatif dalam kaitannya dengan kejiwaan. Studi ini berkaitan pula dengan psikologis proses keatif.
- Penelitian hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra.
- Penelitian dampak psikologis teks sastra kepada pembaca (Endraswara, 2003).
Budi Utama
(2004) mengemukakah tiga
alasan psikologi sastra
masuk dalam kajian sastra adalah sebagai berikut:
- Untuk mengetahui perilaku dan motivasi para tokoh dalam karya sastra. Langsung atau tidak langsung, perilaku dan motivasi para tokoh tampak juga dalam kehidupan sehari-hari.
- Untuk mengetahui perilaku dan motivasi pengarang, dan
- Untuk mengetahui reaksi psikologi pembaca. Karya sastra merupakan hasil ungkapan jiwa seorang pengarang yang di dalamnya melukiskan suasana kejiwaan pengarang, baik suasana sakit maupun emosi.
Roekhan
(dalam Aminudin 1990), Psikologi
sastra memandang bahwa
karya sastra sebagai
hasil kreativitas pengarang yang
menggunakan media bahasa dan diabadikan untuk kepentingan estetik. Hubungan antara
karya sastra dan
psikologi juga dikemukakan
oleh Suwardi (2004) yang mengemukan bahwa karya sastra
dipandang sebagai gejala psikologis, akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan
melalui tokoh-tokoh jika
kebetulan teks berupa
prosa atau drama sedangkan jika dalam bentuk puisi akan
disampaikan melalui larik-larik dan pilihan kata khas.
Tags
Psikologi Umum