Selinker, Swain, dan Dumas (1975) menyebutkan empat karakteristik bahasa
antara. Keempatnya yaitu:
- Stabilitas kesalahan dari waktu ke waktu
- Saling memahami antarpenutur bahasa antara
- Pemunculan secara teratur kesalahan terfosilisasi (tetapi ingin dihilangkan)
- Kesistematisan bahasa antara. (Huda, dalam Sutama,1990:26)
Selinker (1972) mengatakan bahwa pembelajar, berapa pun
usianya, cenderung tetap memakai butir-butir, kaidah-kaidah, atau
subsistem-subsistem khusus tanpa memperhatikan keterangan-keterangan atau
instruksi tentang bahasa kedua yang diterimanya. Proses psikologis ini disebut
fosilisasi (Huda, dalam Sutama,1990).
Fosilisasi butir-butir, kaidah-kaidah, atau
subsistem-subsistem linguistik berkaitan dengan lima proses belajar bahasa
kedua. Jika fosilisasi yang terjadi bersumber pada bahasa ibu pembelajar, maka
ia adalah transfer bahasa. Prosedur latihan dapat pula menimpulkan fosilisasi
yang diseebut transfer latihan. Kalau fosilisasi terjadi karena pendekatan yang
dapat diidentifikasi oleh pembelajar terhadap materi yang dipelajari, ia
disebut strategi belajar bahasa kedua. Ada juga fosilisasi yang diakibatkan
oleh pendekatan yang dapatiidentifikasi oleh pembelajar terhadap komunikasi
dengan penutur asli yang disebut strategi komunikasi belajar bahasa kedua. Yang
terakhir adalah fosilisasi karena overgeneralisasi kaidah-kaidah dan ciri-ciri
semantik bahasa kedua ang disebut overgeneralisasi materi linguistik bahasa
kedua (Selinker dalam Sutama,1990).
Bagaimana hubungan bahasa antara dengan pembelajaran bahasa ??
BalasHapus