Keluarga Batih (Nuclear
Family)
Keluarga batih ialah kelompok orang yang terdiri
dari ayah, ibu, dan anak-anaknya yang belum memisahkan diri dan membentuk
keluarga tersendiri. Keluarga ini bisa juga disebut sebagai keluarga conjugal
(conjugal family), yaitu keluarga yang terdiri dari pasangan suami istri
bersama anak-anaknya.
Menurut Hutter, keluarga inti (nuclear
family) dibedakan dengan keluarga konjugal (conjugal family). Keluarga conjugal
terlihat lebih otonom, dalam arti tidak memiliki keterikatan secara ketat
dengan keluarga luas, sedangkan keluarga inti tidak memiliki otonomi karena
memiliki ikatan garis keturunan, baik patrilineal maupun matrilinieal (Suhendi
dkk, 2001 : 54).Hubungan intim antara suami dan istri lebih mendalam, namun
biasanya dikaitkan dengan suatu hubungan pertukaran yang menyenangkan. Apabila
suami mampu memberikan suasana kepuasan batin dan materi, hubungan suami dan
istri menyebabkan mekanisme pertukaran sosial tidak berjalan, terbuka peluang
bentuk berpisah.
Keluarga Luas (Extended
Family)
Keluarga luas, yaitu keluarga yang terdiri
dari semua orang yang berketurunan dari kakek dan nenek yang sama termasuk
keturunan masing-masing isteri dan suami. Dengan kata lain, keluarga luas
adalah keluarga batih ditambah kerabat lain yang memiliki hubungan erat dan
senantiasa dipertahankan. Sebutan keluarga yang diperluas (Extended Family)
digunakan bagi suatu sistem yang masyarakatnya menginginkan beberapa generasi
yang hidup dalam satu atap rumah tangga. Sistem semacam ini ada pada
orang-orang China yaitu bila seorang laki-laki telah menikah, ia tinggal bersama
dengan keluarga yang telah menikah dan bersama anak-anaknya yang lain yang
belum menikah, juga bersama cicitnya dari garis keturunan laki-laki.
Istilah keluarga luas seringkali digunakan
untuk mengacu pada keluarga batih berikut keluarga lain yang memiliki hubungan
baik dengannya dan tetap memelihara dan mempertahankan hubungan tersebut.
Keluarga luas tentu saja memiliki keuntungan tersendiri. Pertama, keluarga luas
banyak ditemukan di desa-desa dan bukan pada daerah industri.
Keluarga luas sangat cocok dengan kehidupan
desa, yang dapat memberikan pelayanan sosial bagi anggota-anggotanya. Kedua,
keluarga luas mampu mengumpulkan modal ekonomi secara besar. Proses pengambilan
keputusan dalam keluarga luas terlihat sangat berbelit-belit. Penyelesaian
masalah waris yang dikehendaki jatuh pada anak yang paling tua sering
mengakibatkan benturan dan gesekan pada istri-istri muda lainnya. Peraturan
mengenai hal itu tidak secara terperinci memuaskan mereka. Inilah posisi
kehidupan keluarga yang memperlihatkan segi-segi kooperatif pada satu sisi dan
pertentangan pada sisi lainnya.
Keluarga Pangkal (Stem
Family)
Keluarga pangkal, yaitu sejenis keluarga yang
menggunkan sistem pewarisan kekayaan pada satu anak yang paling tua. Keluarga
pangkal ini banyak terdapat di Eropa zaman feodal. Para petani imigran AS dan
di zaman Tokugawa Jepang. Pada masa tersebut seorang anak yang paling tua
bertanggung jawab terhadap adik-adiknya yang perempuan sampai menikah, begitu
pula terhadap saudara laki-lakinya yang lain. Dengan demikian, pada jenis
keluarga ini pemusatan kekayaan hanya pada satu orang.
Keluarga Gabungan (Joint
Family)
Keluarga gabungan, yaitu keluarga yang
terdiri atas orang-orang yang berhak atas hasil milik keluarga, antara lain
saudara laki-laki setiap generasi. Di sini, tekanannya hanya pada saudara
laki-laki karena menurut adat Hindu, anak laki-laki sejak kelahirannya
mempunyai hak atas kekayaan keluarga. Walaupun antara saudara laki-laki itu
tinggal terpisah, mereka manganggap dirinya sebagai suatu keluarga gabungan dan
tetap menghormati kewajiban mereka bersama, termasuk membuat anggaran perawatan
harta keluarga dan menetapkan anggaran belanja. Lelaki tertua yang menjadi
kepala keluarga tidak bisa menjual harta milik bersama itu.
Keluarga Prokreasi dan Keluarga
Orientasi
Keluarga prokreasi adalah sebuah keluarga
yang individunya merupakan orang tua. Adapun orientasi adalah keluarga yang
individunya merupakan slah seorang keturunan. Ikatan perkawinan merupakan dasar
bagi terbentuknya suatu keluarga baru (keluarga prokreasi) sebagai unit
terkecil dalam masyarakat. Namun demikian, perkawinan ini tidak dengan
sendirinya menjadi sarana bagi penerimaan anggota dalam keluarga asal
(orientasi). Hubungan suami dan istri dengan keluarga orientasinya sangat erat
dan kuat.
Tags
Psikologi Keluarga