Walaupun tonsil terletak di orofaring karena
perkembangan yang berlebih tonsil dapat meluas ke arah nasofaring sehingga
dapat menimbulkan insufisiensi velofaring atau obstruksi hidung walau jarang
ditemukan. Arah perkembangan tonsil tersering adalah ke arah hipofaring,
sehingga sering menyebabkan terjaganya anak saat tidur karena gangguan pada
jalan nafas.
Secara
mikroskopik, tonsil mengandung 3 unsur utama:
- Jaringan ikat/trabekula sebagai rangka penunjang pembuluh darah saraf.
- Folikel germinativum dan sebagai pusat pembentukan sel limfoid muda.
- Jaringan interfolikuler yang terdiri dari jaringan limfoid dalam berbagai stadium
Secara
struktur anatomi, Tonsil terdiri atas:
- Tonsil fariengalis, agak menonjol keluar dari atas faring dan terletak di belakang koana
- Tonsil palatina, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
- Tonsil linguais, epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak
menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui
mulut, hidung, dan kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami
peradangan. Peradangan pada tonsil disebut dengan tonsilitis, penyakit ini
merupakan salah satu gangguan Telinga Hidung & Tenggorokan (THT).
Kuman yang dimakan oleh imunitas seluler tonsil
dan adenoid terkadang tidak mati dan tetap bersarang disana serta menyebabkan
infeksi amandel yang kronis dan berulang (Tonsilitisbkronis). Infeksi yang
berulang ini akan menyebabkan tonsil dan adenoid bekerja terus dengan
memproduksi sel-sel imun yang banyak sehingga ukuran tonsil dan adenoid akan
membesar dengan cepat melebihi ukuran yang normal.
Tonsil (amandel) dan adenoid merupakan
jaringan limfoid yang terdapat pada daerah faring atau tenggorokan. Keduanya
sudah ada sejak anak dilahirkan dan mulai berfungsi sebagai bagian dari sistem
imunitas tubuh setelah imunitas “warisan” dari ibu mulai menghilang dari tubuh
anak. Pada saat itu (usia lebih kurang 1 tahun) tonsil dan adenoid merupakan
organ imunitas utama pada anak, karena jaringan limfoid lain yang ada di
seluruh tubuh belum bekerja secara optimal.
Sistem imunitas ada 2 macam yaitu imunitas
seluler dan humoral. Imunitas seluler bekerja dengan membuat sel (limfoid T)
yang dapat “memakan“ kuman dan virus serta membunuhnya. Sedangakan imunitas humoral
bekerja karena adanya sel (limfoid B) yang dapat menghasilkan zat immunoglobulin
yang dapat membunuh kuman dan virus.
Kuman yang “dimakan” oleh imunitas seluler
tonsil dan adenoid terkadang tidak mati dan tetap bersarang disana serta
menyebabklan infeksi amandel yang kronis dan berulang (Tonsilitis kronis).
Infeksi yang berulang ini akan menyebabkan tonsil dan adenoid “bekerja terus“
dengan memproduksi sel-sel imun yang banyak sehingga ukuran tonsil dan adenoid akan
membesar dengan cepat melebihi ukuran yang normal. Tonsil dan adenoid yang
demikian sering dikenal sebagai amandel yang dapat menjadi sumber infeksi
(fokal infeksi) sehingga anak menjadi sering sakit demam dan batuk pilek.Selain
itu folikel infeksi pada amandel dapat menyebabkan penyakit pada ginjal
(Glomerulonefritis), katup jantung (Endokarditis), sendi (Rhematoid Artritis)
dan kulit (Dermatitis). Penyakit sinusitis dan otitis media pada anak
seringkali juga disebabkan adanya infeksi kronis pada amandel dan adenoid.