Faktor-Faktor
Yang Memicu Seseorang Untuk Makan yaitu:
Faktor Budaya dan Sosial
Kebanyakan dari kita makan tiga kali dalam
sehari. Saat waktu untuk makan datang, kita akan merasa lapar lalu makan dengan
mengkonsumsi jumlah makanan yang relatif konstan. Pola makan yang reguler tidak
semata-mata ditentukan oleh kebutuhan biologis. Pola tersebut secara parsial
ditentukan oleh kebiasaan. Jika kita pernah melewatkan satu waktu dimana
biasanya waktu tersebut merupakan jadwal reguler kita untuk makan, maka kita
akan merasakan bahwa rasa lapar kita tidak akan terus bertambah secara tidak terbatas.
Malah, rasa lapar itu pelan-pelan akan menghilang seakan kita telah makan. Namun
akan kembali timbul sebelum jadwal makan reguler selanjutnya. Karena itu, rasa
lapar dapat bertambah besar atau pun menghilang sesuai dengan jadwal yang
dipelajari (Carlson&Buskist,1997).
Lingkungan di dekat kita juga memperngaruhi
rasa lapar. Kita akan lebihmerasa lapar dan mengkonsumsi lebih banyak makanan
dengan kehadiran temanyang melakukan hal yang sama. Kadang, ada saat dimana
kita bergabung denganteman yang akan makan tepat setelah kita selesai makan.
Kita menolak untuk makanatau hanya makan sekedarnya untuk menemani. Tetapi pada
kenyataannya jumlahmakanan yang kita makan sama dengan jumlah makanan teman
kita (Carlson &Buskist, 1997).
Faktor Fisiologis
Faktor budaya dan sosial memang mempengaruhi
kapan dan berapa banyakyang kita makan. Namun jika seluruh faktor lain dihilangkan,
makan adalah mungkinditentukan oleh beberapa kondisi fisiologis internal.
Cannon dan Washburn (1912)mengusulkan bahwa rasa lapar timbul dari keadaan
lambung yang kosong. Dindinglambung yang kosong akan saling bergesekan dan
menghasilkan apa yang biasadisebut dengan rasa perih akibat lapar. Walaupun
demikian, tidak adanya lambungtidak serta-merta menghilangkan rasa perih
tersebut. Inglefinger (1944)mewawancara pasien yang diangkat lambungnya karena kanker
atau tukak yangparah. Mereka mengaku bahwa mereka tetap merasakan rasa lapar
dan kenyang yangsama dengan sebelum mereka menjalani operasi pengangkatan
lambung (Carlson &Buskist, 1997).
Penyebab rasa lapar yang lebih mungkin adalah
penipisan simpanan nutrien tubuh. Bahan bakar utama sel tubuh kita adalah
glukosa dan asam lemak. Olehkarena glukosa merupakan bahan bakar utama yang
penting, Mayer (1955)mengusulkan hipotesis glukostatik dari rasa lapar. Menurut
hipotesis glukostatik,rasa lapar timbul saat tingkat glukosa dalam darah
menurun, kira-kira setelahglikogen pada cadangan jangka pendek tubuh telah
terpakai seluruhnya (Carlson & Buskist, 1997).