Ada beberapa dampak bulimia nersova. Siklus binge-purge
(makan berlebihan kemudian dimuntahkan) merupakan fenomena yang paling
membahayakan bagi penderita bulimia nervosa. Mengosongkan perut dengan
memuntahkan isinya turut membawa asam lambung kedalam mulut. Jika perilaku
memuntahkan makanan seringkali dilakukan, maka bisamenyebabkan terjadinya
pengeroposan gigi dan keru sakan pada seluran pencernaan.Gejala-gejala kerusakan
pada saluran pencernaan bisa berupa heartburn, luka pada mulut dan bibir,
pembengkakan kelenjar saliva dan rahang, iritasi pada tenggorokan,inflamasi
pada esofagus dan perubahan pada kapasitas lambung (Grosvenor danSmolin, 2002).
Herzog dan Bradburn dalam Cooper dan Stein (1992) menyebutkankomplikasi medis
pada bulimia nervosa merupakan akibat dari perilaku muntah yangkronis maupun
penyalahgunaan laksatif. Perilaku muntah menganggu keseimbangan cairan dan
elektrolit dan dapat memicu terjadinya hipokalemia dan alkalosis hipokloremia.
Perilaku muntah kronis juga memicu timbulnya luka pada tenggorokan, rasa sakit
pada abdominal, esofagitis dan muntah darah.
Treasure dan Murphy dalam Gibeny, et al
(2005) menyebutkan bahwa penggunaan laksatif dan perilaku muntah pada penderita
bulimia nervosa dapat berpengaruh pada penurunan fungsi ginjal akibat terjadinya
hipokalemia dan deplesi volume. Penurunan fungsi ginjal ini dapat timbul akibat
adanya penurunan glomerular filtration rate (GFR). Sumber lain menyebutkan
bahwa bulimia bisa menyebabkan efek merugikan bagi kesehatan. Beberapa
diantaranya, yaitu terjadinya malnutrisi, defisiensi vitamin dan mineral,
dehidrasi, anemia dan ketidakseimbangan elektrolit yang bisa berujung pada
berhentinya jantung atau kerusakan otak akibat stroke (NN C, 2008). Dampak negatif
pada kesehatan yang lain yang bisa timbul pada penderita bulimia adalah
kerusakan enamel gigi, penurunan kadar Kalium darah secara signifikan yang bisa
berujung pada kematian jantung, pembengkakan kelenjar saliva, ulserasi perut
dan perdarahan esofagus, konstipasi dan keracunan akibat penggunaan obat
perangsang muntah (Wardlaw dan Kessel, 2002).
Ung (2005) menyebutkan bahwa penderita bulimia
dapat mengalami aritmia jantung, asidosis metabolik (akibat penyalahgunaan obat
pencahar), alkalosis metabolik (akibat perilaku muntah), esofagitis,
hipokalsemia, hipomagnesia, hipofosfatemia dan hipertrofi kelenjar parotid.
Woodside dalam Brown (2005) menyebutkan bahwa angka kematian penderita bulimia
nervosa akibat komplikasi yang dialaminya sekitar 5% dengan kegagalan jantung
merupakan penyebab utama kematian.