Caltcl (dalam Hail & Lind/ey, 1993) mengungkapkan
bahwa ia melihat kepribadian sebagai suatu struktur sifat-sifat (trails) yang
kompleks dan terdiferensiasi, yang motivasinya sebagaian besar tergantung pada
salah satu gugus dari sifat-sifat yang ada. Kepribadian adalah sesuatu yang
memungkinkan prediksi tentang apa yang akan dikerjakan seseorang dalam situasi
tertentu. Id bahwa setiap sifat bisa merupakan hasil pengaruh kerja
faktor-faktor lingkungan termasuk rasa percaya diri.
Keretakan antara diri dan organisme tidak hanya
menimbulkan sikap defensif dan distorsi, tetapi juga mempengaruhi hubungan
seseorang dengari orang lain. Orang defensif cenderung merasa bermusuhan
terhadap orang lain, karena menurut pandangan mereka tingkah laku orang lain
mencerminkan perasaan-perasaan mereka yang disangkal Organisme sebagai suatu
sistem yang hidup, tumbuh, dan bersifat holistik merupakan gambaran nyata dari
pemikiran psikologi dasar, dan setiap penyimpangan dari realitas ini akan mengancam
integritas pribadi yang bersangkutan.
Gambaran diri pada organisme, lebih menitikberatkan
bagaimana seorang individu melihat dirinya dan mempunyai pendapal tentang
dirinya sendiri Gambaran-gambaran ini berkembang dari interaksi antara orang
tua, anak beserta iingkungannva. Lewat pujian dan hukuman, anak belajar bahwa
orang tua dan lingkungannya, mengharapkan supaya ia mampu menampilkan tingkah
laku tertentu dan menjauhi lingkah laku yang tidak diharapkan.
Ketika diri berkembang, maka diri itu meluas dan
menjangkau banvak orang dan benda. Mula-mula diri berpusat hanya pada individu,
kemudian ketika lingkaran pengalaman berkcmbang maka diri bertambah luas
meliputi nilai-nilai dan cita-cita yang abstrak. Dengan kata lain ketika orang
menjadi matang, orang itu akan mengembangkan perhatian-perhatian yang ada
diluar dirinya.
Individu yang memiliki suatu tingkat pemahaman diri
yang tinggi aiau wawasan diri tidak mungkin memproyeksikan kualilas pribadinya
yang negatif kepada orang lain, orang itu akan menjadi hakim yang seksama
terhadap orang lain. Hal ini biasanva diterima dengan baik oleh lingkungan yang
ada di sekitarnya. Orang yang mempunyai pemahaman diri yang baik akan lebih
cerdas dari pada orang yang memiliki pemahaman diri yang rendah. Salah satu syarat
untuk merealisasikan diri dalam menumbuhkan rasa percaya diri ialah jika
individu memiliki pemahaman serta pengetahuan objektif tentang dirinya sendiri.
Rakhmat (1985) menegaskan bahwa orang yang kurang
percaya diri takut untuk melakukan komunikasi. Orang yang kurang percaya diri
cenderung menutup diri karena takut disalahkan dan diejek orang lain. Selain
itu orang yang takut berkomunikasi cenderung dianggap tidak menarik oleh orang
lain, kurang mampu atau merasa kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang
dibebankan, dan sehingga jarang menduduki jabatan pemimpin, serta cenderung
gagaI secara akademis.
Brennecke dan Amich (dalam Dewi, 2000) berpendapat
bahwa orang yang mempunyai rasa percaya diri berani mencoba hal-hal baru.
Hal-hal baru yang dilakukan dimaksud untuk lebih meningkatkan diri dan
lingkungannya dibandingkan dengan kondisi sebelumnva.
Dari berbagai macam pcndapal ahIi yang dikemukakan
di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepercayaan diri merupakan gambaran
diri seseorang dimana orang tersebut dapat menghargai dirinya serta mampu
memahami dirinya dengan lingkungan yang ada disekitarnya (berani mencoba
hal-hal baru di dalam situasi yang baru).