Biasanya mereka memiliki perasaan rendah diri
(inferiority complex), tidak percaya diri. Mereka selalu berusaha untuk mencari
orang dimana mereka dapat bergantung dan biasanya hubungan di antara mereka
terganggu oleh kebutuhan individu ini untuk selalu dekat dengan teman mereka.
Kerap kali dalam relasi sosial mereka
memiliki keterbatasan untuk mengatakan bahwa yang mereka inginkan hanyalah untuk
mendapatkan sebuah bentuk penerimaan sederhana, mereka juga banyak mendapatkan penyiksaan
baik secara fisik dan mental karena mereka tidak dapat membela diri sendiri,
Fausiah (2007).
Mereka menginginkan keakraban dan penerimaan
dari orang lain, tetapi mereka menghindari hubungan yang dapat memuaskan
kebutuhan-kebutuhan tersebut karena kebutuhan mereka yang kuat untuk
mempertahankan diri terhadap penolakkan. Dengan kata lain, penghindaran adalah
suatu pertahanan dan bila mereka tidak berusaha berteman dengan orang lain,
maka mereka tidak akan me ngalami risiko ditolak, Semiun (2006).
Bentuk self-acceptance sangat dibutuhkan pada
individu-individu yang menderita gangguan kepribadian avoidant. Penderita
gangguan ini pun rentan terkena major depressive disorder apabila individu kehilangan
seseorang tempatnya bergantung. Dan apabila dukungan sosial tersebut menghilang
ataupun tidak sesuai dengan harapan, mereka dapat mengalami kecemasan, dan juga
kemarahan. Individu biasanya memiliki sejarah fobia sosial atau malahan menjadi
fobia sosial dalam perjalanan gangguannya.