Berbicara
mengenai psikosis, Zakiah Daradjat (1993), menyatakan “Seorang yang diserang
penyakit jiwa (psychosis), kepribadiannya terganggu, dan selanjutnya
menyebabkan kurang mampu menyesuaikan diri dengan wajar, dan tidak sanggup
memahami problemnya. Seringkali orang sakit jiwa tidak merasa bahwa dirinya
sakit, sebaliknya ia menganggap dirinya normal saja, bahkan lebih baik, lebih
unggul, dan lebih penting dari orang lain”.
Definisi
berikutnya tentang psikosis (Medline Plus, 200) rumusannya “Psychosis is a loss of contact with
reality, usual ly including false ideas about what is taking place or who one
is (delusions) and seeing or hearing things that aren't there (hallucinations)”.
Psikosis, menurut Medline Plus adalah kelainan jiwa yang ditandai dengan
hilangnya kontak dengan realitas, biasanya mencakup ide-ide yang salah tentang
apa yang sebenarnya terjadi, delusi, atau melihat atau mendengar sesuatu yang
sebenarnya tidak ada (halusinasi).
Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat
diperoleh gambaran tentang psikosis yang intinya sebagai berikut:
- Psikosis merupakan gangguan jiwa yang berat, atau tepatnya penyakit jiwa, yang terjadi pada semua aspek kepribadian.
- Bahwa penderita psikosis tidak dapat lagi berhubungan dengan realitas, penderita hidup dalam dunianya sendiri.
- Psikosis tidak dirasakan keberadaannya oleh penderita. Penderita tidak menyadari bahwa dirinya sakit.
- Usaha menyembuhkan psikosis tak bias dilakukan sendiri oleh penderita tetapi hanya bisa dilakukan oleh pihak lain.
- Dalam bahasa sehari-hari, psikosis disebut dengan istilah gila.