Kerugian ini dapat secara materi atau nonmateri. Secara materi kerugian akibat pembangunan ekonomi
dapat diperhitungkan sebagai biaya,
namun kerugian nonmateri
ini sangat sulit untuk diperhitungkan sebagai biaya. Namun demikian kedua kerugian
tersebut dapat digolongkan
sebagai biaya sosial atau social cost yang harus
ditangggung oleh Pemerintah maupun masyarakat.
Ada beberapa kerugian
yang ditimbulkan akibat pembangunan ekonomi ini seperti :
Pencemaran lingkungan
Pembangunan ekonomi di negara berkembang pada umumnya identik dengan pembangunan sektor
industri. Pemahaman ini dapat
di mengerti, karena bagi
negara berkembang untuk dapat menjadi
negara maju, maka sektor indutri harus
dikembangkan. Persepsi ini dilatarbelakangi oleh keadaan negara Eropa yang notabene
adalah negara maju, dengan sektor
industri yang berkembang sangat pesat.
Pembangunan industri, terkait langsung dengan lingkungan. Negara
berkembang yang pada umumnya kaya
akan sumberdaya alam,
benar-benar memanfaatkan kondisi ini dengan menarik investor dari luar.
Bagi negara berkembang yang penting industri tersebut dapat memberi masukan
bagi negara, maka sepanjang hal tersebut dapat dicapai hal lainnya tidak
dipikirkan dengan serius, seperti kerugian akibat pencemaran limbah industri.
Hilangnya hutan dan sebagainya.
Rusaknya tatanan nilai-nilai
sosial budaya
Pembangunan berarti suatu
keterbukaan, keleluasaan dalam menyerap
berbagai nilai-nilai dalam
suatu masyarakat. Dengan semakin terbukanya hubungan dengan dunia internasional, maka semakin banyak nilai-nilai sosial budaya yang beriteraksi dengan
nilai-nilai budaya setempat.
Pergeseran ini sering terjadi
dan menimbulkan permasalahan
sendiri dalam masyarakat sebab,
nilai-nilai sosial budaya yang berasal dari luar negeri belum
tentu sesuai dengan
nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat.
Maka dalam kondisi
seperti nilah terjadi
benturanbenturan. Sebagai contoh sikap hidup materalistis,
individualistis adalah merupakan gaya
hidup bagi masyarakat
kapitalis. Bagi mereka gaya
hidup seperti itu
adalah hal biasa
dan wajar-wajar saja, tetapi bagi
masyarakat negara sedang berkembang tentu akan menjadi hal yang dianggap tidak
wajar dan dianggap tidak sesuai dengan budayanya.
Munculnya ketimpangan di berbagai
bidang
Model pembangunan yang
ideal adalah model pembangunan yang
diikuti dengan pemerataan
akan hasil-hasil pembangunan di
segala bidang dan
antar daerah. Namun,
pada kenyataannya
pembangunan seringkali melahirkan
berbagai macam
ketimpangan-ketimpangan.
Munculnya berbagai ketimpangan ini,
tidak terlepas dari
keterbatasan dana dan manajemen
yang dimiliki, namun
demikian hambatan ini sebetulnya bukalah alasan utama untuk
terjadinya ketimpangan. Penentuan skala prioritas dalam pembangunan (akibat
dari dana yang terbatas) harus
benar-benar dilakukan secara adil dan merata. Seringkali yang terjadi adalah
pemilihan prioritas berdasarkan pada
adanya kepentingan politik
maupun pribadi.
Sehingga tidaklah mengeherankan
apabila di negara
sedang berkembang tumbuh dengan
suburnya masalah kemiskinan, penganggguran dan kesenjangan
pembangunan antar daerah atau wilayah.
Meningkatnya kaum urban
Model pembangunan yang
timpang, dapat menimbulkan berbagai gejolak
sosial dalam masyarakat.
Model pembangunan yang banyak
berfokus di kota
jelas akan menimbulkan
rasa iri bagi penduduk
di pedesaan Kehidupan yang yang dianggapnya jauh lebih baik dilihat
dari sisi pendapatan
akan mendorong penduduk desa
untuk beramai-ramai pindah ke kota dan mencari pekerjaan di
kota. Oleh karena
itu tidaklah heran
daerah-daerah dengan tingkat
konsentrasi industri yang
tinggi, sudah dapat dipastikan jumlah
penduduk pendatangnya jauh
lebih besar daripada penduduk
aslinya.
Meningkatnya pengangguran
Meningkatnya jumlah pengangguran
adalah akibat langsung dari
jumlah penduduk yang meningkat terus. Selain itu ketidakseimbang antara
permintaan dan penawaran
tenaga kerja juga dapat
menimbulkan masalah pengangguran. Pada umumnya di negara
sedang berkembang, model
pembangunan yang dijalankan lebih
diarahkan pada tenaga
kerja yang mempunyai skill, yaitu
pada sektor industri.
Padahal masyarakat di
negara berkembang pada umumnya
merupakan masyarakat agraris. Ironisnya sektor
Pertanian seringkali diabaikan,
dan dijauhkan dalam jangkauan
pembangunan.
Terjadinya pergeseran mata
pencaharian
Orientasi pembangunan yang menekankan pada sektor industri, jelas
akan menggeser peran
sektor pertanian ke
sektor industri dalam pendapatan
nasionalnya. Pergeseran ini,
secara otomatis juga dapat menggeser mata pencaharian penduduk. Sebagai contoh, pekerjaan
semula petani kemudian
beralih menjadi buruh indutri
atau sebagai buruh/pada
proyek-proyek pembangunan di kota. Pergeseran ini dapat terjadi secara paksa atau
sukarela. Pergeseran yang terjadi secara paksa,
misalnya pelebaran jalan yang
mengenai sawah-sawah atau pembanguan real estate. Sedang pergeseran yang terjadi secara sukarela
lebih dikarenakan keinginan untuk memperbaiki tingkat pendapatan.
Tags
Ekonomi