Nilai-nilai pendidikan Islam sangat lengkap. Kehidupan manusia
tidak terlepas dari nilai dan nilai itu selanjutnya diinstitusikan.
Institusional nilai yang terbaik adalah melalui upaya pendidikan. Pandangan
Freeman But dalam bukunya Cultural History Of Western Education yang
dikutip Muhaimin dan Abdul Mujib menyatakan bahwa hakikat pendidikan adalah
proses transformasi dan internalisasi nilai. Proses pembiasaan terhadap nilai,
proses rekonstruksi nilai serta proses penyesuaian terhadap nilai.
Lebih dari itu fungsi pendidikan Islam adalah pewarisan dan pengembangan
nilai-nilai dienul Islam serta memenuhi aspirasi masyarakat dan kebutuhan
tenaga disemua tingkat dan bidang pembangunan bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat.
Nilai pendidikan Islam perlu ditanamkan pada anak sejak kecil agar mengetahui
nilai-nilai agama dalam kehidupannya.
Dalam
pendidikan Islam terdapat bermacam-macam nilai Islam yang mendukung dalam
pelaksanaan pendidikan bahkan menjadi suatui rangkaian atau sistem didalamnya.
Nilai tersebut menjadi dasar pengembangan jiwa anak sehingga bisa memberi out
put bagi pendidikan yang sesuai dengan harapan masyarakat luas. Dengan
banyaknya nilai-nilai Islam yang terdapat dalam pendidikan Islam, maka penulis
mencoba membatasi bahasan dari penulisan skripsi ini dan membatasi nilai-nilai pendidikan Islam
dengan nilai keimanan, nilai kesehatan, nilai ibadah dan nilai pendidikan seks.
Bagi para
pendidik, dalam hal ini adalah orang tua sangat perlu membekali anak didiknya
dengan materi-materi atau pokok-pokok dasar pendidikan sebagai pondasi hidup
yang sesuai dengan arah perkembangan jiwanya. Pokok-pokok pendidikan yang harus
ditanamkan pada anak didik yaitu, keimanan, kesehatan, ibadah, seks.
Nilai Pendidikan keimanan (aqidah
Islamiyah)
Iman
adalah kepercayaan yang terhujam kedalam hati dengan penuh keyakinan, tak ada
perasaan syak (ragu-ragu) serta mempengaruhi orientasi kehidupan, sikap dan
aktivitas keseharian. Al Ghazali mengatakan iman adalah megucapkan dengan
lidah, mengakui benarnya dengan hati dan mengamalkan dengan anggota badan.
Pendidikan
keimanan termasuk aspek pendidikan yang patut mendapat perhatian yang pertama
dan utama dari orang tua. Memberikan pendidikan ini pada anak merupakan sebuah
keharusan yang tidak boleh ditinggalkan. Pasalnya iman merupakan pilar yang
mendasari keislaman seseorang.
Pembentukan iman harus diberikan pada
anak sejak kecil, sejalan dengan pertumbuhan kepribadiannya. Nilai-nilai
keimanan harus mulai diperkenalkan pada anak dengan cara:
- Memperkenalkan nama Allah SWT dan Rasul-Nya
- Memberikan gambaran tentang siapa pencipta alam raya ini melalui kisah-kisah teladan
- Memperkenalkan ke-Maha-Agungan Allah SWT.
Rasulullah
SAW. adalah orang yang menjadi suri tauladan (Uswatun Hasanah) bagi umatnya,
baik sebagai pemimpin maupun orang tua. Beliau mengajarkan pada umatnya
bagaimana menanamkan nilai-nilai keimanan pada anak-anaknya. Ada lima pola
dasar pembinaan iman (Aqidah) yang harus diberikan pada anak, yaitu membacakan
kalimat tauhid pada anak, menanamkan kecintaan kepada Allah SWT dan Rasul- Nya,
mengajarkan Al-Qur'an dan menanamkan nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan.
Orang tua
memiliki tanggung jawab mengajarkan Al-Qur'an pada anak-anaknya sejak kecil.
Pengajaran Al-Qur'an mempunyai pengaruh yang besar dalam menanamkan iman
(aqidah) yang kuat bagi anak. Pada saat pelajaran Al-Qur'an berlangsung secara
bertahap mereka mulai dikenalkan pada satu keyakinan bahwa Allah adalah Tuhan mereka
dan Al-Qur'an adalah firman-firman-Nya yang diturunkan pada Nabi Muhammad
SAW.
Berkata
Al Hafidz As-Suyuthi, “pengajaran Al-Qur'an pada anak merupakan dasar
pendidikan Islam terutama yang harus diajarkan. Ketika anak masih berjalan pada
fitrahnya selaku manusia suci tanpa dosa, merupakan lahan yang paling terbuka
untuk mendapatkan cahaya hikmah yang terpendam dalam Al-Qur'an, sebelum hawa
nafsu yang ada dalam diri anak mulai mempengaruhinya.
Iman
(aqidah) yang kuat dan tertanam dalam jiwa seseorang merupakan hal yang penting
dalam perkembangan pendidikan anak. Salah satu yang bisa menguatkan aqidah
adalah anak memiliki nilai pengorbanan dalam dirinya demi membela aqidah yang
diyakini kebenarannya. Semakin kuat nilai pengorbanannnya akan semakin kokoh aqidah
yang ia miliki.
Nilai
pendidikan keimanan pada anak merupakan landasan pokok bagi kehidupan yang
sesuai fitrahnya, karena manusia mempunyai sifat dan kecenderungan untuk
mengalami dan mempercayai adanya Tuhan. Oleh karena itu penanaman keimanan pada
anak harus diperhatikan dan tidak boleh dilupakan bagi orang tua sebagai
pendidik. Sebagaiman firman Allah SWT dalam surat Ar Rum: “Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah
Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
atas fitrah Allah. (fitrah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui” (QS. Ar-Rum : 30).
Dengan
fitrah manusia yang telah ditetapkan oleh Allah SWT sebagaimana dalam ayat
diatas maka orang tua mempunyai kewajiban untuk memelihara fitrah dan mengembangkannya. Hal ini telah
ditegaskan dalam sabda Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
Dari Abu Hurairah r.a. berkata:
bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “Tidaklah seseorang yang dilahirkan
kecuali dalam keadaan fitrah (suci dari kesalahan dan dosa), maka orang
tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, dan Majusi. (HR. Muslim).
Melihat
ayat dan hadis diatas dapat diambil
suatu pengertian bahwa anak dilahirkan dalam keadaan fitrah dan perkembangan
selanjutnya tergantung pada orang tua dan pendidiknya, maka orang tua wajib
mengarahkan anaknya agar sesuai dengan fitrahnya.
Nilai
pendidikan keimanan termasuk aspek-aspek pendidikan yang patut mendapatkan
perhatian pertama dan utama dari orang tua. Memberikan pendidikan ini kepada
anak merupakan sebuah keharusan yang tidak boleh ditinggalkan oleh orang tua
dengan penuh kesungguhan. Pasalnya iman merupakan pilar yang mendasari
keIslaman seseorang.
Pembentukkan
iman seharusnya diberikan kepada anak sejak dalam kandungan, sejalan dengan
pertumbuhan kepribadiannya. Berbagai hasil pengamatan pakar kejiwaan menunjukkan
bahwa janin di dalam kandungan telah mendapat pengaruh dari keadaan sikap dan
emosi ibu yang mengandungya.
Nilai-nilai
keimanan yang diberikan sejak anak masih kecil, dapat mengenalkannya pada
Tuhannya, bagaimana ia bersikap pada Tuhannya dan apa yang mesti diperbuat di
dunia ini. Sebagaimana dikisahkan dalam al Qur’an tentang Luqmanul Hakim adalah
orang yang diangkat Allah sebagai contoh orang tua dalam mendidik anak, ia
telah dibekali Allah dengan keimanan dan sifat-sifat terpuji. Orang tua sekarang
perlu mencontoh Luqman dalam mendidik anaknya, karena ia sebagai contoh baik
bagi anak-anaknya. perbuatan yang baik akan ditiru oleh anak- anaknya begitu
juga sebaliknya.
Oleh
karena itu, pendidikan keimanan, harus dijadikan sebagai salah satu pokok dari
pendidikan kesalehan anak. Dengannya dapat diharapkan bahwa kelak ia akan
tumbuh dewasa menjadi insan yang beriman kepada Allah SWT., melaksanakan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dengan keimanan yang sejati bisa
membentengi dirinya dari berbuat dan berkebiasaan buruk.
Nilai Pendidikan Kesehatan
Kesehatan
adalah masalah penting dalam kehidupan manusia, terkadang kesehatan dipandang
sebagai sesuatu yang biasa dalam dirinya. Orang baru sadar akan pentingnya
kesehatan bila suatu saat dirinya atau keluarganya jatuh sakit. Dengan kata
lain arti kesehatan bukan hanya terbatas pada pokok persoalan sakit kemudian
dicari obatnya.
Kesehatan
dibutuhkan setiap orang, apalagi orang-orang Islam. dengan kesehatan aktifitas
keagamaan dan dunia dapat dikerjakan dengan baik. Orang bekerja butuh tubuh
yang sehat, begitu juga dalam melaksanakan ibadah pada Allah SWT. semua
aktifitas didunia memerlukan kesehatan jasmani maupun rohani.
Mengingat
pentingnya kesehatan bagi umat Islam apalagi dalam era modern seperti sekarang
ini banyak sekali penyakit baru yang bermunculan. Maka perlu kiranya bagi orang
tua muslim untuk lebih memperhatikan anak-anaknya dengan memasukkan pendidikan
kesehatan sebagai unsur pokok.
Usaha
penanaman kebiasaan hidup sehat bisa dilakukan dengan cara mengajak anak gemar
berolah raga, memberikan keteladanan dalam menjaga kebersihan diri dan
lingkungan serta memberikan pengetahuan secukupnya tentang pentingnya
kebersihan.
Ajaran
Islam sangat memperhatikan tentang kebersihan dan kerapian umat. Setiap anak
harus diajarkan hidup yang bersih, karena Allah SWT menyukai orang-orang yang
bersih. Firman Allah dalam Al Qur’an Surat Al Baqarah: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang bersih” (QS. Al Baqarah: 222).
Dengan
demikian Islam menganjurkan agar orang tua menjaga kesehatan anak dimulai sejak
dini atau anak masih bayi, karena membiasakan hidup bersih dan sehat dapat
dibiasakan sejak kecil. Maka mulailah membangun hidup sehat dan bersih sejak
anak dilahirkan dan terus dididik hingga menjadi kebiasaan dalam hidupnya.
Nilai Pendidikan Ibadah
Ibadah
semacam kepatuhan dan sampai batas penghabisan, yang bergerak dari perasaan
hati untuk mengagungkan kepada yang disembah. Kepatuhan yang dimaksud adalah
seorang hamba yang mengabdikan diri pada Allah SWT.
Ibadah merupakan bukti nyata bagi seorang
muslim dalam meyakini dan mempedomani aqidah Islamiyah. Sejak dini anak-anak
harus diperkenalkan dengan nilai-nilai ibadah dengan cara :
- Mengajak anak ke tempat ibadah
- Memperlihatkan bentuk-bentuk ibadah
- Memperkenalkan arti ibadah.
Pendidikan
anak dalam beribadah dianggap sebagai penyempurna dari pendidikan aqidah. Karena nilai ibadah yang didapat dari anak
akan menambah keyakinan kebenaran
ajarannya. Semakin nilai ibadah yang ia miliki maka akan semakin tinggi nilai
keimanannya.
Ibadah
merupakan penyerahan diri seorang hamba pada Allah SWT. ibadah yang dilakukan
secara benar sesuai dengan syar'i’at Islam merupakan implementasi secara
langsung dari sebuah penghambaan diri pada Allah SWT. Manusia merasa bahwa ia
diciptakan di dunia ini hanya untuk menghamba kepada-Nya.
Pembinaan
ketaatan ibadah pada anak juga dimulai dalam keluarga kegiatan ibadah yang
dapat menarik bagi anak yang masih kecil adalah yang mengandung gerak.
Anak-anak suka melakukan sholat, meniru orang tuanya kendatipun ia tidak
mengerti apa yang dilakukannya itu.
Nilai
pendidikan ibadah bagi anak akan membiasakannya melaksanakan kewajiban.
Pendidikan yang diberikan luqman pada nak- anaknya merupakan contoh baik bagi
orang tua. Luqman menyuruh anak- anaknya shalat ketika mereka masih kecil dalam
Al Qur’an Allah SWT berfirman: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah
(manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan mungkar
dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu” (QS. Luqman : 17).
Dari ayat
tersebut, Luqman menanamkan nilai-nilai pendidikan ibadah kepada anak-anaknya
sejak dini. Dia bermaksud agar anak-anaknya mengenal tujuan hidup manusia,
yaitu menghambakan diri kepada Allah SWT. bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan
yang patut disembah selain Allah SWT. Apa yang dilakukan luqman kepada
anak-anaknya bisa dicontoh orang tua zaman sekarang ini.
Rasulullah
SAW. memberikan tauladan pada umatnya tentang nilai pendidikan ibadah. Beliau
mengajarkan anak yang berusia tujuh tahun harus sudah dilatih shalat dan ketika
berusia sepuluh tahun mulai disiplin shalatnya sabda Nabi SAW.
Dari
Umar bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya dia berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Suruhlah anak-anak kalian berlatih shalat sejak mereka berusia 7
tahun dan pukullah mereka jika meninggalkan shalat pada usia 10 tahun dan
pisahkanlah tempat tidur mereka (sejak usia 10 tahun)”. (HR. abu dawud).
Pedidikan
ibadah merupakan salah satu aspek pendidikan Islam yang perlu diperhatikan.
Semua ibadah dalam Islam bertujuan membawa manusia supaya selalu ingat kepada
Allah. oleh karena itu ibadah merupakan tujuan hidup manusia diciptakan-Nya
dimuka bumi. Allah berfirman dalam surat Adz Dzariyat: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan menyembahKu” ( QS. Adz Dzaariyat: 56 ).
Ibadah
yang dimaksud bukan ibadah ritual saja tetapi ibadah yangdimaksud di sini
adalah ibadah dalam arti umum dan khusus. Ibadah umum yaitu segala amalan yang
dizinkan Allah SWT. sedangan ibadah khusus yaitu segala sesuatu (apa) yang
telah ditetapkan Allah SWT. akan
perincian-perinciannya, tingkat dan cara-caranya yang tertentu.
Usia
baligh merupakan batas Taklif (pembebanan hukum Syar’i) apa yang diwajibkan
syar'i’at pada seorang muslim maka wajib dilakukannya, sedang yang diharamkan
wajib menjauhinya. Salah satu kewajiban yang dapat dilihat dalam kehidupan
sehari-hari adalah shalat lima waktu. Orang tua wajib mendidik anak-anaknya
melaksanakan shalat, apabila ia tidak melaksanakan maka orang tua wajib
memukulnya.
Oleh
karena itu, nilai pendidikan ibadah yang benar-benar Islamiyyah mesti dijadikan
salah satu pokok pendidikan anak. Orang tua dapat menanamkan nilai-nilai
pendidikan ibadah pada anak dan berharap kelak ia akan tumbuh menjadi insan
yang tekun beribadah secara benar sesuai ajaran Islam.
Nilai Pendidikan Seks
Pendidikan
seks adalah penerangan yang bertujuan untuk membimbing serta mengasuh
tiaplaki-laki adan perempuan sejak dari anak-anak sampai dewasa, perihal
kelamin umumnya dan kehidupan seks khususnya agar mereka dapat melakukan
sebagaimmana mestinya sehingga kehidupan berkelamin itu mendatangkan kebahagian
dan kesejahteraan manusia.
Manusia
diciptakan Allah SWT dalam dunia ini sesuai dengan fitrahnya. Salah satu fitrah
manusia adalah fitrah berupa dorongan seksual. Maka agar dorongan seksual dapat
berjalan sesuai yang dikehendaki oleh Allah SWT, Islam perlu memberikan
pembinaan baik perintah maupun larangan.
Pendidikan
seksual adalah upaya pengajaran, penyadaran dan penerangan masalah-masalah
seksual kepada anak, sehingga ketika anak telah tumbuh menjadi seorang pemuda
dan dapat memahami urusan- urusan kehidupan, ia mengetahui apa yang diharamkan
dan dihalalkan.
Rasulullah
SAW memberikan larangan menggunakan mata dijalan yang tidak diridlai Allah SWT.
Beliau menyuruh menutup aurat agar tidak dilihat orang lain. Aurat merupakan bagian dari tubuh yang harus dijaga
dari pandangan orang.
Anak yang
mencapai aqil baligh akan memahami persoalan- persoalan hidup, termasuk tahu
bagaimana bergaul dengan lawan jenis. Pendidikan seks dimaksudkan agar ia
mengetahui tentang seks dan bahayanya jika menuruti hawa nafsu.
Nilai
pendidikan seks diberikan pada anak sejak ia mengenal masalah-masalah yang
berkenaan dengan seks dan perkawinan. Sehingga ketika anak tumbuh menjadi
pemuda telah mengetahui mana yang baik dan tidak.
Satu lagi
nilai pendidikan seks yang diajarkan Rasulullah SAW pada umatnya adalah
pemisahan tempat tidur diantara anak-anak. Anak yang sudah besar perlu adanya
pemisahan tempat tidur, karena bisa membahayakan bagi perkembangan jiwanya
apalagi pada masa puber ia mulai mengenal seks. Sabda Nabi SAW:
“……. Dan pisahkanlah tempat tidur mereka
(sejak usia sepuluh tahun) (H.R. Abu Dawud).
Sehingga
dapat ditekankan bahwa pendidikan seks dalam Islam sudah diajarkan sejak usia
dini sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW dalam hadis diatas.
Tags
Islam