Peralatan yang dipergunakan dalam uji antibakteri harus
dalam keadaan steril, artinya pada peralatan tersebut tidak didapatkan bakteri,
baik yang akan merusak media dan proses
yang sedang berlangssung.
Steril didapatkan melalui sterilisasi, cara sterilisasi yang umum
dilakukan antara lain:
- Sterilisasi secara fisik, misalnya dengan pemanasan menggunakan sinar gelombang pendek seperti sinar X, sinar gama dan sinar ultra violet.
- Sterilisasi secara kimiawi, dengan menggunakan desinfektan dan larutan alkohol (Suriawira, 2005).
Selain itu, ada beberapa macam sterilisasi yang dapat digunakan (Syamsuni,
2006) yaitu:
Sterilisasi dengan pemanasan
secara kering
Pemanasan secara kering menggunakan alat yang dinamakan dengan oven, yaitu
lemari pengering dengan dinding ganda, dilengkapi dengan termometer dan lubang
tempat keluar masuknya udara, dan dipanaskan dengan gas atau listrik (Depkes,
1979).
Selain dengan oven, sterilisasi dengan pemanasan secara kering biasanya
dilakukan dengan pemijaran. Pemijaran dilakukan dengan memakai api gas dengan
nyala api tidak berwarna atau api dari lampu spiritus. Cara ini sangat sederhana,
cepat dan menjamin sterilisasi bahan atau alat yang disterilkan, tetapi penggunaannya
terbatas hanya untuk beberapa alat atau bahan saja.Biasanya alatalat yang
disterilkan dengan pemijaran ini antara lain benda-benda logam (pinset, penjepit
krus), tabung reaksi, mulut wadah seperti erlemeyer, botol dan lainnya.Sedangkan
mortar dan stamfer disiram dengan alkohol kemudian dibakar (Syamsuni, 2006).
Sterilisasi dengan pemanasan
secara basah
Sterilisasi dengan pemanasan secara basah menggunakan temperatur di atas
100°C dilakukan dengan uap yaitu menggunakan autoklaf.Prinsip autoklaf adalah
terjadinya koagulasi protein yang cepat dalam keadaan basah dibandingkan keadaan
kering (Pratiwi, 2008).Siklus sterilisasi dengan pemanasan secara basah meliputi
fase pemanasan, pemaparan uap, pembuangan dan pengeringan (Lukas, 2006).
Sterilisasi ini biasanya digunakan untuk mensterilkan baju operasi dengan
suhu 134°C selama 3 menit, sediaan injeksi dan suspensi dengan suhu 121°C selama
15 menit (Lukas, 2006).
Tags
Gizi dan Nutrisi