Deteksi dini tumbuh kembang anak yang diperiksa adalah sebagai berikut:
Deteksi Pertumbuhan dan standar
normalnya
Menurut Nursalam (2005)
parameter untuk pertumbuhan
yang sering digunakan dalam pedoman
deteksi tumbuh kembang
anak balita adalah:
Ukuran antropometri
Berat badan
Pedoman perkiraan berat
badan menurut Behrman
(1992), yaitu:
- Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg
- Berat badan usia 3-12 bulan, menggunakan rumus: [Umur (bulan) + 9 ] / 2 = [n + 9] / 2
- Berat badan usia 1-6 tahun, menggunakan rumus : [Umur (tahun) × 2] + 8 = 2n + 8 (Keterangan : n adalah usia anak).
Tinggi badan
Seperti halnya berat
badan, tinggi badan
juga dapat diperkirakan
berdasarkan rumus dari Behrman (1992), yaitu:
- Perkiraan panjang lahir : 50 cm
- Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 × panjang badan lahir
- Perkiraan tinggi badan usia 2-12 tahun = (umur × 6) + 77 = 6n + 77 (Keterangan : n adalah usia anak dalam tahun, bila usia lebih 6 bulan dibulatkan ke atas, bila usia anak 6 bulan atau kurang dihilangkan).
Lingkar kepala
Secara normal, pertambahan
ukuran lingkar pada
setiap tahap relatif konstan
dan tidak dipengaruhi
oleh faktor ras, bangsa, dan letak geografis. Saat lahir,
ukuran lingkar kepala normalnya
adalah 34-35 cm.
Kemudian akan bertambah sebesar ± 0,5 cm / bulan pada bulan
pertama atau menjadi ± 44 cm. pada 6 bulan pertama ini, pertumbuhan kepala
paling cepat dibandingkan pada tahap berikutnya, kemudian tahuntahun pertama
lingkar kepala bertambah
tidak lebih dari 5 cm per tahun, setelah itu sampai usia 18
tahun lingkar kepala hanya bertambah ± 10 cm. Pengukuran lingkar
kepala lebih sulit
untuk dilakukan bila dibandingkan dengan
ukuran antropometri lainnya
dan jarang dilakukan pada balita, kecuali apabila ada kecurigaan akan pertumbuhan
yang tidak normal. Namun
alat yang dibutuhkan cukup sederhana,
yaitu dengan pita
pengukuran (meteran).
Lingkar lengan atas (Lila)
Ukuran lingkar lengan
atas mencerminkan pertumbuhan jaringan lemak dan otot yang
tidak terpengaruh oleh keadaan cairan
tubuh dan berguna
untuk menilai keadaan
gizi dan pertumbuhan anak prasekolah.
Keuntungan dari pengukuran lingkar lengan atas adalah murah, mudah, alatnya
bisa dibuat sendiri, dan siapa saja yang melakukannya. Namun, kadangkadang hasil
pengukuran kurang akurat
karena sukar untuk mengukur lila
tanpa menekan jaringan.
Pada praktiknya, pengukuran lila
jarang digunakan kecuali
ada gangguan pertumbuhan atau
gangguan gizi yang
berat, sehingga pengukuran lila
hanya efektif pada
usia di bawah 3
tahun (usia prasekolah).
Lipatan kulit
Tebalnya lipatan kulit
pada daerah triceps
dan subskapular merupakan refleksi
pertumbuhan jaringan lemak
di bawah kulit yang
mencerminkan kecukupan energi.
Apabila anak mengalami defisiensi
kalori, maka lipatan
kulit menipis, lipatan tersebut
akan menebal bila anak kelebihan energi.
Keseluruhan fisik
Berkaitan dengan pertumbuhan, hal-hal yang dapat diamati dari pemeriksaan
fisik adalah:
- Keseluruhan fisik. Dilihat bentuk tubuh, perbandingan kepala, tubuh dan anggota gerak, ada tidaknya odema, anemia, dan ada tanda gangguan lainnya.
- Jaringan otot. Dapat dilihat dengan cubitan tebal pada lengan atas, pantat, dan paha untuk mengetahui lemak subcutan.
- Jaringan lemak. Diperiksa dengan cubitan tipis pada kulit di bawah triceps dan subskapular.
- Rambut. Perlu diperiksa pertumbuhannya, tebal / tipisnya rambut, serta apakah akar rambut mudah dicabut atau tidak.
- Gigi geligi. Perlu diperhatikan kapan tanggal dan erupsi gigi susu atau gigi permanen.
Pemeriksaan laboratorium dan radiologis
Pemeriksaan laboratorium dan
radiologis baru dilakukan
di klinik apabila terdapat
gejala atau tanda
akan adanya suatu gangguan / penyakit, misalnya anemia
atau pertumbuhan fisik yang tidak normal.
Pemeriksaan laboratorium yang
sering adalah pemeriksaan darah
untuk kadar Hb,
serum protein (albumin dan
globulin), dan hormon
pertumbuhan. Pemeriksaan radiologis dilakukan terutama untuk menilai
umur biologis, yaitu umur
tulang (boneage). Biasanya, hal
tersebut dilakukan bila ada
kecurigaan akan adanya
gangguan pertumbuhan. Bagian tulang
yang biasanya di
rontgen adalah tulang radius sebelah kiri.
Deteksi Perkembangan
Menurut Frankerburg (1981)
yang dikutip oleh Soetjiningsih (1995), terdapat empat
aspek perkembangan anak balita, yaitu:
- Kepribadian/tingkah laku social (personal social), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.
- Motorik halus (fine motor adaptive), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu dan melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan otot-otot kecil, memerlukan koordinasi yang tepat, serta tidak memerlukan banyak tenaga, misalnya memasukkan manik-manik ke dalam botol, menempel dan menggunting.
- Motorik kasar (gross motor), yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan sebagian besar tubuh karena dilakukan oleh otot-otot yang lebih besar sehingga memerlukan cukup tenaga, misalnya berjalan dan berlari.
- Bahasa (language), yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara secara spontan. Pada masa bayi, kemampuan bahasa bersifat pasif, sehingga pernyataan akan perasaan atau keinginan dilakukan melalui tangisan atau gerakan. Semakin bertambahnya usia, anak akan menggunakan bahasa aktif, yaitu dengan berbicara.
Aspek-aspek perkembangan tersebut
merupakan modifikasi dari
tes/skrining perkembangan yang ditemukan oleh Frankerburg, yang dikenal dengan
Denver Development Screening Test (DDST), yaitu
salah satu test
atau metode skrining
yang sering digunakan untuk menilai
perkembangan anak mulai
usia 1 bulan
sampai 6 tahun. Perkembangan yang
dinilai meliputi perkembangan personal sosial,
motorik halus, motorik
kasar dan bahasa
pada anak (Nursalam dkk, 2005).
Pada buku petunjuk program BKB (Bina Keluarga dan Balita) perkembangan
balita dibagi menjadi 7 aspek perkembangan, yaitu perkembangan:
- Tingkah laku sosial
- Menolong diri sendiri
- Intelektual
- Gerakan motorik halus
- Komunikasi pasif
- Komunikasi aktif
- Gerakan motorik kasar
Banyak “milestone”
perkembangan anak yang
penting dalam mengetahui taraf
perkembangan seorang anak
(yang dimaksud dengan “milestone”
perkembangan adalah tingkat perkembangan yang
harus dicapai anak
pada umur tertentu), misalnya:
- 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2 minggu kemudian
- 12-16 minggu: menegakkan kepala, tengkurap sendiri menoleh ke arah suara memegang benda yang ditaruh di tangannya
- 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya
- 26 minggu : Dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan lainnya, Duduk, dengan bantuan kedua tangannya ke depan, Makan biskuit sendiri
- 9-10 bulan : Menunjuk dengan jari telunjuk, Memegang benda dengan ibu jari dan telunjuk, Merangkak, Bersuara da…da…
- 13 bulan : berjalan tanpa bantuan mengucapkan kata-kata tunggal
Dengan mengetahui berbagai “milestone”, maka dapat diketahui apakah seorang anak perkembangannya
terlambat ataukah masih dalam batas-batas normal. Kalau ada kecurigaan dapat
dilakukan tes skrining (deteksi dini) dan intervensi dini agar tumbuh kembang anak
dapat lebih optimal, antara lain dengan DDST (Denver Development Screening
Test) yaitu meliputi:
Motorik kasar
- Berdiri pada satu kaki selama 1 detik
- Lompat di tempat
- Naik sepeda roda 3 (tiga)
- Lompatan lebar
- Berdiri pada satu kaki selama 5 detik
Motorik halus
- Mencoret sendiri
- Menata dari 4 kubus
- Menata dari 8 kubus
- Meniru garis vertikal dalam batas 300
- Mengeluarkan manik-manik dari botol sendiri
- Mengeluarkan manik-manik dari botol dengan contoh
- Mengikuti membuat +
- Mengikuti membuat O
- Meniru jembatan
- Membedakan garis panjang (3 dari 3 atau 5 dari 6).
Personal sosial
- Memakai baju
- Mencuci dan menyeka tangan dengan lap
- Mudah dipisahkan dari ibu
- Bermain dengan anak lain
- Mengancing baju
- Memakai baju dengan pengawasan
- Memakai baju tanpa bantuan
Berdasarkan buku Pedoman Deteksi Tumbuh Kembang yang disusun oleh
Departemen Kesehatan RI,
tes perkembangan yang dapat
dilakukan adalah Kuesioner
Pra Skrining Perkembangan (KPSP), Kuesioner Perilaku
Anak Prasekolah (KPAP),
Tes Daya Lihat dan tes kesehatan
mata (TDL), serta Tes Daya Dengar anak (TDD) (Depkes RI, 1996).
Tags
Perkembangan Anak