Selain itu, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Oleh karena itu dapat digambarkan bahwa pendidikan ramah
anak adalah suatu pendekatan dalam prosespembelajaran yang mengutamakan nilai
humanistik yang disebut juga mendidik anak dengan pendekatan kasih sayang.
Anak tidak lagi dijadikan obyek pembelajaran namun
sebagai subyek pembelajaran, dimana orang tua dan guru hanya sebagai pengarah
dan pembimbing bagi mereka. Dengan kata lain bahwa pendidikan ramah anak adalah
pengembangan pembelajaran yang humanistik pada anak dan berusaha mengubah
suasana belajar menjadi lebih menyenangkan dengan memenuhi atau mendukung hak
anak serta memadukan potensi fisik, psikis dan mental anak dengan pendekatan
kasih sayang baik dalam keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara.
Dilihat dari definisi pendidikan ramah anak di atas
hampir sama dengan istilah PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif,
efektif dan menyenangkan). Namun yang perlu digaris bawahi bahwa PAIKEM adalah strategi
pembelajaran yang saat ini sering diterapkan oleh guru. Dimana anak didik tidak
diperlakukan seperti bejana kosong yang pasif yang hanya menerima kucuran
ceramah sang guru tentang ilmu pengetahuan atau informasi.
Oleh karenanya strategi pembelajaran PAIKEM juga
diterapkan dalam pendidikan ramah anak untuk menciptakan sekolah yang ramah
anak (SRA).
Pola Pendidikan Ramah Anak
Bagi setiap orang tua, mempunyai anak adalah hal yang
sangat membahagiakan, namun kebahagiaan tersebut juga harus diiringi dengan kewajiban
untuk menumbuh kembangkan buah hati dan menfasilitasi segala kebutuhan
belajarnya. Dengan memahami karakteristiknya anda akan dapat menangkap segal
isyarat yang ditampilkan anak melalui perilakunya. Hal tersebut bermanfaat
untuk merespon perilaku anak sehingga tanggapan yang muncul adalah yang
mengandung unsur belajar mendidik. Pengalaman belajar yang terjadi dalam
keluarga merupakan pengalaman pertama. Paling utama, dan paling penting bagi
anak, pengalaman belajar yang menyenangkan, nyaman, dan aman serta lingkungan
yang menarik dimasa kecil merupakan permulaan yang sangat berharga. Merekayang
merasakan itu, akan memaknai dan merefleksikan pengalamannya ketika dewasa.
Sebaliknya, mereka yang dilalaikan dan ditekan dengan berbagai cara akan tetap
menemukan kesulitan belajar sepanjang hidupnya dan mungkin menghadapi kesulitan
bergaul dengan orang lain. Karenanya pola pengasuhan, pada gilirannya pasti berperan
besar dalam pembentukan karakter anak dalam perkembangan berikutnya. Oleh
karena itu memberi kesempatan seluas-seluasnya pada anak untuk mengembangkan
semua potensinya adalah suatu prinsip dasar dari suatu pola pengasuhan yang
sangat baik bagi pembentukan karakter anak yaitu dengan menerapkan pola
pendidikan yang ramah anak.
Minimal ada 5 (lima) indikasi sebuah kawasan hidup yang berada dalam
kategori ramah anak:
- Anak terlibat dalam pengambilan keputusan tentang masa depan diri, keluarga, dan lingkungannya.
- Kemudahan mendapatkan layanan dasar pendidikan, kesehatan dan layanan lain untuk tumbuh kembang.
- Adanya ruang terbuka untuk anak dapat berkumpul, bermain, dan berkreasi dengan sejawatnya dengan aman serta nyaman.
- Adanya aturan yang melindungi anak dari bentuk kekerasan dan eksploitasi.
- Tidak adanya diskriminasi dalam hal apapun terkait suku, ras, agama, dan golongan.
Banyak cara yang dapat diterapkan oleh orang tau ataupun guru dalam menciptakan
lingkungan pendidikan yang ramah terhadap anak, antara lain:
Mengenalkan Kasih Sayang
Berikut ini hal-hal yang perlu anda lakukan untuk mengenalkannya tentang
arti kasih sayang:
- Berikan ia pelukan kasih sayang, sentuhan candaan, senyuman, dan tawa yang gembira atau cerita saat bercengkrama dengan anak.
- Libatkan atau masukkan anak dalam kehidupan keluarga sehingga tumbuh rasa memiliki dan kebersamaan.
- Hibur dan dukung ketika anak luka, sakit, jatuh, atau saat anak menghadapi kekecewaan.
- Sediakan waktu untuk memahami apa yang ingin (coba) dikatakan dan dikerjakan anak kepada anda.
- Jelaskan dengan penuh kesabaran dan kasih sayang bagaiman melakukan sesuatu secara baik dan mengapa sesuatu hal itu terjadi.
- Bantu anak belajar bagaimana cara berteman atau berinteraksi satu sama lain secara akrab dan menyenangkan, bahkan dapat bertahan.
- Dengan penuh keikhlasan, bantulah anak mengatasi perilaku yang sulit dilakukannya yang merupakan bagian dari pertumbuhan. Hal terpenting janganlah hal tersebut menjadi alasan anda untuk (mengurangi) mencintainya.
Memberi semangat atau dorongan
Semangat atau dorongan anda dan keluarga sangat membantu pertumbuhan dan
perkembangan belajar anak. Berikut ini hal-hal yang disarankan untuk mendapat
semangat dan dorongan adalah:
- Mempelajari pembicaraan atau bahasa didalam keluarga
- Bermain sendiri atau bersama teman-temannya
- Memperhatikan, meneliti, mendengar dan menyimak, mengungkapkan rasa ingin tahu, serta meminta bantuan ketika memerlukannya.
- Mengerjakan sesuatu sepanjang ia sanggup melakukannya
- Menggunakan imajenasi
- Menimbang atau memikirkan perasaan orang lain
- Membaca sesuatu
Memfasilitasi
Berikut hal-hal yang perlu anda
fasilitasi:
- Beri anak asupan makanan bergizi
- Sediakan mainan yang tepat atau cocok bagi usia dan tahap perkembangan anak.
- Informasikan keadaan keluarga pada anak
- Kenalkan anak dengan orang lain dan pengalaman-pengalaman yang dapat memperluas kepercayaan diri, pengetahuan, dan keterampilan anak.
- Sediakan tempat agar anak bisa beraktifitas, “berbuat ribut”, serta tempat agar anak dapat beristirahat dengan tenang.
- Ajak ia berkunjung ke anggota keluarga, “pesta” keluarga, atau tempat-tempat festival atau hiburan khusus.
- Menyediakan musik, lagu-lagu, cerita-cerita, gambar-gambar, dan buku-buku yang diperlukan untuk belajar anak.
Rasa hormat dan mengharga
- Berikut hal yang perlu dilakukan dalam menumbuhkan rasa hormat dan menghargai. Kenalkan tentang perbedaan individu dalam pertumbuhan, watak atau tempramennya, serta minat dan kemampuannya.
- Beritakan tentang perasaannya, bahwa dia tidak sekuat orang dewasa.
- Carikan aktivitas (yang cocok) yang dapat melatih atau membuatnya beraktifitas dan berfikir sesuai perkembangannya
- Nilai dan hargai prestasinya sesuaidengan perkembangan fisik, sosial dan keterampilan berfikirnya.
- Berilah anak waktu dan kesempatanuntuk mengerjakan sesuatu oleh dirinya sendiri atau bersama dengan temannya.
- Bicarakanlah hal yang berkaitan dengan diri anak secara menyenangkan dan penuh rasa hormat.
- Dengarkan atau simak pertanyaannya dengan serius atau sungguhsungguh dan cobalah jawab dengan sederhana dan dengan jawaban yang menyenangkan.
Mengenalkan mana yang “tidak boleh”
Berikut ini hal-hal yang perlu anda lakukan untuk mengenalkannya tentang
makna “tidak boleh” pada buah hati:
- Mengenalkan maksud atau makna dari sebuah larangan atau “ketidak bolehan”. Biarkan anak mengetahui batas-batas apa yang boleh dikerjakan dan diharapkan serta mana yang tidak boleh.
- “Tidak boleh” tidak seharusnya mutlak digunakan dengan arti yang sesungguhnya, atau diletakkan pada makna tersebut. Mungkin maksudnya adalah anak “diusia” tersebut belum saatnya. Katakanlah hal itu melalui cara yang dapat dipahami anak.
- Sebaiknya, kata “tidak boleh” digunakan dengan lembut, suara halus, dan jangan digunakan untuk membatasi suatu penjelasan atau pendapat anak, atau digunakan dengan penuh kejengkelan.
- Kata “tidak boleh” boleh digunankan asalkan menjamin anak tidak menjadi frustasi.
- Jika sesuatu memang “boleh” atau “tidak boleh” dilakuakan, sampaikanlah alasan mengenai hal itu pada anak.
Selain di rumah pendidikan ramah anak juga diterapkan di sekolah dan kita
sering mendengarnya dengan istilah sekolah ramah anak (SRA). Untuk menciptakan
sekolah yang ramah bagi anak ada beberapa hal yang harus dipenuhi:
- Perasaan aman dan nyaman dalam belajar
- Metode pembelajaran yang menyenangkan dan mudah di pahami
- Iklim kompetisi yang sehat dalam berprestasi
- Iklim akademis yang mendukung adanya kajian-kajian kritis dalam forum-forum diskusi kecil diluar jam pelajaran.
Kondisi-kondisi diatas adalah seuah syarat mutlak yang
harus dipenuhi oleh semua komponen, baik staf pengaja, tata usaha dan murid
sendiri serta orang tua. Tanpa usaha semua pihak kondisi-kondisi tersebut tidak
akan pernah tercapai.
Penerapan sekolah ramah anak (SRA) dapat dilakukan dengan cara, antara
lain:
- Belajar bersama sebagai suatu komunitas belajar
- Menempatkan anak sebagai pusat pembelajaran
- Mendorong partisipasi anak dalam belajar, dengan memberikan kebebasan anak dalam berkreasi dan mengeluarkan pendapat.
- Guru memiliki minat untuk memberikan layanan pendidikan yang terbaik dengan tidak membeda-bedakan status sosial anak didiknya.
- Membiasakan anak bertoleransi dengan teman-temannya dengan menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.
- Menghindari hukuman yang tidak rasional dan menggantinya dengan hukuman yang edukatif.
- Menerapkan srtategi pembelajaran berbasis PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan).
Tags
Psikologi Pendidikan