Tanaman murbei merupakan perdu atau semak,
tetapi ada pula yang merupakan pohon tinggi bila dibiarkan. Umumnya bercabang
banyak, percabangan tegak atau mendatar. Cabang dan ranting umumnya berbentuk
bulat, warna hijau abu-abu, putih agak coklat ataupun ungu. Bentuk daun oval,
ovulus atau sub orbiculair. Tepi daun bergerigi, bergigi, beringgit, bercangap
berlekuk atau tidak. Ujung daun meruncing. Permukaan atas licin sedikit atau
tidak berbulu, berwarna hijau tua atau suram, sedang permukaan bawah hijau suram,
dan kasar. Tangkai daun umumnya bulat berwarna hijau putih atau ungu. Mempunyai
daun penumpu, lekas gugur dengan meninggalkan bekas. Tumbuhan berumah satu atau
dua dan buah majemuk.
Menurut Katsumata (1972, dalam Samsijah 1974) dikenal beberapa jenis tanaman
murbei, yaitu:
- Morus nigra Linn.
- M. alba Linn.
- M. alba L.var. tartarica
- M. alba L.var. macrophylla
- M. multicaulis.
- M. cathayana.
- M. australis.
Disamping itu juga dijumpai jenis M.bombyciskoidz, Morussp. (sering disebut jenis x), Morus sp.
(berasal dari tengger) dan M. macroura.Berdasarkan kebutuhan ulat sutera perlu
diketahui bahwa untuk memelihara ulat kecil (stadia 1 –3) dibutuhkan daun murbei yang masih muda tetapi yang tidak terlalu lembek, jadi daun
daun pucuk apalagi di musim hujan sebaiknya tidak dipakai. Untuk memelihara
ulat besar (stadia 4 –mengokon)
dibutuhkan daun murbei yang cukup tua asal tidak terlalu keras atau kering. Hamamura
(2001) menyatakan bahwa pada daun murbei terdapat attracting factor, biting
factor, dan swallowing factor yang mempengaruhi perilaku makan ulat sutera.
Tags
Pertanian