Pelaksanaan pertandingan dalam pencak silat terbagi
dalam empat kategori yaitu: (1) kategori TGR (tunggal, ganda dan regu) dan (2) kategori
tanding. Pencak silat kategori tunggal adalah pertandingan yang menampilkan
seorang pesilat memperagakan kemahiranya dalam jurus tunggal baku secara benar,
tepat, mantap dan penuh penjiwaan dengan tangan kosong dan bersenjata. Pencak
silat kategori ganda adalah pertandingan yang menampilkan dua orang
pesilat dari kubu yang sama memperagakan kemahiran dan kekayaan teknik jurus
serang bela pencak silat yang dimiliki, gerakan serang bela ditampilkan secara
terencana, efektif, estetis, mantap dan logis dalam sejumlah rangkaian seri
yang teratur, baik bertenaga dan cepat maupun dalam gerakan lambat penuh penjiwaan
dengan tangan kosong dan dilanjutkan dengan bersenjata. Pencak silat kategori regu adalah
pertandingan pencak silat yang menampilkan tiga orang pesilat dari kubu yang
sama memperagakan kemahiran dalam jurus regu baku seca ra benar, tepat, mantap,
penuh penjiwaan dan kompak, dengan tangan kosong (PB IPSI, 2007).
Pencak silat kategori tanding adalah
pertandingan yang menampilkan dua orang pesilat dari kubu yang berbeda dan
saling berhadapan menggunakan unsur pembelaan dan serangan yaitu menangkis,
mengelak, menyerang pada sasaran dan menjatuhkan lawan (PB IPSI, 2007). Untuk
dapat melakukan teknik belaan dan serangan, seorang pesilat harus menguasai
teknik-teknik dalam pencak silat dengan baik dan benar. Untuk itu, diperlukan
penguasaan teknik dalam pencak silat melalui proses latihan yang rela tif lama
dan dilakukan secara teratur, terprogram dan terukur.
Pencak silat kategori tanding merupakan olah raga body
kontak, kemungkinan terjadinya cedera relatif besar, untuk itu diperlukan komponen
biomotor yang baik. Komponen biomotor yang diperlukan dalam pencak silat
diantaranya adalah kekuatan, kecepatan, power, fleksibilitas, kelincahaan dan
koordinasi. Selain itu, aspek psikis berupa penguasaan emosi, motivasi dan
intelegensi serta unsur lain yang berkaitan dengan kejiwaan diperlukan agar lebih
mendukung untuk menjadi pesilat yang baik.
Salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan dalam
menyusun program latihan adalah mengetahui sistem energi yang dominan digunakan
selama aktivitas kerja otot. Dengan mengetahui sistem energi yang dominan
digunakan selama berlangsungnya kerja atau kontraksi otot akan mempermudah
pelatih dalam menentukan intensitas, volume, recovery dan interval pada setiap
periodesasi latihan. Untuk itu, agar pelatih dalam menyusun dan menerapkan
program latihan dapat dilakukan dengan baik sehingga dapat mencapai prestasi op
timal. Untuk memperoleh prestasi optimal, latihan harus dilakukan secara
kontinyu, bertahap, dan berkelanjutan
Tags
Olahraga