Penderita ini biasanya ditandai dengan mood yang selalu
berubah-ubah, pada suatu waktu ia dapat begitu banyak memberikan pendapat
(secara positif), lalu mendadak tampak depresi, kemudian di waktu yang lain
tiba-tiba dia mengeluh tentang perasaannya. Individu ini juga tidak tahan atau
tidak dapat hidup apabila berada sendirian, emosi marahnya berdaya kuat dan
bersifat destruktif sehingga dalam tekanan keadaan tertentu, menyakiti diri
sendiri adalah cara untuk mengekspresikan kesepian dan keputusasaan dalam
jiwanya, Gunadi (2002).
Pada umumnya orang dengan kepribadian borderline dibesarkan
oleh orangtua yang kurang memberikan kehangatan kasih sayang yang
berkesinambungan, mereka hanya menerima perintah yang bersifat otoriter dan hal
ini yang menyebabkan ketika mereka memiliki relasi dengan orang lain, mereka
akan cenderung menuntut sesuatu yang tidak pernah mereka dapatkan yaitu pengertian
dan kasih sayang yang porsinya tidak wajar.
Secara umum dapat dijelaskan bahwa individu dengan
gangguan kepribadian borderline menampilkan perasaan kesepian yang kronis,
impulsifitas, self-abuse tindakan menyakiti diri sendiri seperti memotong urat
nadi sendiri, meminum racun, hingga percobaan bunuh diri yang manipulative dan
sangat menuntut keterlibatan dari orang-orang terdekatnya, Widury (2007).
Perbedaan antara gangguan kepribadian borderline dan
skizofrenia adalah, pada individu borderline tidak memiliki episodepsikotik
yang berkepanjangan dan tidak mengalami gangguan berpikir. Menghiraukan banyak
orang tetapi memiliki kecenderungan untuk berbicara hanya dengan orang
tertentu, seperti keluarga, atau pribadi yang memiliki pengaruh terhadap apa
yang dialaminya, Fausiah (2007).
Walaupun penampilan luarnya tampak positif, namun
apabila menelusuri riwayat kehidupannya, biasanya dipenuhi dengan perilaku berbohong,
membolos, kabur dari rumah, mencuri, menjahili, berkelahi, pemakaian obat-obatan
dan lainnya yang biasanya telah dimulai sejak masa kanak-kanak. Gangguan ini
tidak dapat disamakan dengan gangguan keterbelakangan mental schizofrenia,
karena pada gangguan ini penderita tidak mengalami delusi atau kehilangan
kesadaran secara permanen.