Konsep diri adalah evaluasi individu mengenai diri
sendiri oleh individu yang bersangkutan. Aspek utama dalam konsep diri adalah
citra raga yaitu suatu kesadaran individu dan penerimaan terhadap physical
self. Citra raga dikembangkan selama hidup melalui pola interaksi dengan orang
lain. Perkembangan citra raga tergantung pada hubungan sosial dan merupakan
proses yang panjang dan sering kali tidak menyenangkan, karena citra raga yang
selalu diproyeksikan tidak selalu positif. Citra raga pada umumnya berhubungan
dengan remaja wanita dan pria, remaja wanita cenderung untuk memperhatikan
penampilan fisik (Mappire, 1982).
Menurut Suryanie (2005), perubahan-perubahan fisik
yang dialami oleh remaja putra menghasilkan suatu persepsi yang berubah-ubah
dalam citra raga dan secara khas menunjukan kearah penolakan terhadap physical
self. Hal-hal yang menyebabkan remaja putra tidak menerima physical selfnya
misalnya : tinggi badan, kemasakkan fisik, jerawat. Remaja putra sangat peka
terhadap penampilan dirinya dan merenung perihal bagaimana wajahnya, apakah
orang lain menyukai wajahnya serta selalu menggambarkan dan mengembangkan
seperti apa tubuhnya dan apa yang diinginkan dari tubuhnya. Apabila
remaja putra dapat mengalami dan menerima segala pengalaman yang selaras dengan
struktur self, individu akan lebih mudah memahami orang lain, menerima orang
lain sebagai individu dan memiliki adjustment yang sehat. Sebaliknya, bila
pengalaman kehidupan yang dialami ditolak karena tidak sesuai dengan struktur
selfnya akan diamati sebagai ancaman. Selanjutnya struktur selfnya akan
mempertahankan diri yang menyimpang, mempertahankan gambaran diri yang palsu,
dan mengakibatkan pribadi menjadi maladjustment (Kurniati, 2004).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat
disimpulkan bahwa pengertian gambaran diri adalah pemikiran atau konsep tentang
fisik berupa penilaian diri yang subyektif, evaluasi terhadap diri berdasarkan
bagaimana penilaian orang lain terhadap dirinya, dimana berfungsi sebagai
bentuk kontrol sosial. Selain itu termasuk didalamnya kesadaran individu dan
bagaimana penerimaan terhadap physical self, yang kemudian akan mendatangkan
perasaan senang atau tidak senang terhadap tubuhnya, sehingga mempengaruhi
proses berfikir, perasaan, keinginan nilai maupun prilakunya. Gambaran diri
selalu berubah- ubah karena selalu dikembangkan selama hidup melalui pola interaksi dengan orang
lain.